Tim 2

42 4 0
                                    

Judul: Regret Without Ending
Tema: Air Mata Suci
Genre: Fantasy, gore, (minor), Romance
Author : Venues_ken

°•°•°

Penyesalan, rindu menyiksa rasa maupun raga
Kehidupanku dipermainkan oleh kehidupan

Berusaha menggapai cahaya ditengah kegelapan,
Menggapai ilusi yang membuatku terpikat,
Sampai pada akhirnya aku sadar bahwa aku telah terjatuh ke dalam jurang  ilusi dan kegelapan

°•°•°

Kerincing kerincing

Lonceng angin berbunyi dengan pelan mengikuti alunan angin yang bertiup lembut. Ditengah suasana damai itu terlihat seorang Pemuda. Bola matanya yang beriris kelam itu bergerak mengikuti setiap baris demi baris, yang menyita seluruh perhatiannya. Dia tidak peduli akan sang angin yang bermain dengan rambutnya yang hitam legam.

Pemuda itu sedang membaca buku dongeng. Ia tahu bahwa dongeng sudah tua untuk dia, namun pemuda itu entah mengapa sangat menyukai dongeng bahkan mempercayainya. Kepercayaannya kepada dongeng membuat dirinya terus menerus dicemooh. Tapi dia tidak memperdulikannya karena ia tahu itu hanya membuang-buang waktu.

Ditengah bacaannya yang telah menyita perhatiannya, terdengar sepasang langkah yang bergerak cepat ke arahnya, "kamu harus segera ke rumah nenekmu! Nenekmu jatuh sakit!" seru orang yang tadi berlari dengan terengos-engos.

Mata pemuda itu terbelalak. Tanpa ba-bi-bu dia segera mengambil katana dan menaruhnya disamping pinggangnya.

Rumah neneknya memang lumayan jauh jaraknya, tapi itu tidak dapat menghilangkan rasa cemas kepada neneknya. Baginya neneknya adalah segalanya, neneknya mengasuhnya ketika ia telah dibuang oleh kedua orang tua yang tidak ada rasa berperikemanusiaan dan neneknya pula yang membuatnya percaya akan dongeng.

Tanpa disadari dia sudah berada di depan rumah neneknya. Keringatnya yang bercucuran, satu-dua mengambil nafas sebelum masuk. Sampai akhirnya, matanya menangkap sebuah objek yang tidak terduga, yang Mulia Kaisar . Baru saja keluar dari pintu rumah neneknya yang reyot termakan usia. Didampingi oleh seorang tabib dan beberapa penjaganya.

Pemuda itu langsung membungkuk untuk memberikan hormat kepada Yang Mulia Kaisar, "hormat untuk yang Mulia Kaisar."

Yang Mulia Kaisar pun berjalan perlahan menuju ke arah pemuda itu, "apa kau anak dari nenek itu?" tanya Yang Mulia Kaisar.

"I-iya," jawab pemuda itu dengan terbata-bata.

"Nanekmu telah sakit parah yang sudah tidak ada lagi obatnya. Dan penyakit itu berpotensi besar untuk menularkan kepada masyarakat-masyarakat. Jadi, nenekmu harus dihukum mati! Agar tidak menularkannya ke semua orang," jelas Yang Mulia Kaisar secara panjang lebar.

Mata Pemuda itu langsung terbelalak setelah mendengar bahwa neneknya harus mati demi kebaikan bersama, "ta-tapi bisakah Yang Mulia tidak menghukum mati nenekku. Dia keluarga satu-satunya yang kumiliki. Aku tidak bisa membiarkannya terbunuh begitu saja, " tanpa disadari cairan putih keluar dari kelopak matanya. Dia tahu perintah Yang Mulia mutlak harus dilakukan tidak bisa dihindarinya. Namun dia mempunyai secercah harapan yang mungkin akan dikabulkan oleh Yang Mulia.

"Maaf aku tidak bisa mengubahnya. Tapi jika kau bisa carilah obat penawar hingga minggu depan. Jika ada maka nenekmu tidak akan dihukum, tapi jika tidak maka menjadi sebaliknya!" ujar Yang Mulia Kaisar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Event Fantasy KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang