DYK : bab 2 'Kembalinya Diary'

68 16 14
                                    

-pukul 06:05-
"Bel, kalo mau berangkat bareng Abang makannya cepetan, Abang buru buru nih." Ucap bang Arkan, sambil memburu buru saat saat Abel makan.

"Kalem napa sih, paling juga pergi pagi pagi mau ketemu cewek Lo mah bang." Batin Abel.

-pukul 06:30-
"Aduh Abel, kamu ngapain aja dirumah sampe telat datang, untuk kali ini aku masih bisa maafin kamu loh." Ucap galih padaku.

Pada saat itu aku benar benar sangat malu sampai sampai aku menundukkan kepalaku. Tapi entah kenapa rasanya akhir akhir ini Galih sangat baik padaku, ada apa ya? Sudahlah, bukan saat memikirkan hal itu.

"Iya Lih maafin Abel yaa." Jawabku.

"Yaudah engga apa apa kok, sana kamu ke kelas." Suruh ya sambil tertawa kecil.

***

-pukul 11:55-
"Dia kemana ya, katanya nunggu di mushola." Tanyaku pada diriku sendiri.
Tiba tiba hpku bergetar, saat ku buka ternyata pesan Line atas nama 'Zayn Malik'.

Zayn Malik : Kamu dimana? Udah siap?

Abeliyanp : eh Lo jangan macem-macem ya, cepetan sini balikin diary gue.

Zayn Malik : Aku dibelakang kamu.

Saat  ku membalikan badan, aku dikejutkan dengan sosok pria yang berdiri tegap di hadapanku sambil menyodorkan buku bersampul warna hitam. Tapi ada apa dengan pria itu? Dia menggunakan masker, seperti tidak ingin ada yang tahu dia itu siapa, atau jangan jangan dia adalah ninja atau malaikat yang dikirim Tuhan untuk menjaga ku? Argh, pertanyaanku ngelantur.

"Nih." Ucapnya sambil menyodorkan buku itu.

"Makasih." Ucapku padanya.

"Aku permisi ya." Sambil melewat pergi dari hadapanku.

"Eh iya siapa nama dia?" Batinku.

"Hey, siapa nama asli kamu?" Sambil berteriak.

"RAFEERO double E." Jawabnya memperjelas.

***

-pukul 9:35-
"Adik-adik terima kasih ya, dari hari pertama MOS sampai hari ke enam kalian telah menerima kami sebagai panitia pendamping. Maaf apabila kami terlalu sering memarahi kalian." Ucapku pada peserta didik yang ada dihadapan ku.

Galih tersenyum hangat kepadaku. Dan akupun sebaliknya.

"Bel, ada yang nyariin Lo tuh." Ucap Mischa sambil berbisik.

Aku menoleh lalu mengatakan, "siapa?"

Mischa mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa ia tidak tahu. Tapi kenapa dia harus berbisik sambil menatap Galih? Argh sudahlah.

"Kamu lagi, kamu lagi." Ucapku sambil memasukkan tangan kedalam jas ku.
"Ada apa?" Lanjutku.

Ia menyodorkan sepucuk surat kepadaku. Saatku buka--

"Jangan dibuka disini." Sambil melirik ke belakangku yang ternyata ada Galih sedang mengintip.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Bahaya, dirumah aja. Jaga diri baik baik." Dia pergi sambil berlari.

"Ih yang katanya Zayn Malik kok aneh banget, mana pake masker lagi." Batinku.

***

"Hari ini ada acara engga? Kita mampir ke cafe yang depan sekolah yuk!" Ajak Galih di telepon.

"Aduh, maaf Lih, hari ini aku ada janji sama temen. Kamu sih dadakan ngabarin nya." Jelasku. Basa-basi saja. Aku benar-benar tidak menyukai ada orang yang terlalu berlebihan kepadaku. Entah Galih berlebihan atau engga, yang pasti aku tidak menyukai nya.

Dia Yang Kutunggu [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang