Chapter 5

118 27 2
                                    

Vote + Comment Juseyo














































.

.

.

.

.

.












***

Sudah seminggu lebih setelah kecelakaan yang dialami keluarga Jeon. Changmin dan Wonwoo jadi lebih pendiam daripada biasanya. Terlebih Wonwoo, ia bahkan belum mau keluar dari kamarnya. Bicarapun hanya sebutuhnya.

Sementara Changmin, tidak terlalu banyak yang berubah hanya minus pada matanya bertambah dan ia di vonis tidak akan lepas dari kacamata. Memang dari luar  tidak ada perubahan pada Changmin. Tapi semua itu tidak benar. Setiap malam ia terus bermimpi kejadian didetik detik terakhir kecelakaan dan kilatan semangat yang selalu berbinar di mata bambinya telah lenyap.

Mereka sekarang berkumpul dimeja makan keluarga besar Jeon. Sudah menjadi rutinitas keluarga itu untuk makan malam bersama. Tampak Wonwoo yang sedang melamun dan menatap makanan dengan pandangan kosongnya. Haraboeji Jeon yang menyadarinya.

"Wonu-ah, kenapa gak dimakan makanannya?" tanya Harabeoji Jeon.

Wonwoo hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya tanda ia tidak minat. Wonwoo lalu berjalan meninggalkan ruang makan menuju kamarnya.

Changmin hendak menahan Wonwoo tapi lebih dulu dicegat oleh Harabeoji Jeon.

"bairkan Wonwoo menenangkan dirinya. Ia butuh waktu untuk sendiri"

Changmin hanya bisa pasrah menuruti Harabeojinya dan melanjutkan makannya.

Skip~~

Tengah malam, ketika semua orang terlelap dan menuju mimpi masing masing, Wonwoo duduk dekat jendela yang dibiarkannya terbuka dan menatap hamparan bintang dilangit.

Ditengah sunyinya malam, Wonwoo melihat bayangan orang berpakaian hitam datang mengendap dirumahnya. Awalnya Wonwoo mengabaikannya, tetapi ia membulatkan matanya karena melihat pistol di tangan mereka.

Wonwoo segera bangkit dan berlari kekamar Changmin. Badannya bergetar melihat segerombolan berbaju hitam.

Ketika Wonwoo membuka pintu kamarnya, bertepatan dengan itu ada seseoramg yang membekap mulut Wonwoo untuk tidak berteriak.

"hush.. Ini oppa tenang ok
Mereka tidak akan menemukan kita"

Changmin membawa adiknya kedalam lemari pakaian untuk bersembunyi.

Tuk.....

Tuk......

Tuk......

Suara sepatu pantopel bergema di ruangan tersebut. Nafas mereka tercekat ketika mendengar itu. Dari balik sela lemari ia bisa melihat banyak orang yang memegamg senjata.

"heii anak Jeon keparat Yunho keluarlah" teriak laki laki yang terlihat seperti pemimpin mereka.

Changmin memeluk Wonwoo dan menutup matanya. Ia tidak ingin adiknya melihatnya.

"Kalian tidak ingin keluar? Lihatlah harabeoji dan halmeoni kalian sedang berlutut didepanku hahahaha" ucapanya lagi.

Changmin membulatkan matanya ketika melihat Haraboeji dan Halmonienya di giring dan didorong ke depan laki laki misterius itu.

"O... ppa" lirih Wonwoo ketakutan.

"tenang oke. Oppa akan melindungimu" bisik Changmin.

"Changmin, Wonwoo jangan keluar. Kalian jangan keluar" teriak Harabeoji.

"Diamlah keparat. Gara gara anakmu yang keparat itu, perusahaanku bangkrut. Kalian tahu betapa berharganya investasi itu"

Laki laki itu mendekatkan pistol ke kepala Harabeoji Jeon. Harabeoji Jeon hanya dapat menutup matanya. Disampingnya, Halmeoni sudah berlinang air mata.

Dor~~ Dor~~

Changmin menutup mata Wonwoo dengan tangannya, tetapi itu sia - sia. Wonwoo sudah terlanjur melihat adegan ketika Harabeoji dan Halmeoni Jeon ditembak tepat di kepalanya.

"geledah semua ruangan dan temukan anak keparat itu" perintah laki laki itu.

"siap bos" ucap mereka serempak.

Mereka menggeleda semua tempat di kamar itu tanpa melewatkan seincih pun. Ketika salah satu anak buahnya ingin membuka lemari persembunyian Wonwoo dan Changmin, suara mobil polisi terdengar.

Dengan segera mereka kabur dari rumah tersebut tanpa meninggalkan bukti sedikitpun.

"hikss oppa harabeoji hikss halmeoni" isak Wonwoo.

"tenang oke. Tenang" ucap Changmin menenangkan adiknya.

Disaat itu, ada yang membuka lemari dimana Changmin dan Wonwoo sembunyi. Hal yang pertama kali ia lihat yaitu Tuan Choi, pamannya.

"keluarlah anak anak, semuanya sudah aman"

"hikss samchon, harabeoji hikss halmeoni"

Tuan Choi langsung memeluk keduanya untuk menenangkan mereka. Sementara itu, jasad Harabeoji dan Halmeoni sudah dibawa ke ambulans.

Skip~~

Disebuah ruangan, tampak Tuan Choi sedang berbicara dengan pihak kepolisian. Dia tampak memohon kepada mereka. Sementara itu, Wonwoo dan Changmin sudah tidur setelah dimintai keterangan.

"pak saya mohon, jangan biarkan ada yang tahu jika anak Tuan Jeon hidup setelah penyerangan yamg terjadi semalam"

"baiklah, nanti kami akan mengonfirmasi kematian keduanya"

"terimah kasih banyak pak. Aku tak tahu bagaimana lagi jika tidak kusembunyikan mereka"

"kami akan undur diri dulu. Terima kasih atas kerjasamanya"

Polisi tersebut akhirnya meninggalkan kediaman Tuan Choi.

***





















































.

.

.

.

.

.










Vote + Comment Juseyo

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang