PAGE 7

256 55 10
                                    

Hari demi hari terlewati tanpa ku rasa.

Tropi juara Inter-High Cup sudah berhasil ku bawa pulang bersama teman-teman tiga hari yang lalau. Tak ku sangka pertandingan akan semebosankan itu, tim kami berhasil menang dengan agregat 127 – 65 dengan mudahnya. Aku juga sempat bingung, kenapa tim selemah itu bisa masuk ke babak final? Ah sudahlah... untuk apa juga dipikirkan, mungkin mereka hanya beruntung.

"Sepertinya kemenangan sudah sangat biasa di sekolah ini. Aku kira kemenangan kita akan mengalihkan perhatian mereka, ternyata tidak". Celetuk Yuta yang saat ini tengah duduk di sampingku. Saat ini kami tengah duduk berdua di bangku taman untuk makan siang bersama.

Aku yang tengah menyeruput susu kotak menggelengkan kepala, kemudian melemparkan kotak susu yang sudah habis ku minum ke dalam tong sampah terdekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku yang tengah menyeruput susu kotak menggelengkan kepala, kemudian melemparkan kotak susu yang sudah habis ku minum ke dalam tong sampah terdekat. "Tidak papa, sepertinya aku juga sudah mulai terbiasa". Ucapku cuek.

Bohong. Sebenarnya aku tak terbiasa sama sekali. Hatiku masih sakit saat mendengar orang-orang membicarakanku. Betapa tidak, siapa yang tahan setiap hari kau dibilang pengecut, menyedihkan dan dibanding-bandingkan dengan orang yang sudah merebut orang yang kau cintai? Aku yakin orang lain pun akan sakit hatinya, sama sepertiku.

"Kalau begitu aku senang mendengarnya".

Ya aku memang harus terlihat baik-baik saja. Kalau rasa sakit ini ku tunjukkan, semakin parah aku menjadi bulan-bulanan seisi sekolah.

 Kalau rasa sakit ini ku tunjukkan, semakin parah aku menjadi bulan-bulanan seisi sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan diantara kami berdua. Yuta sibuk menghabiskan roti nya dan aku menyibukan diri dengan bermain game di ponsel. Cara makan Yuta memang seperti perempuan, lamban sekali. Makanya setiap hari ia datang kesiangan karena lama menghabiskan sarapannya.

"KYYAAAAAA!!".

Aku terhenyak, tiba-tiba saja teriakkan histeris terdengar begitu keras dari arah cantin. Yuta yang tengah mengunyah roti terakhirnya pun hampir tersedak saking kagetnya. Aku pun langsung mematikan ponsel ku dan memasukkannya ke dalam saku.

"Ayo!". Seruku yang dijawab anggukan oleh Yuta. Kami pun segera berlari ke arah suara berasal.

Dan tak butuh waktu lama, kerumunan orang yang tengah melingkari sesuatu pun sudah dapat kami lihat begitu menginjakkan kaki di area cantin. Wajah-wajah mereka nampak pucat, berkerut, terbelalak dan memandang ngeri tepat pada arah yang sama. Pada dua orang yang tengah bergumul di lantai tepat di tengah lingkaran. Aku pun semakin mempercepat langkahku untuk mendekat, karena dari jarak ku saat ini aku tak bisa memastika siapa dua orang itu.

[G] 짝사랑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang