Love Tint - 4

2.8K 337 27
                                    

warn



part ini rada nganu ya

yang nggak suka bisa skip aja

okeee??? 









Jam sudah menunjukkan hampir pukul satu tapi Guanlin masih berkutat dengan laptopnya di ruang TV.

Walau fokusnya pada laptop,  Guanlin membiarkan TV di depannya menyala dengan volume kecil agar tidak membangunkan Ayin yang sudah lebih dulu terlelap.

Dia masih mengerjakan deadline tugasnya.

Guanlin melepas kacamata yang dipakainya lalu memijat dahinya. Pusing karena terlalu lama menatap layar laptopnya. 

Dia meraih gelas kopi yang sudah di dingin di depannya,  lalu meneguknya hingga tandas sebelum kembali berperang dengan tugasnya. 

"Loh,  kamu belum tidur,  Lin?" Guanlin tergelak mendengar suara Karin yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu kamarnya itu.

Mungkin karena terlalu fokus jadi nggak dengar suara pintu kebuka.

"Masih ngerjain deadline. Kamu kenapa bangun?" Guanlin balik bertanya.

"Haus. Mau ambil minum." Karin beranjak ke dapur.

Setelah menandaskan satu gelas air putih dia kembali ke ruang tengah. Mendudukkan dirinya di samping Guanlin. 

"Ga tidur lagi?" tanya Guanlin sambil menyibak rambut panjang Karin.

"Udah ga ngantuk." Guanlin terkekeh pelan. Soalnya habis ngomong gitu,  Ayin nguap lebar.

"Tugas apa, sih?" Karin mencondongkan badannya. Melihat apa yang sedang dikerjakan Guanlin.

"Pemrograman. Eror mulu kesel aku," adu Guanlin.

Karin tersenyum. Impiannya punya pacar programer terpenuhi. Guanlin jadi makin ganteng sumpah setiap ngoding gini.

"Yaudah lanjutin. Aku temenin kamu." Karin duduk menyandar di sofa. Guanlin ambil laptopnya di meja,  dia pangku lalu ikut menyandarkan punggungnya di sofa.

Sepuluh menit mereka duduk berdua tanpa suara. Hanya terdengar bunyi keyboard dan suara TV yang tidak terlalu keras.

"Yin, kalo ngantuk tidur dalem aja. Sakit badan kamu nanti," kata Guanlin saat Karin menyender di bahunya.

"Kamu juga. Kamu belum tidur 'kan." Karin mengangkat wajahnya.

"Aku tidur kamar kamu, ya?" Guanlin menyunggingkan senyuman khasnya.

"Nggak. Ngapain?!"

"Sekali aja, Yang," rengek Guanlin.

Karin memutar bola matanya malas lalu sedetik kemudian terdengar pekikan kegirangan dari Guanlin.

Padahal kan Karin belum jawab apa-apa. 

Guanlin buru-buru save project nya terus matiin laptopnya.

"Bentar Yang,  aku cuci muka dulu." Guanlin beranjak ke kamar mandi dekat dapur.

"Apaan, heh? Aku 'kan belum bilang iya?!" pekik Karin yang nggak digubris Guanlin sama sekali.

Karin menghela nafas pelan, lalu  membereskan bekas gelas kopi Guanlin dan bungkus makanan ringan yang berserakan di meja.

"Yuk," Guanlin berdiri di depan Karin.  Tapi cewek itu malah mengulurkan kedua tangannya. "Gendong," pintanya manja.

[2] Love Tint ❣ Guanlin ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang