Always - About My Life

25 5 5
                                    

"Roda kehidupan berputar tanpa kita ketahui, maka dari itu hidup perlu dinikmati dan dijalani dengan penuh keikhlasan dan selalu mengingat-Nya".

*******

"Kriingg kriingg kriingg..."
Bunyi alarm dari jam beker pemberian ibu yang sudah cukup lama, berkisar 4 tahun cukup mengagetkanku.

Ku matikan alarm itu, ku lihat pukul 03.00, memang ku setting seperti itu. Biar ku bisa bangun pagi untuk menjalankan sunnah Rasulullah. Sungguh nikmat yang luar biasa bagi umat beragama Islam, karena saat itu doa kita akan langsung di dengar oleh Allah. Setelah sikat gigi dan wudlu, aku pun melaksanakan sholat tahajud.
Setelah selesai, ku sempatkan membaca buku pelajaran sembari menunggu adzan Subuh berkumandang.

Allahu Akbar Allahu Akbar
"Alhamdulillah.", ucapku dalam hati.
Ku tutup buku pelajaranku dan meletakkannya di tas sekolah, karena nanti adalah pelajaran Produktif Akuntansi.

Bergegas ku ambil wudlu lagi dan melaksanakan sholat sunnah sebelum sholat Subuh.

"Pagi bu...", ucapku menyapa ibu.

"Pagi ndu, sarapan dulu yah...", perintah ibu yang dibalas anggukan dan acungan jempol pertanda iya dariku.

Aku belum bisa memasak seperti ibu, kalau untuk memasak nasi, merebus air, memasak mie, telur, maupun nasi goreng, itu sudah biasa. Tapi kalau untuk menumis, membumbui ayam, aku masih belajar dari ibu. Kata ibu tidak apa-apa, yang penting mau belajar, untuk sekarang fokus sekolah dulu.

Sepuluh surat yang ku terima, sudah ku balas semua, aku akan mengirimnya lewat kantor pos kemungkinan Sabtu besok. Karena jika aku libur 2 hari ke depan untuk awal puasa Ramadhan, kemungkinan kantor pos pun ikut tutup, jadi aku niatkan untuk mengirimnya di hari Sabtu yang bersamaan dengan libur sekolah karena hanya 5 hari bersekolah.

*******

Sabtu telah tiba...
Selesai mandi dan sarapan, kira-kira pukul 08.30 aku menuju kantor pos menggunakan sepeda motor, mengendarainya sendiri. Aku sudah bisa, tapi ayah tidak pernah mengizinkanku untuk mengendarainya ke sekolah. Katanya takut aku kenapa-kenapa, ini salah satu tanda sayangnya orang tua kepada anaknya. Tidak masalah bagiku, tapi terkadang aku tidak enak karena merepotkan ayah, meski itu sudah kewajibannya.

Kurang lebih 35 menit, aku sampai di kantor pos. Cukup jauh memang, karena tempatnya hampir di pelosok.

Aku mulai mengisi identitasku pada kertas yang diberikan oleh kantor pos, mengisi dengan ketelitian agar tidak salah dalam pengiriman.

"Ini pak, sudah. Jadi berapa pak ?", tanyaku.

"Iya neng, jadi 70k neng", jawabnya.

"Buat siapa neng ? kok banyak banget ?", lanjutnya sembari mengulurkan tangannya untuk menerima uang dariku.

"Buat sahabat saya yang beda sekolah pak", jawabku sembari tersenyum kepadanya.

Cukup 15 menit saja, akhirnya aku pulang. Ku mengendarai sepeda motor ku dengan kecepatan sedang, 40-50 km tercetak pada speedometer ku, perlahan sembari menikmati indahnya alam.

Alam ciptaan-Nya...
Terkadang aku sedih, melihat banyaknya sampah, kerusakan hutan dimana-mana, mungkin ini sudah akhir zaman. Astaghfirullahaladzim...

*******

Pukul 17.00 temanku datang ke rumah, mengajakku untuk menikmati hangat mentari yang mulai tenggelam setelah sehari penuh dalam peraduannya. Warna orange muda dengan sentuhan orange tua yang membuat langit begitu indah yang biasa ku sebut senja.

Maha Besar Allah telah menciptakan semua keindahan yang terukir untuk dinikmati oleh makhluk-Nya.

Aku tiada henti mengagungkan nama Allah dalam hatiku.

Makan malam bersama sudah menjadi kebiasaan di keluargaku. Setelah selesai makan, kami pun sedikit bercerita tentang kegiatan dalam sehari yang telah dilalui.

"Bagaimana tadi dek bawa motornya ? lancar ?", tanya Ayah padaku.

"Alhamdulillah lancar ayah", jawabku.

"Tapi aku sedikit takut, tadi ada yang kecelakaan", lanjutku.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un", ucap ayah dan ibu serempak.

"Kok kamu nggak cerita ndu ?", tanya ibu.

"Iya bu, maafin Nia, Nia masih shock", meskipun aku tidak mengalaminya, tapi melihat kejadian itu cukup membuat aku shock.

"Bagaimana kejadiannya ?", tanya ayah.

"Tadi kan ada mobil pribadi parkir di jalan dan hampir mengambil seluruh bagian kiri jalan, terus ada mobil pick up yang mau mengambil arah kanan, tapi dari sisi berlawanan ada motor yang melaju dengan kecepatan tinggi, akhirnya dua-duanya nggak bisa saling menghindar, jadi tabrakan".

"Pengendara motornya terpental sejauh 5 meter, astaghfirullahaladzim...darahnya banyak banget Yah, Bu. Kalau supir pick up nya luka-luka, terus warga langsung ngelihat korban dan ada yang menghubungi polisi serta ambulan dari puskesmas supaya dibawa ke rumah sakit daerah, tapi kan jauh, nggak tau tuh tertolong apa nggak, soalnya aku nggak berani ngelihat".

"Cukup lama juga tuh macetnya, nunggu ambulan sampai, sama mobil dan motor diamankan".

"Makannya ibu selalu ngingetin kamu supaya nggak bawa motor dengan kecepatan tinggi, itu salah satu akibatnya", ucap ibu.

"Oke bu, tenang aja, Nia selalu bawa pelan-pelan kok", ucapku sambil mengacungkan  kedua jempol.

"Kecuali kalau jalanan sepi, 60-70 km nggak apa-apa kali yah, hehe...", lanjutku.

"Kamu ini yah, kalau dibilangin", kata ibu sambil pura-pura menyubit pinggangku.

Ayah malah terkekeh melihat tingkah laku aku dan ibu.

Dear Allah,

           Allah, Engkau telah menuliskan takdir setiap hamba-Mu pada Lauhul Mahfudz. Kematian...hakikatnya memang menakutkan, kita tidak tau kapan malaikat maut akan menjemput. Entah menjemput keluarga, kawan, sahabat, bahkan diri kita sendiri. Kita harus selalu mempersiapkan diri, selalu menjadi orang yang baik, taat, dan bermanfaat. Maka hidup di dunia pun tak akan sia-sia. Allah Swt. Maha Adil, yang sudah baik, masih diberi waktu untuk menjadi lebih baik.
Yang belum baik, masih diberi waktu untuk baik.
Disini lah manusia yang harus bisa memaksimalkan.
Terkait harta, mari saling memberi.
Terkait ilmu, mari saling berbagi.
Insyaa Allah...surga menanti.

- Kania Salsabila Indriyani

*******

Tetap Istiqomah pada bacaan Al-Quran.

Meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran dan jika ada waktu luang mari membaca berbagai ilmu tambahan.

Minta vote dan comment nya Kawan.

Terima Kasih

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang