Chap 3

67.6K 3.9K 216
                                    

Sampai di luar Jianheeng menangis sambil berjalan menuju kediamannya. "Ibunda. " suara berat tersebut membuat Jianheeng mendongakkan kepalanya.

"Ah, Chang apa yang kau lakukan di sini? Ini sudah malam, sebaiknya kau tidur. " Jianheeng mengusap air matanya kasar lalu tersenyum. Ia tidak ingin Chang melihatnya bersedih.

"Ibunda menagis? Apa ini karena ayahanda? " Chang menatap ibunnya datar.

Jianheeng tersentak. "Ah, bukan. Mata ibunda tadi kemasukan debu. "

Chang tentu saja tidak percaya, mana ada orang matanya kemasukan debu sampai sesegukan! Tapi ia tidak ingin mendebat lebih lanjut. "Apakah ibunda sudah berbicara dengan ayahanda? " ia mengalihkan pembicaraan.

"Ya. " Jianheeng menundukan kepalanya dan mulai menangis. Ia sakan kecil keluar dari bibir mungilnya.

Chang yang mendengar isakan ibunya mulai memeluk Jianheeng. "Ibunda apa yang terjadi? Kenapa ibunda menangis? Apakah ini karena ayahanda? Apakah ayahanda tidak mau membatalkan perjodohan itu? Jika iya, maka Chang akan menerimanya asalkan ibunda tidak menangis lagi. " Chang mengelus-elus kepala Jianheeng.

Tangis Jianheeng terlalu pilu sehingga membuat Chang ikut menangis. Ia tidak mengerti kenapa ibunya menangis, tapi tangis ibunya kali ini terlalu pilu sehingga membuatnya tidak kuasa untuk menahan tangis.

"Hiks...hiks...hiks...apa salah kita sehingga kaisar bersikap seperti ini kepada kita? Apa karena aku menjadi seorang permaisuri? Jika ia membenciku kenapa kau yang kena imbasnya Chang? Selama ini kita selalu bersabar tapi sampai kapan kita harus bersabar seperti ini? SAMPAI KAPAN? " Jianheeng memukul-mukul dada bidang Chang.

"Sudahlah ibunda. Ibunda jangan menangis, hati Chang sakit melihat ibunda menagis. Ini semua mungkin sudah nasib kita dan kita harus menjalaninya. " Chang manatap lurus ayahnya yang mematung.

"Tapi kenapa dewa begitu kejam kepada kita? Ibunda hanya ingin kau bahagia Chang. Ibunda hanya menginginkan itu saja. " isak Jianheeng menjadi lebih kencang.

"Chang akan bahagia jika ibunda bahagia. Chang akan menerima perjodohan ini. "

"TIDAK. " bentakan tersebut membuat Chang terperanjat. Ibunya tidak pernah membentaknya. "Maaf sudah membentak mu Chang." Chang hanya mengangguk.

"Ibunda akan berusaha agar kau tidak di jodohkan. Ibunda ingin kau menikah dengan orang yang kau Cinta. Ibunda hanya ingin kau menikah dengan orang yang mencintaimu dan begitu sebaliknya. Seperti kaisar dan selir Fengying. " mata tersebut menyimpan kepedihan yang membuat Chang hanya mengiyakan permintaan ibundanya.

"Aku akan mengantar ibunda ke kediaman bulan. Ibunda harus beristirahat ini sudah malam. " Chang menatap Kaisar dengan tatapan datar lalu berbalik.

Kaisar Zhang tadi berniat mengejar Jianheeng dan meminta maaf. Tapi ia tidak mengira akan menjadi pendengar tentang kepiluaan yang Jianheeng rasakan.

Apakah aku sekejam itu? Apa selama ini aku tidak pernah bersikap adil kepada mereka? Dan kenapa Chang menatapku seperti itu?

Kaisar Zhang berbalik dan pergi ke kediaman selirnya. Untuk membicarakan masalah perjodohan Chang.

*****

Fengying sedang berbaring di kursi dengan posisi menyamping, tangannya menopang kepalanya.

Mendengar seruan kaisar akan datang ia cepat-cepat duduk dengan angun ala bangsawan. "Selamat malam yang mulia. " ia tersenyum manis.

Kaisar Zhang duduk di sebelah Fengying. "Ada apa anda datang kemari menemui saya yang mulia? "

"Aku ingin membahas tentang perjodohan Chang. "

"Bagai mana? Apakah permainan menyetujuinya? " ia merapatkan duduknya karena sangat antusias.

"Aku akan membatalkan perjodohan ini, aku akan menundanya sampai Chang berumur sembilan belas atau dua puluh tahun. " Kaisar Zhang masih berbicara dengan tenang berbeda dengan hatinya yang berdenyut nyeri mengingat perkataan Jianheeng.

"Kenapa anda membatalkannya? Apa anda sudah mulai menyukai permainan dan akan mencampakkan saya? " suara Fengying nauk dua oktaf.

Mendapat bentakan tersebut kaisar Zhang menarik tangan Fengying dengan lembut, tapi Fengying so jual mahal dan menghempaskan tangan kaisar Zhang lalu memalingkan mukanya.

"Bukan begitu, aku hanya kasihan saja. Sebagai seorang kaisar aku harus bersikap adil aku hanya mengabulkan permintaannya saja. " kaisar Zhang memegang dagu Fengying lalu menariknya.

Cup...

Kaisar Zhang mengecup kening Fengying yang membuat sang empu tersenyum sinis. "Lalu apa anda masih mencintai saya? "

"Tentu saja, aku hanya mencintaimu. Kau satu-satunya wanita yang aku cintai setelah ibuku. Istirahatlah ini sudah malam. " sebenarnya kaisar Zhang tidak tahu dengan perasaannya yang belakang ini kadang berubah-ubah.

Kaisar Zhang meninggalkan kediaman selirnya dan kembali ke istana naga untuk istirahat dan memfokuskan diri kepada tugas kerajaan karena otaknya terus memikirkan Jianheeng.

"Lihat saja nani Jianheeng aku akan menyingkirkanmu dan putramu agar aku dapat menguasai istana ini. "











Hai, aku balik lagi nih. Maaf ya kalau ceritanya pendek. Nanti di Chap selanjutnya bakal lebih panjang. Jangan lupa vote atau coment.

Salam.

Syakira nf.

Kaisar Fall in Love. (End Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang