part 2

2.4K 303 86
                                    

Singto turun dari mobil yang dikendarainya dan melangkahkan kakinya ke sebuah bangunan mewah didepannya.

Tanpa ragu ia memasuki gedung itu dan ia disambut dengan senyuman genit gadis-gadis yang melihatnya dengan tatapan lapar namun ia tidak memperdulikannya.

Singto memasuki lift dan menekan angka 13 untuk menuju ruangan yang ditujunya, begitu terbuka Singto langsung keluar dan menuju ruangan itu, jarinya dengan telaten memasukkan angka yang diminta untuk memasuki ruangan itu. 1110

Ting

Pintu terbuka dan Singto disambut dengan senyuman lembut seorang wanita yang menunggunya.

"Sudah lama menunggu ?" tanya Singto lembut dan menghampiri wanita itu.

"Tidak" jawab si wanita

"Aku merindukanmu" ujar Singto dan menyandarkan kepalanya dibahu si wanita.

Wanita itu mengusap surai hitam Singto lembut membuat Singto nyaman.

"Bagaimana kabar Princess kita ?"

Singto tersenyum dan mengingat buah hati mereka, Singto bahagia bisa menemani buah hatinya tumbuh.

"Dia tumbuh sehat dan sangat manis" ujar Singto mengingat wajah anaknya, persis seperti wanita disampingnya itu.

"Maaf tidak bisa menemanimu menjaga buah hati kita" ujar si wanita lirih.

Singto menghadap wanita disampingnya itu dan merengkuh tubuh itu dalam dekapan hangatnya.

"Tapi kurasa Krist menjaganya dengan baik"

Singto mengangguk, ia tidak ingin menjawab.
Karna jawabannya pasti akan menyakiti wanita kecintaannya ini.

Wanita itu mengelusi punggung Singto dan Singto merebahkan tubuhnya disofa yang mereka duduki dengan kepala berbantalkan paha ibu dari anaknya itu.

Cup

Dikecup lama kening Singto dan memandangi wajah itu lama.

"Maaf,,,, aku meninggalkanmu"

Singto diam, ia memilih memejamkan matanya tidak ingin mendengar lanjutan dari perkataan wanita itu, ia tau kemana arah pembicaraan itu jika ia meladeninya, ia hanya butuh tidur saat ini untuk menghilangkan sakit kepalanya.

****

Windy duduk di depan sekolahnya bersama Mitha dan Indah, sahabatnya. Teman mereka yang lain sudah dijemput oleh orang tua maupun supir pribadi keluarga mereka, hanya tinggal mereka bertiga disana.

"Kau pulang bersama siapa ? Indah akan pulang bersamaku" tanya Mitha pada Windy.

"Aku akan dijemput oleh Daddyku" jawab Windy bangga.

"Dimana Daddymu ? Apa dia akan telat lagi ?" tanya Indah menohok hati Windy, pasalnya ini bukan pertama kalinya Singto telat menjemput putrinya itu.

"Daddy Windy kan sibuk, seperti Pho New" Mitha bersuara, bukannya membela Singto hanya saja Nitha tau jika New juga kadang sibuk bersama Singto, Daddy Windy.

"Orang tua kita sangat sibuk ya, bahkan Daddy Earth saja harus ke luar kota hari ini, makanya Papa Tay mengantar Daddy kebandara dan aku pulang bersama Mitha" jelas Indah sebelum sebuah mobil berhenti didepan mereka dan keluar wanita cantik bertubuh kurus dan tidak terlalu tinggi menghampiri mereka.

"Sudah lama menunggu sayang ?" tanya Lian pada Mitha selaku putrinya.

"Tidak Mae" jawab Mitha dengan senyum lebar.

"ayo pulang sayang, Indah,,,, Mommymu belum sampai Windy ? Ayo bibi antar" tawar Lian pada Windy.

"Tidak bibi Lian, Daddy akan menjemputku hari ini,,,, jadi aku akan menunggu" tolak Windy.

learn to love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang