4. Ibu Tua Yang Ditembak Mati

5 1 0
                                    

Oleh: triboymustika

***

"Pergi kalian! Ini bukan tanah kalian! Ini bukan negeri kalian! Menjauhlah! Tubuhku jauh lebih tua dari bangsa palsu yang kalian dirikan!" Dengan tangan tuanya, dia berusaha menghalau segerombolan serdadu bersenjata lengkap. Pemuda-pemuda berwajah bak malaikat, tetapi hati dipenuhi dengan hawa iblis yang membunuh. Perempuan tua itu terus melontarkan sejuta kata-kata kemarahan. Menghalau prajurit-prajurit yang berusaha meluluhlantakkan negerinya.

"Minggirlah, Nenek Tua! Atau peluru kami bersarang di tubuh bangkamu!" Seseorang di antara mereka merangsek maju, mendorong tubuh tua itu sehingga terjerembab ke tanah yang kering.

"Dasar anak durhaka! Aku mengutukmu! Aku mengutukmu! Dengar, sampai kapanpun, kalian tidak akan pernah memenangi pertempuran ini. Kalimat Allahuakbar akan selalu menghantui kalian. Pekik Allahuakbar akan senantiasa bergaung di penjuru negeri! Kami tidak takut! Kami tidak akan menyerah! Walu tubuh tua ini bercerai-berai oleh senjata dan pedang kalian, ruhku akan selalu hidup! Tubuh-tubuh tua lainnya akan menghalau kalian! Bahkan, pohon-pohon dan bebatuan akan berpihak kepada kami! Tunggulah! Tunggulah masa itu datang, wahai Penjajah! Kalian kaum terkutuk! Kalian akan abadi selamanya di kerak neraka! Dengar! Dengarkan kutukanku ini!"

"Banyak bicara kau orang tua! Sekarang matilah!" Suara jeritan Ibu tua itu tenggelam oleh rentetan peluru yang disarangkan ke tubuhnya. Darah merembes dari luka di badannya, mengalir, membasahi tanah yang suci. Tanah yang dia bela mati-matian. Tanah yang dia jaga dengan darah dan nyawa. Tembakan baru berhenti ketika tubuh tersebut tidak lagi bergerak. Wajahnya tersenyum. Senyuman penuh kemenangan.

Para serdadu itu kembali melepaskan tembakan ke tubuh pemuda-pemudi yang masih bergerilya di perbatasan. Dengan senjata seadanya, mereka berusaha melawan prajurit-prajurit haus darah tersebut.

Entah sampai kapan kematian akan mengoyak langit Palestina. Mungkin masa itu sudah dekat, di mana pohon-pohon akan berbicara, bebatuan akan mengeluarkan suara. Dan jika waktu itu sampai, bersiaplah menyambut tiupan sangkakala.

Waktu perjanjian itu sudah dekat, Sahabat! Bersiaplah!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang