'Plakkk'
Tamparan keras itu menggambarkan betapa marahnya orang yang sedang berdiri di hadapan Guanlin saat ini.
"Kau!! Apa kau gila, membawa manusia ke Sini Guanlin"
"Hyung, ku mohon lihat siapa yang ku bawa"
"DIAM!!" mendengar jawaban yang diberikan Jisung nyali Guanlin seakan hilang begitu saja. "Akan ku kembalikan dia ke dunia manusia sebelum hal buruk terjadi". Mendengar itu amarahnya memuncak lalu di tatapnya Jisung dengan tatapan kebencian lalu, ia mencengkram kuat kerah baju Jisung. Di dorongnya tubuh itu hingga menghantam dinding membuat Jisung terkejut dan merasa sakit di punggungnya. Mata hitam itu mulai berubah menjadi hijau menyala dan menyiratkab kebencian, perlahab tangannya mencekik leher Jisung. Jisung dengan susah payah melepaskan dirinya dari amukan Guanlin."Guan!!!!!" Teriak seorang pemuda yang berdiri dengan tubuh terlihat gemetar.
"Jangan Guan, ku mohon jangan"Perlahan mata hijau itu berubah menjadi gelap kembali, dan dilepasnya tangannya dari leher Jisung. "Maaf hyung" ia menunduk dan menyadari bahwa lagi-lagi ia lepas kendali. Jisung tak mampu berkata apa-apa hanya tatapan kesedihan yang tersirat di matanya. Di peluknya tubuh Guanlim, dan di usapnya pelan punggung Guanlin. "Baiklah aku menyerah, asal kau menjaganya Guan, dia sekarang berada di dalam tubuh manusia dan kau tahu kan bahwa ini adalah Under World duni..."
"Dunia para shinigami" ucapnya memotong perkataan Jisung
🍁
🍁
🍁
"Bae maafkan aku" dielusnya lembut tangan mungil itu, dan senyuman tulus di wajah Jinyoung benar-benar membuat Guanlin jatuh semakin dalam ke dalam pesona pemuda di hadapannya ini. Sesaat hanya suara deru napas di antara Mereka yang terdengar, hingga Jinyoung memecah kesunyian dengan sebuah pertanyaan yang membuat Guanlin sedikit terkejut "Guan, bagaimana bisa luka di pundakku sudah sembuh bahkan tanpa bekas sedikitpun hanya dalam waktu yang sesingkat ini? Dan apa maksudnya dengan shinigami" .
ia terkekeh mendengar pertanyaan Jinyoung. "Berjanjilah Bae kau tidak membenciku?" Dan anggukan kecil Jinyoung menandakan persetujuannya.Di genggamnya kuat tangan kecil itu seketika tubuh Jinyoung merasakan sakit yang luar biasa pada tubuhnya dan semuanya menjadi gelap hanya ada ruang kosong yang sangat gelap, ia berusaha memanggil nama Guanlin namun ia tak bisa membuka mulutnya. "Bae, ini permintaanmu" setelah mengatakan itu Guanlin melayangkan sebuah sabit yang terbuat dari tengkorak dan bilah tajam di sisi atas kepala tengkorak itu melayang dengan cepat dan mengoyak tubuh bagian perut Jinyoung. Teriakan kesakitan itu memenuhi ruang kosong itu.
Belum selesai di situ Guanlin kembali menarik sabitnya dan seketika itu juga gulungan memory record keluar dari tubuh Jinyoung dan di setiap lembaran terlihat kenangan Jinyoung dengan orang tuanya, ketika ia dipukul bibinya , bahkan saat ia menangis di sudut kamar.
Semua terekam bagaikan gulungan film. Tangan Guanlin menangkap memory record itu dan menunjukkannya pada Jinyoung yang tergeletak lemah dan bermandikan darahnya sendiri. Di dalam gulungan terlihat sebuah kota yang gelap tanpa cahaya bulan ataupun matahari. Tampak berbagai macam mahluk yang belum pernah Jinyoug lihat sebelumnya dan di sana ada dirinya. Ia tengah bergandengan tangan dengan Guanlin.
"Bae, aku sudah mengikat dirimu dengan darahku jadi kau akan menuruti semua yang ku katakan mulai sekarang. Tentang luka di pundakmu aku menyembuhkannya dengan mengambil nyawa lain sebagai gantinya jadi setiap kau terluka ia yang akan menanggungnya. Dan ak..." Tiba2 memory record Jinyoung terputus dengan sigap Guanlin menangkap memory record yang terputus. "Sial" umpatnya. Dengan segera digulungnya memory record itu lalu mengangkat tubuh Jinyoung. Jinyoung dapat melihat dengan jelas ruang kosong yang gelap itu kembali menjadi ruang kamar Guanlin, namun ia merasa tubuhnya sangat lemah. Jadi ia hanya berdiam diri dan merasakan tubuhnya yang di letakkan Guanlin di atas kasur dan dengan lembut di kecup Guanlin kening Jinyoung, di selimutinya tubuh kurus Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maple Leaf
FantasiBae Jinyoung di bawah pengaruh mantra Lai Guanlin... Mantra yang mengubah seluruh hidupnya