Semenjak kejadian kemarin boby mengikuti kata shania ia harus profesional. Keputusan boby untuk mengganti skrip ia urungkan. Saat ini indira sepupu boby akan membantu jalannya produksi film yang di garap olehnya.
Hari ini shania berada di lokasi shooting. Ia berkumpul dan bercanda bersama dengan pemain lainnya sebelum kejadian itu boby selalu ikut berkumpul. Saat ini boby yang sudah berbeda ia lebih serius menjadi produser dari pada menjadi pemain.
Saat sedang makan siang boby di temani oleh indira. Boby enggan berkumpul bareng shania ia ingin memberi waktu kepada shania sampai shania memaafkannya. Di sisi lain saat boby menjauh, shania merasa kehilangan sosok boby.
"Shan. Boby kok gak bareng kita sih? Dia malah main sama si cewe itu" vanka
"Lagi kasmaran kali" ucap shania
"Lho itu cewe yang boby suka? Yang di jadiin film sama dia?" vanka
"Wah kalo cewenya kayak dia gue mau buatin film juga dah. Gak salah si boby suka sama dia" Dellon
.
.
.
"Shani, kamu abis dari mana sih. Aku khawatir tau gak sih. Kamu kalo kemana-mana bilang biar kita bareng"Shania merasa namanya di sebut langsung saja berbalik badan menghadap boby "Aku gak dari mana-mana bob"
"Eh, maaf shan bukan kamu. Aku nyariin shani. Oh iya kalian belum kenalan ya"
"Shani, temen mas boby di amerika" unjar indira sabil menjulurkan tangannya.
Boby sengaja memanggil indira dengan sebutan shani. Sebab Boby melakukan rencana ini agar di anggap sudah move on dari shania.
"Shania" unjar shania dengan senyuman
"Oh... mas ini sahabat kamu yang sering diceritain?" Unjar indira yang pura-pura tidak tau dengan shania. Boby hanya menganggu menandakan hal itu bener.
"Shan, kamu gak cape sahabatan sama mas boby? Aku aja cape ngurusin dia hehe" indira mencoba sksd dengan shania
"Nggak cape sih. Aku aja gak pernah ngurusin dia"
"Ekhm. Shani, pulang yuk mas boby laper kepengen makan masakan mu"
"Tunggu deh. Kalian tinggal bareng?"
"Iya shan. Selama shani disini itu tanggung jawab gue. Emmm udah ya shan gue balik dulu."
Shania hanya menatap nanar boby dan shani. Ia merasa amat sangat kehilangan sosok boby yang selalu ada untuknya. Jujur saja boby tidak pernah membiarkan shania pulang sendiri sebisa mungkin ia akan mengantarkan shania namun keadaan sudah terbalik boby tega membiarkan shania pulang sendiri.
"Mas, tega banget sih sama shania. Mas boby liat gak mukanya shania kecewa banget pas kamu bilang aku tanggung jawab kamu"
"Biarin lah. Tapi kalo kamu tanggung jawab mas boby itu bener kan kamu adik mas boby"
"Emang mas boby gak kasian sama shania? Dia pulang sendiri lho"
"Paling shania di jemput temennya"
.
.
.
Shania baru saja sampai rumah ia sangat lelah sekali. Selama seminggu lebih hati shania sedang kacau bukan karna sakti tapi ini karna boby.Saat shania membuka kamar terlihat gadis cantik yang sedang bermain handphone di ranjang miliknya.
"Lho ve?"
"Eh shan. Malem ini gue nginep ya boleh kan?"
"Boleh banget. Pas banget ve Gue butuh temen cerita. Tapi gue bersih bersih dulu"
Shania langsung saja masuk kamar mandi ia sudah lelah dan ingin kembali segar. Setelah mandi selesai ia membersih kan mukanya dan memberikan cream muka. Setelah selesai dengan ritualnya shania beranjak ke kasurnya.
"Shan, gimana mbah bace?" Ve masih belum tau siapa mbah bace
"Tau lah dia dalang dari semuanya"
"Maksudnya?"
"Ini semua karna boby. Pertama dia udah punya niat mau buatin film untuk gue, kedua dia udah tau kalo sakti sekingkuh, ketiga karna dia dapet banyak fakta tentang gue dia nyamar jadi mbah bace, dan keempat yang buat gue kecewa karna dia suka sama gue padahal kita cuman sahabat"
"Serius lo?"
"Serius ve gue denger pas dia lagi ngobrol sama temennya"
"Emmm boby tuh yang dingin terus cuek dan gantengkan?yang sering lo ceritain"
"Iya"
"Ohh.. terus lo sama dia musuhan?" Ve bertanya pada shania dan di jawab dengan anggukan
"Menurut gue dia gak salah. Sebenernya itu cara dia ngungkapin perasaannya. Kalo yang gue tangkep dari cerita lo dia tuh gak mau lo kesakitin. Dia rela buatin film untuk lo, dan buat film gak murah lho shan. Segitu sayangnya dia sama lo dan dia gak ngumbar janji kayak sakti tapi dia buat bukti"
Shania hanya terdiam dan menunduk
"Buka hati lo untuk boby. Banyak yang dia korbanin untuk lo. Jangan nyesel kalo boby gak ngejar lo lagi"
Ve melihat shania mulai meneteskan air mata.
"Kok nangis sih?"
"Gue udah buka hati tapi disaat gue buka hati dia menjauh dari gue. Bahkan dia lagi deket sama temen kampusnya ve. Terus gue harus apa?"
"Gue yakin boby masih sayang sama lo. Sekarang tiggal lo yang harus kasih bukti ke dia kalo lo udah buka hati lo untuk dia"
.
.
.
.
Di pagi yang cerah terlihat shania sedang berjalan menuju ruangan boby. Ia membawakan sarapan untuk boby"Pagi bob eh ada shani. Bob nih gue buatin sarapan untuk lo" boby masih sibuk dengan laptopnya
"Makasih ya shan. Lo taro aja entar gue makan"
"Gue taro sini ya bob"
"ya"
"Gue balik dulu ya bob" shania berjalan keluar ruangan
"Hm"
"Shani, suapin mas boby. Mas lagi sibuk"
"Dasar manja"
"Manjanya kan sama kamu gak sama yang lain"
Shania mendengar percakapan antara boby dan shani membuat hati shania merasa sakit amat sangat sakit. Biasanya boby selalu manja dengan shania tapi ini tidak lagi.
"Secepet itu lo bisa moveon" batin shania
.
.
.Typo bertebaran
Jangan lupa vote dan comment16/05/18
KAMU SEDANG MEMBACA
DUKUN PALSU (End)
Fanfiction"Gak semua hal bisa berjalan dengan instant harus ada proses dan pengorbanan"