Episode 4 Merah Sedikit Muda

41 2 0
                                    

Seusai makan bersama Amel aku pulang ke appartemenku. Ada 3 buah majalah mingguan tergeletak didepan pintu, aku ambil ketiganya lalu kubawa masuk. Kurebahkan tubuhku keranjang, hari ini cukup berat bagiku. Tak pernah terbayang kehidupan masa kuliahku akan menjadi seperti ini sejak bertemu Amelia. Gadis cantik nan imut dengan kacamata yang selalu menghias wajahnya. Kehidupan dimasa lalu yang kelam, memaksanya melakukan tindakan yang seharusnya tidak pernah terfikir olehnya.

“Tapi.. untuk hari ini aku tidak akan menusukmu,” kalimat inilah yang kali ini terngiang dikepalaku.

Aku turut prihatin denga keadaannya, ingin sekali aku mengatakan padanya untuk tidak melakukan hal yang tak bermoral. Karena, menurutku jika ia melakukan balas dendam, hanya akan menimbulkan balas dendam yang lainnya di lain waktu. Seperti di manga-manga dan anime yang sering ku lihat. Dimana, jika seseorang melakukan balas dendam, maka akan terjadi balas dendam lainnya di lain waktu. Ku ambil salah satu majalah yang tadi ku bawa. Aku membacanya sambil berbaring, dan tak terasa mataku semakin berat, hingga aku tertidur lelap.

“Aku ingin tahu sebenarnya ada apa.”

~o0o~

Keesokan harinya...

Pagi itu, aku memilih untuk sarapan di sebuah cafe Sugar Milk didekat kampus. Pagi tadi, aku terbangun oleh dering telfon yang mengganggu mimpi indahku. Tertera dilayar ponsel Rachel Bohay sudah menghubungiku sebanyak 7 kali, aku pun mengangkatnya dengan mata setengah terpejam. Dan ini lah hasil dari telfon Rachel pagi tadi. Dirinya memintaku untuk bertemu dicafe ini, ada sesuatu yang ingin ia bicarakan pintanya.

Aku berjalan menghampiri meja dengan seorang gadis duduk sambil menyeruput Creamy Choccolate Milk favoritnya.
“Kenapa kau ingin bertemu disini, Rachel?,” tanyaku saat sampai dan duduk dihapannya.

Ia menatapku hangat sambil tersenyum. “Aku tahu, orang mesum sepertimu merasa tidak nyaman berada ditempat yang dipenuhi gadis dengan dada besar, benarkan?”.

“Hmmm...” aku mulai geram dengan caranya bicara belakangan ini. Ditambah dia malah tersenyum menatapku.

“Tenanglah saat berbicara denganku , Nathan!” ledeknya. Aku hanya memasang wajah cemberut dan tidak suka dengan ekspresi wajahnya yang semakin menjijikan. Tapi, sayang wajah nya yang manis dan cantik dapat menutupi bagian menjijikan itu. ‘Menyebalkan’ kataku pelan hampir tak terdengar.

“Apa yang kau katakan?,” tanyanya.

“Apa maumu sebenarnya?,” jawabku semakin kesal dengan sifatnya yang usil dan menjijikan seperti ini.

“Sebenarnya , aku baru saja mendapatkan kabar kurang baik dari tante Rina di Jakarta,” ujarnya dengan wajah penuh kecemasan.

“Apa itu?”.

“Salah satu kelompok misterius yang mencurigakan meninggalkan kota Jakarta 3 hari lalu, tak ada yang tahu mengapa mereka meninggalkan Jakarta, terlebih lagi mereka berpindah ke kota ini!.”

Aku cukup terkejut mendengar ucapan Rachel, tak biasanya ia menceritakan hal seperti ini padaku. Apakah yang diinginkannya. “Lalu?,” Firasatku mulai tidak enak.

“Salah satu dari mereka memiliki hubungan dengan seorang gadis bernama Amelia."

“Maksudmu Amelia yang sering kita jumpai? Amelia Stevyani?,” tanyaku.

“Entah, tante Rani pun tidak mendapat informasi yang cukup jelas mengenai hal itu, tapi aku minta kau menjauhi Amelia untuk beberapa waktu,” pintanya.

“Akan aku pertimbangkan...” jawabku.


~o0o~


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Gadis Ber KacamataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang