Intro : Boys Meet Evil

1K 80 5
                                    

"Kenapa kau lakukan ini padaku?"

"Tidak maafkan aku, Shouyou." Gadis itu menggeleng takut, air mata membasahi wajah cantik.

Hinata menatap kosong sang kekasih, (Name) terbelalak kala menatap lelaki di depannya merobek dan mengoyak fotonya bersama Sang Kekasih gelap. Hinata tersenyum menatap kedua manik (e/c). Bukan sebuah senyuman yang menenangkan jiwa gadis itu, sebaliknya senyuman itu nampak berbeda dan menakutkan bagi (Name).

"Siapa Kau?"

***

.

.

.

          Kageyama menutup telinganya frustasi, bisikan demi bisikan terus menerus merasuk ke dalam dirinya sendiri.

"Bunuh dia, dia bukanlah ayahmu lagi. Orang itu pantas mati"

"HENTIKAN!!!"

Sebotol obat anti depresan terlempar menghempas cermin, berhamburan bersama dengan isinya.

Lalu, lelaki itu segera berlari keluar dari rumah. Satu-satunya yang ingin Kageyama lakukan hanyalah lari, lari, dan terus lari.

Meski tidak mungkin lari dari diri sendiri.

.

.

.

***

           Yamaguchi memandang kosong anak laki-laki yang kini telah berdarah dan meringis kesakitan.

"Kau pantas dapatkan itu." Sepatah kalimat dari Sang Pemuda sukses membuat anak itu menangis keras.

Tidak lama datang segerombolan pemuda dewasa, salah satunya segera memberikan pukulan telak pada wajah Yamaguchi.

"BAJINGAN! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU?!"

"Salahmu karena menjelekkan nama adikku."

Dan perkelahian yang tidak seimbang pun terjadi pada gang sempit nan kotor tersebut.

Gagak menatap mereka dari atas kabel tiang listrik.

***

.

.

.

           Foto pada pigura yang pecah berhamburan menjadi saksi kaku suara tangisan pilu seorang lelaki.

Tsukishima menghempaskan seluruh barang-barang yang ada di kamarnya dengan penuh emosi.

"JANGAN TINGGALKAN AKU!!"

Pemuda itu seolah kehilangan akal sehat, menjerit frustasi tidak terima atas kabar kematian Sang Kekasih.

"Ini salahku..."

"yah ini salahmu."

Suara asing seolah terdengar merasuki indera pendengaran pemuda berkacamata tersebut, Tsukishima menjerit seolah baru saja ditampar kenyataan.

Sakit, ini begitu menyakitkan hingga membuatnya seolah ingin mati saja.

.

.

.

***

.

.

.

          Hitoka menatap secarik surat yang bertuliskan namanya. Surat itu agak membuat ngeri karena Hitoka mendapati noda darah di sana.

Ponselnya bergetar tanpa henti, ditatap siapa yang baru saja menelpon dan mengirim pesan.

Hitoka mengernyit tidak suka, kenapa kekasih kakaknya terus menerus menghubungi?

Sebuah pesan dibaca oleh gadis pirang itu. Manik melebar, Hitoka segera membanting ponselnya hingga menimbulkan bunyi berisik.

Rasa benci pada kekasih kakaknya semakin membesar, Hitoka tidak habis pikir kenapa wanita gila itu mengiriminya foto lelaki berambut orange dengan senyuman iblis.

"Ah! Hari ini ulang tahun ayah, Kei Nii san pasti akan kembali." Tersirat sebuah harapan yang besar pada kalimat tersebut. Hitoka bergegas melupakan apa yang terjadi pada ponselnya.

Surat bernoda darah, segera dimasukkan ke dalam laci dengan niat dibaca nanti saja. Sekarang Hitoka berencana untuk membelikan hadiah untuk Sang Ayah.

Tanpa menyadari keberadaan seekor gagak yang bertengger di jendela kamarnya.

.

.

.

***

Save me

The truth was begin

WINGS || KarasunoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang