Darkness

285 48 8
                                    

'Uhuk.. uhuk'
Guanlin tidak berhenti memuntahkan darah segar. Tubuhnya seperti terbakar dan tertancap ratusan panah. Namun ia tetap berjuang mempertahankan kesadarannya. "Aku harus mencari jiwa baru untuk Jinyoung." Ucapnya lirih.

Ia memasuki kawasan para hollow, yang sangat di penuhi aura kegelapan. Ia berjalan tertatih-tatih mempertahankan tubuhnya agar tetap sadar.

Tak butuh waktu lama baginya untuk menemukan jiwa hollow, dan segera membawa jiwa hollow itu menuju kastil shinigami.

Saat tiba di kastil ia langsung membawa jiwa hollow memasuki sebuah ruangan, dan tampak seorang pemuda cantik tengah tersalib di dinding yang di penuhi lambang pentagram itu.

Ia membacakan sebuah mantra hingga tubuh Jinyoung melayang dan terbaring di sebuah meja yang di penuhi lilin berwarna merah. Ia kembali membaca mantra dan semua lilin itu menyala, sedangkan hollow yang berhasil di tangkapnya berteriak kesakitan. Tak lama setelah itu tubuh hollow itu masuk ke dalam tubuh Jinyoung.

"Bertahan lah, sebentar lagi 1000 hollow akan ku penuhi untuk menghidupkan mu kembali." Di elusnya surai rambut Jinyoung yang tidak sadarkan diri. Perlahan di lihatnya mata indah itu terbuka dan menunjukkan kebingungannya.

Melihat Jinyoung sudah sadar dengan segera ia menarik tangannya yang tengah mengelus rambut Jinyoung. Wajahnya berubah menjadi dingin dan menakutkan bagi Jinyoung.

Lama mata Jinyoung memandang wajah Guanlin. "Dia tetap tampan meskti terlihat dingin." Gumam Jinyoung dalam hatinya. "Berhenti menatapku seperti itu." Suara Guanlin menyadarkan Jinyoung dari lamunannya.

"Apa yang terjadi padaku?" Jinyoung yang tidak bisa mengingat kejadian yang terjadi. "Kau hanya tertidur."  Jawaban singkat Guanlin entah kenapa terasa seperti sebuah kebohongan bagi Jinyoung, namun ia memilih untuk diam saja.

"Bangun lah kau belum makan." Guanlin menarik tangan Jinyoung agar turun. "Auw. Panas guan." Tangan Jinyoung tak sengaja terkena api dari lilin-lilin yang mengelilinginya. "Ck, kau selalu menyusahkan ku saja." Guanlin mengangkat tubuh Jinyoung. Lalu Guanlin menarik tangan Jinyoung menuju meja makan.

"Kalian sudah tiba." Jisung menatap tajam ke arah Jinyoung. Melihat tatapan Jisung, Jinyoung menundukkan kepalanya tidak berani menatap siapapun yang ada di sana. Ia hanya mengikuti kemana Guanlin menarik tangannya. Lalu mereka duduk di kursi yang berdekatan.

"Biar ku perkenalkan keluargaku." Guanlin mengangkat dagu Jinyoung dengan tangannya. Jinyoung menatap ragu-ragu ke setiap mata yang ada di situ. "Yang berbicara tadi namanya Jisung hyung, yang di sampingnya Minhyun dan itu  Daniel hyung seda... " Saat Guanlin memperkenalkan keluarganya. Seseorang tiba-tiba melompat dari lantai atas dan mengarahkan pedangnya ke arah Jinyoung. Guanlin yang menyadarinya menghalangi dengan tangannya, dan pedang itu menggores tangannya cukup dalam.

"Permainannya menjadi tidak seru." Pemuda itu tersenyum dan menampakkan ginsulnya. Lalu dengan santainya ia menarik pedangnya. Jinyoung sangat terkejut melihat kejadian itu. Ia langsung memegang tangan kanan Guanlin yang terus mengeluarkan darah. "Guan, tanganmu.. hiks.. hiks." Ia menangis melihat luka Guanlin. "Tak apa, sudah jangan cengeng." Guanlin menarik Jinyoung ke dalam pelukannya, tangannya mengelus lembut punggung Jinyoung.

"Mereka memang sudah terikat." Daniel memecah keheningan yang ada. "Anak nakal, berapa kali ku katakan jangan berlaku bar bar, Woojin! " Jisung menjewer telinga pemuda yang mengarahkan pedangnya pada Jinyoung tadi. "Aa.. sakit hyung." Pemuda itu berusaha melepaskan jeweran Jisung.

Jinyoung hanya menatap bingung ke arah mereka. "Duduk dan makanlah." Minhyun tersenyum ramah padanya. Namun ia ragu hingga Guanlin mendorong pundaknya, hingga ia kembali terduduk di kursinya. "Makan saja, aku tak apa." Jinyoung hanya mengangguk mendengar ucapan Guanlin.

"Seiringnya waktu kau pasti mengenal kami." Ucap Daniel lalu tersenyum konyol ke arah Jinyoung. Makan malam itu berlalu dengan keheningan. Setelah acara makan berlalu Guanlin menarik kasar tangan Jinyoung, membawanya ke kamar. "Dengar kau harus mengobati tanganku." Guanlin menarik lengan bajunya dan tampak lah luka robek yang di penuhi darah yang sudah mulai mengering. "Ba... bagaimana caranya?" Jinyoung menundukkan kepalanya. "Memberikan hidupmu dan menjadi shinigami untukku." Mendengar itu Jinyoung memundurkan langkahnya. Ia merasa takut jika Guanlin akan membunuhnya dan ia melihat Guanlin yang menatapnya dengan tatapan dingin namun tatapan itu menyiratkan luka yang mendalam yang tidak di mengerti oleh Jinyoung.

Guanlin mendekatkan langkahnya ke Jinyoung. Hingga Jinyoung tersudut dengan keadaan Guanlin mengunci pergerakannya. Di sentuhnya dagu Bae Jinyoung, lalu berbisik di telinga Jinyoung " Bae Jinyoung, shinigami penguasa kegelapan dan pemikat kejahatan negeri Under World, bangunlah. "

Seketika Jinyoung merasa tubuhnya seperti terbakar, seakan sesuatu yang lain ingin keluar dari tubuhnya. Ia merasa sangat pusing.  Lalu ia kehilangan kesadarannya.

"Guanlin, my husband." Tubuh Jinyoung terangkat ke udara dan mata itu terbuka menampilkan mata merah dan darah mengalir dari kedua bola mata indah itu. Hawa di dalam ruangan itu menjadi sangat dingin. Perlahan tubuhnya  mendekati Guanlin. Lalu ia memeluk erat tubuh Guanlin. "Aku merindukanmu."

Guanlin membalas pelukan Jinyoung, dan sungguh ia merasa sangat bahagia. Karena Jinyoung memanggil namanya dan mengingatnya dengan baik.  Di ciumnya lembut bibir Jinyoung dan di hisapnya dengan lembut. Namun lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi ganas. Tangan Guanlin perlahan masuk ke dalam baju Jinyoung. Menyentuh tonjolan pink yang mulai menegang di sana.

'Brakk'
Pintu terbuka dan menampilkan Jisung. "LAI GUANLIN!" Guanlin maupun Jinyoung terkejut dengan kedatangan Jisung. Jisung mendekati mereka lalu ia memukul tubuh Guanlin dengan brutal. "Kenapa kalian semua susah di atur. Lama-lama aku akan cepat tua karena kelakuan kalian. Tidak Woojin, tidak Jihoon, kalian sama saja!" Ucapnya marah.

"Aduh.. duh.. ampun hyung aku hanya merindukannya." Guanlin berusaha menahan tangan Jisung yang memukulnya. "Kau memakai kekuatan terlarang para shinigami, dan kau tau kan akibatnya." Jisung benar-benar marah akan kelakuan Guanlin. "Aku tau hyung, itu akan membuatku mengalami penyiksaan di aula hukuman para shinigami." Jawab Guanlin.

'Brukkk'
Tubuh Jinyoung pingsan.





Yeee, undker bisa update nih...
Gimana2, ceritanya? Coment saran atau apapun Undker terima loh.. 😘
Undker janji deh bakal update cepat supaya kalian gk nunggu2 *pede amat ada yg nunggu, wkwkwkwk*
Follow dong yg belum follow, jangan jadi pembaca gelap begini undker tidak kuat.. hiks.. hiks

Salam sayang dari undker 💕
See ya 👋

The Maple LeafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang