1.2

2.1K 63 1
                                    

Lacey POV

"Lace," Aku yang sedaritadi melamun akhirnya tersadar atas panggilannya. "Hm?" Ia masih menatapku dalam. "Apa kau mencintai ku?"

Pertanyaan macam apa itu?

Aku menatapnya. Memikirkan apa jawaban yang harus aku berikan padanya. Jujur, untuk sekarang aku tidak tahu apakah aku mencintainya atau tidak. Bahkan aku sama sekali tidak peduli dengan perasaan ku saat ini. Yang aku pikirkan adalah 'Bagaimana caranya agar aku selalu berada di sampingnya?' hanya itu yang aku pikirkan. Satu hal yang membuat ku takut, yaitu jauh darinya. Itu ketakutan terbesar ku.

Aku mengangkat bahu dengan gerakkan pelan lalu mengalihkan pandangan ku. Aku tidak kuat jika harus menjawab pertanyaan ini. "Tak apa, aku hanya ingin mengetahui apakah kau mencintai ku atau tidak, jujur aku tid-" Aku memotong ucapannya. "Aku sendiri tidak tau, Harry. Aku tidak peduli dengan perasaan ku. Aku hanya ingin bersama mu, itu saja," Lalu Harry tersenyum. "Kau mencintai ku, Lacey"

Aku menunduk. Aku tidak tau harus menjawab apa. Aku tidak mengerti dengan perasaan ku saat ini. Tapi aku sangat menyayanginya. Ku beranikan diri untuk kembali menatapnya. "Bagaimana dengan mu? Apa kau mencintai ku?"

"Ya, aku rasa aku telah jatuh cinta dengan mu,"

.

Author's POV

Di lain sisi, seorang lelaki tengah meremas kertas foto yang diterima nya. Hati nya panas, sakit, perih. Namun, Ia lah yang membuat gadis itu menjadi benci pada dirinya. Ia lah penyebab utama gadis itu semakin sulit di gapai.

"Bajingan!" Ucap nya lalu melempar remasan foto tersebut ke sembarang arah. Amarahnya kini memuncak. Ia benar benar harus bisa merebut gadisnya dari lelaki lain. "Kita masih ada rencana lain, Tuan. Anda tidak perlu khawatir," David menoleh kearah anak buah nya itu. "Tidak perlu khawatir kata mu?! Coba kau di posisi ku, melihat seorang yang kau cintai dan melihat dia bersama lelaki lain? bagaimana perasaan mu?!" David meninggikan suaranya dan tentu membuat para anak buahnya menunduk.

Wajahnya kini terlihat sedikit memerah. Ia sudah sangat emosi. Ia benci Harry. David bangkit dari duduknya dan langsung keluar dari kawasan rumah nya. Tak satupun tahu kemana ia akan pergi.

.

"Ah kau sangat lemah, Lace. Begini saja kau sudah mengeluh," Lacey hanya berdecak pinggang. "Kau tau, aku sudah lama tidak bekerja disini, dan aku merasa asing dengan konsep baru Cafe ini," Amanda tertawa. "Lihat, meja kita mulai bertambah! Itu sangat membuang tenaga," Lacey sangat kesal saat melihat banyak meja yang mulai kosong dan hanya tersisa beberapa piring dan gelas kotor saja. Lacey memulai kegiatannya yang telah lama tertunda.

"Aku senang kau kembali, Lace" Amanda tersenyum seraya membersihkan meja yang kotor. "Ah Ya, sudah lama aku tidak kemari. Bagaimana dengan Ghareta?" Seketika wajah ceria Amanda luntur saat mendengar pertanyaan Lacey. "Am?" Lacey melambaikan tangannya di depan wajah Amanda. "Eh iya. Ghareta sedang di rawat di rumah sakit akibat kecelakaan. Ku rasa itu adalah kecelakaan yang di sengaja. Karena saat itu dengan tiba-tiba ada seseorang yang dengan sengaja mengencangkan mobilnya dan menabrak Ghare, jika memang tidak di sengaja, penabrak harus bertanggung jawab. Namun ini tidak, penabrak malah melarikan diri," Jelas Amanda dengan sedih. "Aku turut bersedih," Setelah itu, Amanda dan Lacey melanjutkan pekerjaannya.

.

Senja telah tiba, shift Lacey dan Amanda selesai. "Lace," Yang di panggil hanya menoleh, "Bagaimana jika kita menjenguk Ghareta?" Dengan cepat Lacey mengangguk setuju. "Aku akan memberitahu Harry terlebih dahulu," Amanda sedikit terkejut, "Harry yang selalu bersama mu?" Lacey hanya mengangguk seraya mengetikkan pesan untuk Harry.

I'm Your, Bitch »» h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang