Chapter 17 - Being a Lonely

1.2K 159 28
                                    

Kini nampak seorang perempuan paruh baya terduduk lemas di sebuah lorong rumah sakit, memikirkan sosok lelaki yang kini sangat ia khawatirkan. Menunggu di depan sebuah ruangan bertuliskan emergency room, sampai pada akhirnya seseorang keluar dari balik pintu tersebut.

"Bagaimana keadaanya dokter ?"

"Apa dia baik-baik saja?"

"Kumohon selamatkan anakku ...hikss..." isak perempuan paruh baya tersebut ketika melihat seorang dokter yang menangani anaknya keluar dari ruangan emergency tempat anak semata wayangnya berada.

"Kondisinya sudah membaik ahjumma, ahjumma tenang saja"

"Untung saja dia cepat di bawa ke rumah sakit, sehingga luka-lukanya bisa cepat di tangani" terang dokter tersebut.

"Apa aku bisa masuk untuk melihatnya dokter, aku ingin tau keadaanya"

"Maaf ahjumma, kami tidak bisa membiarkan anda masuk"

"Dia butuh waktu untuk beristirahat, nanti ketika ia telah di pindahkan pada ruang inap perawatan mungkin ahjumma bisa melihat keadaanya, percayalah team dokter kami telah melakukan yang terbaik untuk keselamatan anak anda" ucap dokter tersebut.

"Te....terimakasih dokter" ucap perempuan paruh baya tersebut.

Kini perempuan paruh baya tersebut kembali duduk , berdoa berharap jika anak lelaki satu-satunya segera sadar. Sungguh malam yang sangat panjang dan berat bagi perempuan paruh baya tersebut, ia tak pernah membayangkan hal semacam ini akan menimpa keluarganya, mungkin ini hukuman yang tuhan berikan padanya. Sebuah tamparan keras atas semua sikap egois nya, kini ia benar-benar merasa menyesal. Jika saja ia mengerti bagaimana perasaan anaknya , mungkin semua ini tak akan terjadi. Kini ia kembali menitikkan air mata, menangisi seluruh tindakan bodoh dan egoisnya yang membuat anak tercintanya kini berbaring di atas kasur rumah sakit.

Sehari berlalu dan kini lucas sudah di pindahkan ke ruangan perawatan untuk memulihkan keadaanya. Tepat saat ia kembali sadar dari tidur panjangnya, ia mencoba membuka kedua matanya yang terasa sangat berat dan menangkap sosok seorang perempuan dengan raut wajah khawatir terukir pada ulasan wajahnya.

"Lu..lucass......lluu...."

"Ini eomma lucas....hiks..lucass..." ucap nyonya wong ketika melihat anaknya telah tersadar kembali.

"eo......mmaa...." Gumam lucas tak jelas.

Lucas merasakan sakit di seluruh tubuhnya ketika mendapati dirinya terbangun di sebuah ruangan yang tak ia kenali.

"eo.mmmmaaa...dimana aku eommma.... Kenapa tangan ku terasa sangat sakit eomma" ucap lucas mencoba mengangkat tangannya yang tersambung dengan sebuah selang infus.

"Kau mengalami kecelakaan lucas... kau di rumah sakit sekarang"

"ah....sakit eomma" rintih lucas ketika tak sengaja menggerakkan salah satu bagian tubuhnya.

"CEPAT PANGGILKAN DOKTER!" Perintah nyonya wong pani pada asisten pribadinya, ketika mendapati anaknya merintih kesakitan.

"Baik nyonya"

Kini dokter yang menangani lucas telah datang kembali bersama seorang perawat yang mengekor di belakangnya untuk melakukan pengecheckan pada kondisi anaknya sekarang, berharap semuanya akan baik-baik saja.

"Bagaimana keadaannya dok?"

"Keadaan anak anda sudah mulai membaik, tapi saya mohon untuk tidak terlalu banyak berbicara dengannya dulu, biarkan ia beristirahat karena ia masih sangat butuh itu untuk memulihkan kembali kondisinya"

Between Love and Dignity ( Caswoo )• ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang