PAGE 3

373 77 22
                                    

"Jaehyun? Kenapa belum pulang?". Aku yang sedang duduk di depan ruang ganti menoleh ke samping saat mendengar suara merdu Ten memanggil namaku.

Dia tampak kerepotan membawa beberapa bola di tangannya. Dan aku pun langsung membawa dua dari tiga bola yang ia pegang. "Aku sedang menunggu yang lain, rasanya tak enak jika langsung pulang tanpa berpamitan". Jawabku kemudian.

"Meski terlihat dingin dan tak perduli dengan sekitar, ternyata Jaehyun benar-benar baik ya". Pujinya membuatku malu setengah mati. Dan aku yakin wajahku yang putih ini berubah menjadi merah.

"Tidak. Kau terlalu berlebihan". Sanggahku segera. Dan dia hanya tertawa ringan sebagai tanggapan.

Setelah menaruh bola-bola yang kami bawa ke dalam lemari, aku dan Ten kembali ke luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menaruh bola-bola yang kami bawa ke dalam lemari, aku dan Ten kembali ke luar. Duduk di bangku berduaan sambil menunggu yang lain selesai berganti baju.

"Kau pulang sendiri?". Celetukku bertanya.

"Huh?". Dia menoleh ke arahku.

"Ma—maksudku, sekarang sudah hampir jam delapan malam. Dan bahaya untukmu pulang sendirian". Jelasku sedikit gugup, saat matanya yang hitam terfokus ke arahku.

"Ne, kau benar". Dia tersenyum dan mengalihkan pandangannya kembali ke depan sana. "Belakangan ini banyak anak berandal berkeliaran, mereka suka meminta uang atau mengerjai orang yang lewat sendirian". lanjutnya sedikit menggembungkan pipi—benar-benar terlihat lucu.

"Jadi—um.. mau ku antar pulang? Kebetulan hari ini aku membawa motor". Tawarku berharap dia akan menerimanya.

Ya. Inilah tujuanku yang sebenarnya, bukan menunggu anggota tim yang lain tapi ingin mengajak Ten untuk pulang bersama.

"Aaa, terimakasih, tapi aku sudah berjanji pada Johnny-sunbae untuk pulang bersamanya. Mianhae". Tolaknya terlihat begitu menyesal. Dan hatiku serasa ditusuk sembilu saat nama Jhonny-sunbae keluar dari mulutnya.

Sepertinya mereka sudah semakin dekat.

"Ahh.. begitu ya, gwaenchana". Kataku penuh kebohongan. Bohong karena hatiku sama sekali tidak baik.

"Sekali lagi maafkan". Ulangnya lagi terdengar masih tak enak. "Ah iya, dari pada mengantarkanku pulang, lebih baik kau antar Taeyong saja. Bukankah rumah kalian hanya berjarak dua blok?".

"Aa ya, benar. Memang dua blok, tapi tak terlalu dekat ju—".

"Nah, itu Taeyong". Tiba-tiba saja dia berdiri saat pintu ruang ganti terbuka dan Taeyong keluar dari ruangan itu. "Yongie, kau sudah mau pulang?". Tanyanya saat Taeyong sepenuhnya keluar dari ruang ganti, diikuti anggota lain di belakangnya.

"Ne, setelah mengunci pintu aku tinggal pulang. Memangnya ada apa?" Jawab Taeyong menampakkan wajah penasaran.

"Jaehyun bilang dia akan mengantarmu pulang. Iya kan, Jaehyun?"

[G] 짝사랑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang