"Jimin-ah lihatlah, bukankah mereka sangat romantis?"kata Ryu.
Jimin melihat sekilas dan fokus dengan gadget nya lagi.
"Jimin-ah, bisakah kau melakukan hal itu padaku?"kata Ryu lagi sambil menunjuk layar tv yang sedang menayangkan drama romantis.
Jimin melihat lagi sekilas,
"Tidak"
Ryu mendengus kesal.
"Yak! Jimin-ah, sampai kapan kau akan berhenti memainkan handphonemu? Kau yang menyuruhku datang. Tapi kau malah mengabaikanku"kesal Ryu.
Jimin melihat sekilas,
"Kau tidak perlu datang kalau kau tidak mau"ucap Jimin.
Ryu mendengus kesal.
"Oke. Kalau begitu. Aku pulang"kata Ryu dengan menekan kata kata terakhirnya.
Jimin melihatnya,
"Baiklah sampai jumpa besok dikampus"ucapnya.
Ryu benar benar terkejut. Ia pikir akan dihentikan oleh Jimin. Tapi lihatlah apa yang bajingan satu ini katakan? 'Sampai jumpa besok'
'Aku tidak akan menemuimu'batik Ryu.
Ryu berbalik dan pergi dari rumah Jimin dengan menghentakan kakinya.
Setelah Ryu keluar, Jimin melemparkan handphonenya ke sembarang arah. Ia menjambak rambutnya sendiri.
"Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu, dasar bodoh!"kesal Jimin.
.
"Park Jimin sialan!!"runtuknya.
Ryu berjalan dengan langkah biasa. Wajahnya terlihat kesal.
Brukk!
"Omo.. maafkan aku tidak sengaja"sesal Ryu.
Ryu menunduk.
"Aku tidak apa apa.."
"Eoh! Kim Ryu!"
Ryu langsung mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang Ia tabrak.
Ryu langsung terbelalak.
"Eoh.. eoh! Kim Namjoon.. lama tak bertemu, bagaimana kabarmu?"kata Ryu.
Laki laki yang disebut Namjoon itu langsung tersenyum menampakkan lesung pipinya yang manis,
"Aku baik. Bagaimana denganmu?"tanya balik Namjoon.
"Tentu saja aku juga baik, wah.. ini sudah lama sekali, benarkan?"kata Ryu.
"Aku bahkan tak percaya akan bertemu denganmu disini"ucap Namjoon.
Mereka pun bercengkrama dan banyak mengobrol ditempat itu yang kebetulan ada kursi taman.
Mereka bercanda tawa dan obrolan mereka terlihat mengasyikan dan seru.
Tanpa mereka sadari satu orang tengah melihat mereka dengan ekspresi yang terlihat kesal. Matanya yang sipit memicingkan tatapannya, Ia menatap dengan mata yang terlihat marah.
.
Keesokan harinya.
Jimin tengah terdiam dikursi koridor kampus. Ia sedang membaca buku dan meminum Mocha lattenya.
Jimin sedang menunggu Ryu, kekasihnya. Namun sampai sekarang kekasihnya tidak muncul.
'Kenapa belum datang juga'batinnya
Jimin melihat kearah gerbang kampus. Dia terkejut.
Gadisnya baru saja keluar dari mobil, yang Ia tau itu bukan mobil orang tuanya. Atau bahkan oppa-nya. Ia tau itu adalah mobil dari laki laki yang semalam gadisnya temui.
Jimin meremas cup Mocha lattenya dan melemparnya tepat ke tong sampah. Ia pergi dari tempatnya.
"Oii.. Taehyung!"panggil Jimin.
Orang yang dipanggilnya berbalik dan tersenyum melihat Jimin.
"Ryu? Kau tidak bersamanya?"tanya gadis disamping Taehyung. Hanseul.
Jimin terkekeh, kekehan yang aneh bisa dibilang seperti kekehan yang terpaksa, atau mungkin kesal/?
"Sekarang, tidak"
Terlihat dibelakang sana Ryu berjalan menuju Jimin, Taehyung dan Hanseul.
Ryu datang dan memukul lengan Jimin.
Jimin menatapnya,
"Kau bilang ada dikoridor bawah"kesal Ryu.
"Ah, aku tidak ingat berkata seperti itu"ucap Jimin.
Ryu mendesis kesal.
Taehyung dan Hanseul sudah biasa melihat mereka seperti ini. Padahal dulu saat bersama Hanseul, Jimin adalah sosok yang hangat. Tapi sekarang berubah drastis.
Jimin menjadi orang yang cuek dan selalu tidak peduli dengan hal apapun.
2 kali Jimin gagal dalam kisah cintanya. Bukankah itu menarik? Sekarang gadis yang Ia sukai bahagia dengan kedua sahabatnya. Taehyung dan Jungkook.
Satu hal yang teman temannya sadari. Jimin sangat menyukai Ryu, sejak saat dimana Ryu menolong Jimin saat itu.
Hanya saja Jimin bersikap sok keren karena takut gadisnya meninggalkannya. Tapi tidak ada tanda tanda bahwa Ryu akan meninggalkan Jimin saat ini.
Seperti dikata, sangat ramah saat awal berjumpa, dan menjadi dingin saat telah bersama.
Namun, Orang yang menjadi musuh Jimin tiba tiba muncul dihadapannya dan berteman baik dengan kekasihnya.
Menyebalkan.
.
Jimin sedang diperpustakaan, dan Ryu selalu ada disampingnya. Jimin selalu mensyukuri hal itu.
Jimin sibuk dengan buku yang Ia baca. Ia melirik Ryu, Jimin tersenyum.
Ryu tertidur. Dan itu membuatnya sangat senang. Karena Ryu terlihat sangat manis.
Wajah Ryu terlihat damai dan seperti anak kecil.
Jimin mengelus kepala Ryu dengan lembut. Ia tak bermaksud mengganggunya tidur. Hanya saja Jimin gemas melihat Ryu.
"Maafkan aku.."bisik Jimin.
Jimin menatap Ryu dengan hangat. Ia tersenyum kala melihat Ryu menggeliat kecil. Dia imut.
Tolong selamatkan Jimin dari keimutan Ryu.
Jimin akhirnya tidak bisa fokus dengan bukunya. Ia berfokus pada satu titik yaitu wajah Ryu.
"Ryu, kau tau? Aku benar benar cemburu melihatmu dengan laki laki itu"kata Jimin pelan sangat pelan.
Sebenarnya Ryu tidak benar benar tertidur sekarang, saat Jimin membisikkan kata maaf Ryu langsung terbangun dan terus menutup matanya.
Ryu menahan senyumnya. Ia tidak tau kalau kekasihnya akan merasa cemburu. Itu bukan seperti Jimin yang Ia kenal.
Akhirnya Ia tau, kalau Jimin benar benar menyayanginya. Bukan hanya status yang Ia inginkan bersamanya. Namun ketulusan.
Jimin hanya takut.
Jimin hanya tidak ingin kehilangan gadisnya.
Jimin tersenyum melihat Ryu.
"Ryu, aku tau sekarang kau terbangun"kata Jimin.
Ryu menahan senyumnya dan terbangun.
"Sejak kapan kau terbangun?"tanya Jimin.
Ryu berpikir.
"Saat kau meminta maaf padaku. Apa kau memiliki salah padaku? Kenapa kau meminta maaf?"tanya Ryu.
Jimin memegang tangan Ryu.
"Kemarin...
Aku sangat menyesal berkata seperti itu padamu..
Maafkan aku"kata Jimin. Ia benar benar menyesal.
Ryu tersenyum.
Ryu langsung berhambur memeluk Jimin.
Spontan Jimin membalas pelukan Ryu.
'Saranghae'batin Jimin.
~~
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/148745627-288-k142574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret || PJM
Fanfic2 kali sudah kisah cintanya gagal, apakah kali ini Jimin akan berhasil mempertahankan gadisnya?