-Love-

4K 341 2
                                    

Ditengah hujan yang deras, didalam mobil seorang pria yang diketahui seorang supir taksi online, Hinata duduk dibangku tengah seraya menatap jalan disebelah kanan nya. Belum ada satu pun rumah yang ia lihat, Hinata menghela nafas, saat hendak melihat kedepan, ia menangkap kalau pengemudi itu terus saja sesekali memperhatikan nya. Hinata menautkan alis nya curiga.

"Kenapa lihat-lihat?" Tanya nya ketus. Supir itu langsung gelagapan, ia menggelengkan kepala nya cepat.

"Kau! Kau berniat menculik ku ya?" Hinata melantangkan suara nya saat mobil itu tiba-tiba saja melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Maaf nona, mobil ini memang tidak bisa pelan. Atau mesin nya akan mati." Jawaban yang benar-benar konyol menurut Hinata.

Gadis itu memperhatikan gerak-gerik supir yang terlihat begitu mencurigakan, amethyst nya melotot saat-saat supir itu ketahuan sedang melirik kearah nya lagi. Baru saja ingin berteriak, namun supir itu sudah lebih dulu mengeluarkan suara nya.

"Nona, bisa kau pindah kebangku depan saja?" Tanya nya.

"Kenapa?" Tanya nya balik.

"Pindah saja nona, dikursi belakang mu itu. Sering terlihat seorang gadis dengan rambut panjang sedang duduk menangis, apa lagi hari yang sudah mulai gelap seperti ini." Mendengar jawaban supir itu Hinata lantas menoleh kearah belakang, seketika itu pula tubuhnya langsung merinding.

"Ti..tidak.. a..aku tidak percaya.." ujarnya terbata, supir itu menghela nafas.

"Ya sudah, terserah nona saja.."

Suasana itu tiba-tiba saja menjadi sunyi, ketegangan mulai terasa saat dimana petir mulai menyambar. Hinata memejamkan mata nya erat, ia terus menangkupkan kedua tangan nya berdoa agar tidak terjadi apa-apa, gadis itu sedikit menoleh kearah belakang. Terlihat pohon-pohon yang telah mereka lalui dibelakang sana, amethyst nya kembali menatap kedepan, supir itu terlihat begitu tenang dan fokus pada jalan didepan mereka.

'Hiks'

Hinata terdiam saat sekilas suara masuk kedalam pendengaran nya, amethyst nya melebar.

'Hiks..'

Deg! Deg!

Detak jantung nya mulai tak beraturan, Hinata meremas rok yang ia kenakan itu kuat. Tubuh nya seketika lemas, melihat keringat yang mulai berkecucuran melewati pelipis gadis itu, sang supir hanya bisa menghembuskan nafas nya.

"Ada apa nona?" Tanya nya.

'Hiks..'

Suara itu kembali terdengar, Hinata mengangkat kepala nya cepar. "Hentikan mobil ini, tolonglah, iya! Aku pindah sekarang. " pinta nya sedikit memaksa. Supir itu manggut-manggut, ia menghentikan mobil nya dipinggir jalan. Hinata dengan cepat turun, dan duduk dibangku pengemudi disamping supir itu dengan ngos-ngosan.

Sedangkan dibalik masket itu, pria itu tampak sedang mengulaskan senyum kemenangan nya. Ia sedikit melirik Hinata dan sesekali tertawa. "Baru itu saja sudah ketakutan, ternyata kau ini penakut juga ya.." suara berat itu berubah menjadi suara khas seorang pria yang Hinata kenal.

"Kau!"

Pria itu membuka maskernya, menampak kan tiga goresan dimasing-masing pipi tannya. Ia tertawa, menertawakan wajah ketakutan Hinata yang sudah berhasil ia tipu barusan. "Kenapa? Kau mendengar ada yang menangis? Hei, itu suara radio baka!" Kata Naruto memencet tombol off pada radio dimobil itu. Sedangkan Hinata, gadis itu diam seribu bahasa.

The Fate Of Love In The Flower Shop |EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang