Jimin dan Ryu sedang terduduk dikursi taman. Sejak tadi mereka hanya berfokus pada diri masing - masing. Tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka.
Bahkan suara angin terdengar jelas diantara mereka.
"Jimin, Gwanmi. Apa dia sudah keluar dari rumah sakit?"tanya Ryu.
Jimin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sudah lama sekali sejak aku dan mereka bertemu. Mungkin sekarang dia sudah keluar. Mungkin"jawab Jimin.
Tiba tiba rasa penasaran muncul dibenak Ryu. Bagaimana Jimin dengan Gwanmi saat itu? Bagaimana dengan Hanseul saat itu?
Banyak yang bilang kalau tingkah Jimin sangat berbeda ditahun sekarang. Dan itu membuat rasa penasaran Ryu semakin besar. Apa yang membedakan Jimin dulu dan sekarang?
"Jimin, bolehkah aku tanya sesuatu?"
Jimin mengangguk.
"Siapa cinta pertamamu?"
Jimin sedikit berpikir.
"Haruskah aku mengatakannya padamu?"tanya Jimin.
Ryu tertegun. Apa Hanseul? Atau Gwanmi? Atau dirinya? Atau ada orang lain?
"Tentu saja,aku akan berbalik menceritakan cinta pertamaku padamu"ucap Ryu.
"... baiklah.."ucap Jimin.
Jimin sedikit menimbang nimbang kalimat yang pas untuk memulai percakapannya dengan Ryu.
"Saat itu.."
.
Jimin Pov.
Aku terduduk lemas digang kecil. Wajahku penuh dengan luka dan aku bahkan tidak bisa berdiri.
Seorang gadis tiba tiba mendekatiku dan bertanya apa aku baik baik saja. Aku bahkan sedang dalam keadaan tidak baik, jadi aku hanya meringis kesakitan.
Yang aku tau gadis itu bingung dengan apa yang harus Ia lakukan. Saat itu aku masih kelas 1 tingkat senior. Dan aku mulai menyukai Hanseul pada saat kelas 3 tingkat senior.
Gadis itu tiba tiba memberiku satu cup Mocha Latte.
Aku bahkan berpikir kalau gadis ini bodoh atau apa. Bagaimana bisa seseorang yang hampir sekarat diberi satu Cup Mocha latte.
Dia berbalik, dan aku meraih tangannya dan berkata 'selamatkan aku'
Gadis itu melepaskan tanganku dan yang aku perhatikan Ia seperti berbicara dengan telponnya.
Ia berbalik dan berkata kalau Ia menelpon rumah sakit. Gadis itu pergi dari tempatku.
5 menit setelah Ia pergi, ambulan datang. Dan aku tidak sadarkan diri selama 2 hari.
Karena luka dikepalaku.
Saat itu aku tau dia siapa. Aku selalu mengikutinya kadang kadang. Tapi semenjak aku kenal dengan Taehyung dan Minha. Aku jarang mencari tau tentangnya.
Bahkan aku melupakannya seiring berjalannya waktu.
Tapi dia memang cinta pertamaku. Sebelum aku menyukai Hanseul dan Gwanmi. Aku hanya berharap bisa bertemu lagi dengannya.
.
Author Pov.
"Apa kau pernah berniat untuk mencari tentangnya lagi?"tanya Ryu.
"Pernah. Namun aku tidak benar benar mencari tau tentangnya"
Ryu mengelus kepala Jimin. Jimin memutar kepalanya untuk melihat Ryu.
Ryu tersenyum hangat,
"Aku rasa kau orang yang sangat setia"kata Ryu.
Jimin terkekeh,
"Kalau kau berkata begitu, jangan pernah tinggalkan aku"kata Jimin.
Ryu tersenyum, "tidak. Aku tidak akan ninggalin Jimin"
.
Janji hanyalah janji. Kata hanyalah kata. Dimana hati sudah bosan, hati akan mencari hal yang membuatnya kembali berkesan.
Meninggalkan cerita lama untuk membuat cerita baru. Tidak berpikir untuk kedua kalinya. Hanya mementingkan keegoisan.
Tepat 1 bulan yang lalu mereka membicarakan tentang gadis pertama yang membuat Jimin tergila gila.
Jimin dan Ryu menjadi semakin jauh karena banyaknya kegiatan kuliah yang membuat mereka sibuk dengan kegiatan individu.
Bertemu hanya sesaat. Tidak pernah ada waktu hanya sekedar makan siang bersama.
Ryu semakin jenuh dengan hubungannya yang semakin sini semakin jelas renggang. Talinya hampir putus, namun Ryu semakin memperkuat pegangannya pada tali itu. Ia tidak ingin kehilangan Jimin.
.
Ruang kuliah terlihat ramai. Dosen Seo, dia berkata kalau hari ini akan ada seorang mahasiswa dari China yang menjadi seorang mahasiswa pertukaran pelajar selama 1 bulan.
Jimin menguap beberapa kali, dan disana Taehyung dan Hanseul terus saja mengganggu Jimin.
"Diamlah. 5 menit saja,biarkan aku tertidur"kata Jimin.
Taehyung menepuk pundak Jimin sedikit keras.
"Yak! Sebentar lagi dosen Seo masuk,"
Jimin menggeliat dan menguap.
Karena kesal Jimin pun menguatkan pandangannya agar tidak kabur. Ia menatap lurus papan putih didepan sana.
Clek!
Terdengar suara pintu. Seorang laki laki yang berusia 40 tahunan masuk dengan diikuti oleh seorang gadis seumuran mereka.
Jimin memperhatikan gadis itu. Ia merasa Ia mengenalnya. Tapi, siapa?
"Jimin-ah, bukankah itu Inhwa?"tanya Taehyung.
Seketika Jimin ingat, wajah itu, senyumannya, suaranya, semuanya yang hampir terhapus dari otaknya Ia kembali mengingatnya.
Dia gadis itu, gadis Mocha latte yang dulu sangat Ia kagumi.
Jimin tersenyum Ia merasa senang entah karena alasan apa. Hanya saja Ia merasa kalau Ia baru saja menemukan kepingan puzzle yang hilang.
"Sadarlah. Kau sudah ada Ryu!"kata Hanseul tepat ditelinga Jimin.
Jimin menggelengkan kepalanya. Hampir saja Ia melupakan kekasihnya. Bagaimana bisa Ia melupakan kekasihnya dalam sekejap.
Cinta pertama memang sulit untuk dilupakan. Seberapa kali pun kalian berniat untuk melupakannya akhirnya akan teringat juga.
Hanya karena hal kecil Jimin melupakan kekasihnya begitu saja. Dia memang laki laki yang menyebalkan.
"Annyeonghaseyo.. aku Moon Inhwa. Terimakasih. Senang bertemu dengan kalian"ucapnya.
'Suaranya bahkan tidak berubah'batin Jimin.
.
Setelah cukup lama mendengarkan ocehan penjelasan dari Dosen Seo, akhirnya bel penyelamat terdengar dengan jelas.
"Baiklah.. untuk tugas aku ingin kalian benar benar mengerjakan dengan kelompok yang sudah saya tentukan.."
"Pembagian kelompok aku akan memberitahu kalian lewat Taehyung.."
"Taehyung setelah ini kau datanglah ke ruanganku"ucap Dosen Seo.
Taehyung dengan semangat, "baiklah"
~
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret || PJM
Fanfiction2 kali sudah kisah cintanya gagal, apakah kali ini Jimin akan berhasil mempertahankan gadisnya?