Bagian tanpa judul 2

3 1 0
                                    



"Bukan Beban berat bagiku, memutuskan tentang hidupku, masa depanku di masa yang akan datang."

Selesai sholat shubuh, masih mengenakan sarung dan peci aku keluar kamar. Aku lihat Orangtuaku sudah siap untuk bekerja di sawah milik pak RT .

" Untuk sarapan udah ibu siapkan, mungkin aku dan bapak mu pulang sore sebab sawahnya pak RT jauh"

Mereka berdua membuka pintu rumah, aku mengikutinya dari belakang dan aku berhenti di teras rumah. bapakku menuntun sepeda tuanya lalu menaikinya dan ibuku membonceng di belakang.pelan, tapi pasti bapak dan ibuku hilang di telan kabut pagi.

Udara yang masih dingin dan lembab, gelap pun masih menyelimuti bumi,burung - burung enggan berkicau karena kedinginan.

Aku kembali masuk kedalam rumah.nyala lampu 5 whatt aku matikan lalu menuju ke dapur. Mataku tertuju kemeja makan yang ditutupi kerudung plastik.

Aku mendekat dan duduk di kursi kayu lalu membukanya kerudung plastik di atas meja.

Harum...aroma masakan ibuku, tempe semur, sambel terasi dan nasi liwet. Sedap untuk di santap. Aku tutup kembali dengan kerudung plastik. Aku pandangi dapur terlihat kayu masih membara asap mengepul tipis.di tempat cucian piring yang hanya bak plastik aku lihat tidak ada cucian piring . Aku lihat lantai dapur pun sudah bersih.aku menarik nafas pelan. Lalu aku sandarkan kepalaku dengan meja makan dan memejamkan mata.

Entah berapa lama aku tertidur di dapur,

Telingaku mendengar namaku di panggil - panggil beberapa kali dan pintu rumah di ketok- ketok.

"Putrooo..."

" Put..!"

aku pun bangkit dan melangkah meninggalkan dapur menuju ke ruang tengah dan menghampiri pintu.pintu aku buka, suara khas pintu " kheeeekkk" saat di buka.

Aku terkejut melihat kehadiran Yuni dan Yusuf kerumahku. Keterkejutanku karena mereka berdua datang kerumahku pagi buta. Belum sempat aku ucapkan salam

Celetuk Yuni sambil bibirnya manyun.

" Kenapa,heran?"

" Lama, kali bukanya!"

Yusuf menarik tanganku keluar rumah dan menariku ke bangku bambu di teras rumah. Yuni pun ikut duduk.

" Sepagi ini kalian ,berdua?"

" Udah ga usah punya pikiran macam-macam kamu,put!"

Sela Yuni sambil matanya melotot.aku pun tersenyum salah tingkah.

" Jangan banyak tanya.jangan heran dan berfikir aneh-aneh tentang kita berdua"

Yusuf menjelaskan

" Betul.!, Kami datang sepagi ini, itu hanya untuk, kamu"

Tempeleng tangan yuni mendarat di kepalaku, aku pun membetulkan peciku.

Yuni dan Yusuf teman sekolah sejak kelas 1 sampai sekarang mau lulus mereka berdua salalu satu kelas.

Walau Yuni yang tomboy , kasar tapi hatinya baik. Tapi Yusuf tipe cowok yang lebay.

Aku lihat Yuni mengeluarkan handphone dari dalam tasnya. Dan menunjuk mukakku dan muka Yusuf memberikan isyarat untuk diam. handphone Yuni tidak seperti biasanya di pakai. Mungkin handphone baru, tentunya mahal. Kataku dalam hati.

Tiba-tiba handphone yang di pegang Yuni berdering , nada deringnya sangat beda lagu milik Iwan fals menjadi nada dering kalau gak salah judulnya " entah" Yuni memencet tombol dan volume speaker dibesarkan

Kaulah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang