Tim 2

83 5 0
                                    

Judul : Mystical Swan
Tema : Air Mata Suci
Genre : Fantasy
Author : DhitaJaya

Legenda yang tercipta ini benar-benar mistik, jangan pernah ragukan kepercayaan kalian atau ketakutan akan memakan jiwamu.

※※※

Alkisah, di sebuah lingkungan yang damai nan asri, terdapat sebuah kerajaan dimana seorang Raja dengan Putrinya yang memimpin wilayah tersebut sangat ramah terhadap rakyatnya. Lebih dari seratus tahun lamanya generasi-generasi dari nenek moyang sampai saat ini, memerintah wilayah yang sama berturut-turut. Sampai sekarang, Swanie Region aman dari mara bahaya.

Julukan yang lebih dikenal rakyat untuk keluarga itu adalah "Bangsawan Angsa".

Di pelosok sana ada sebuah tempat yang jauh dari pengawasan Raja. Tempatnya sangat terpencil, dan rute menuju ke sana juga tidak didukung oleh bantuan manusia: jembatan pada sungai, tangga pada tebing dan semacamnya. Disana tinggalah lelaki gagah yang berjanji akan membawakan barang-barang penting untuk kehidupan keluarganya.

Rambut merah darah itu panjang terurai dan membiarkan sang angin memainkan rambutnya.

Siang itu, ia akan melangkahkan kaki menuju kota pusat dimana ujung bendera yang bergambarkan angsa terlihat—jelas ataupun tidak—sedang melambai-lambai memancing manik mata hitam legam yang semangat.

Sinar matahari menyengat kulitnya yang berwarna coklat kusam, ia tak menghiraukannya karena sudah lebih selama 3 tahun ia mengalami hal yang sama dari 3 jam sampai 6 jam dalam sehari, entah itu panas ataupun hujan, ia tak menyanggupi untuk tak makan sesuap nasi.

"Kakak!" Adiknya tersedu-sedu begitu kaget bahwa kakaknya akan nekat menghampiri kota yang ramai dibalik bukit itu.

Kakaknya hanya mampu memberikan kenangan berupa senyuman lembut. "Aku pasti pulang, tidak lama."

Rambut berkepang dua mungil itu menunduk lesu, dia tidak rela kakaknya pergi meninggalkannya sendiri. "Janji?" Manik matanya yang berwarna hijau daun itu berkaca-kaca.

Kakaknya menghela napas pendek. "Pasti!" Balasnya mantap.

Adiknya merogoh kantong celananya tanpa berpaling menatap kakaknya pilu. Begitu tangannya berhasil ditarik, benda semacam kalung tertangkap. Kalung itu berkilauan memantulkan cahaya matahari dengan warna merah cerah.

"Ini, jimat dari Ibu, Mina harap kak Ruira mendapatkan apa yang kakak harapkan!" Adiknya menyodorkan kalung tersebut sembari tersenyum tipis dengan mata tertutup.

Lelaki tersebut melongo dengan barang yang adiknya sodorkan tepat di wajahnya. Kalung almarhumah ibunya yang sudah lama tersimpan dalam peti kayu itu dikeluarkan kali pertamanya untuk teman perjalanannya.

Tangan lelaki tersebut gemetaran, saking senangnya ia bisa mendapatkan doa dari ibunya.

"Aku ambil ini, namun sayang jika kau harus rela melepaskan jiwa Ibu dari desa ini." Kakaknya sedikit gelisah dengan Mina.

Mina berlari menuju ke suatu tempat, ia tidak menoleh kebelakang sederajat pun. Dia sudah bisa melepaskan kepergian kakaknya menuju kota pusat.

"Mina?" Ruira menggenggam kalung almarhumah ibunya dengan kuat sembari mengucapkan beberapa kata untuk memperkuat tekadnya. "Dia gadis yang kuat, mengapa aku harus gelisah?"

Pagar kayu yang rusak parah mengelilingi desa pelosok dimana Ruira tinggal. Terkadang musang atau babi hutan masuk dan memburu hewan ternak warga. Tapi mana ada warga yang memperbaiki pagar yang mengelilingi desa pelosok yang luas itu dengan tubuh yang kurang tenaga—Ruira dan Mina-lah salah satu remaja disana.

Event Fantasy KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang