R - 6

0 0 0
                                    

Drrrt...

Drrrttt...

Drrrrtttt...

Getaran yang berasal dari handphonenya membuatnya terbangun. Dia menggeliat kecil dan menguap.

Tangannya meraba raba nakas untuk mengambil handphone-nya.

Ia melihat nama orang yang tertera dalam ponselnya.

'Inhwa Is Calling'

Jimin langsung mengangkatnya.

Dengan suara parau Ia menyapanya.

'Bisakah kita bertemu? Di cafe biasa'katanya disebrang sana.

Jimin tersenyum simpul,

Merasa semangat.

"Baiklah"

Jimin langsung menutup telponnya. Ia terduduk dan memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Berapa banyak yang aku minum.."gumamnya.

Jimin menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya.

.

Jimin sudah bersiap untuk pergi ke tempat yang ditujunya. Gadis lamanya sudah menunggu disana.

Dengan semangat Jimin berjalan dan tersenyum.

Ia berniat untuk menyatakan perasaannya sekarang. Ia tidak peduli kalau harus menjalani hubungan jarak jauh.

Ia tidak ingin kehilangan gadis itu untuk kedua kalinya.

.

"Inhwa, aku akan kekamar mandi"ucap laki laki disampingnya.

"Baiklah"

Jimin memasuki cafe itu. Dan Inhwa langsung melambaikan tangannya.

Jimin langsung terduduk. Dan memberikan bunga yang Ia beli dijalan.

Inhwa tersenyum,

"Terimakasih"

Seorang laki laki asing dimata Jimin tiba tiba datang dan duduk disamoing Inhwa.

"Dia.. siapa?"

Inhwa melirik laki laki itu dan kemudian melihat Jimin.

"Jimin-ah, sapalah dia calon suamiku"kata Inhwa dengan senyuman yang mengembang.

Jimin terdiam beberapa saat,

"Ah.. calon suamimu..

Aku Jimin, teman Inhwa.

Dia mengerti ucapanku kan?"ucap Jimin.

"Tentu saja"

Laki laki itu tersenyum,

"Inhwa bercerita banyak tentangmu, terimaksih sudah menjaganya selama disini"ucapnya.

Jimin tersenyum secara paksa.

"Inhwa, aku hampir saja melupakannya, aku ada urusan mendadak, aku pergi dulu.."ucap Jimin beranjak dari tempat duduknya.

Inhwa tersenyum dan melambaikan tangan,

"Hati hati dijalan"

.

Jimin berjalan lunglai. Sebelumnya Ia mengira hari ini akan menjadi hari indah. Namun, ekspetasi hanyalah sebuah ekspetasi.

Hayalan hanya sebuah hayalan. Tidak pernah menjadi nyata.

Keinginannya tidak terpenuhi.

Sekelibat bayangan Ryu tersenyum membuatnya terhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Regret || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang