PAGE 9

217 32 0
                                    

Taeyong memandangku dengan raut wajah yang kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong memandangku dengan raut wajah yang kebingungan. Dari reaksinya itu aku tahu ia tak mengerti pada apa yang baru saja ku katakan.

"Menjadi pacarku untuk beberapa hari ke depan tak masalah bagimu kan?".

Bukan ia yang bodoh, tapi aku.

Jelas sekali perkataanku itu terdengar ambigu. Antara mengajaknya untuk mengabaikan rumor itu sampai reda lalu hilang sendiri atau mengajaknya benar-benar pacaran karena aku kadung mengakuinya sebagai kekasih di depan umun.

Baiklah.. aku tak keberatan untuk menjelaskannya.

"Ehem—". Sedikit canggung aku menggeser posisi dudukku untuk lebih dekat dengannya. Entah kenapa aku tak yakin bisa menyuarakan maksudku dengan lantang hingga aku takut pemuda bermanik boneka di depanku ini takkan bisa mendengarnya dengan jelas. "—begini, terkait gosip itu... Ayo, wujudkan asumsi mereka!".

"Huh? Maksudnya?".

Ya Tuhan mulut bodoh ini, kenapa yang keluar malah ambigu lagi sih?

"Sun-sunbae? Are you oke?".

Tanpa sadar aku menjambak rambutku frustasi.

"Ya aku baik-baik saja".

"La—lalu... sebenarnya apa yang sedang Sunbae coba sampaikan?". Taeyong menundukkan kepala, memainkan sumpit di atas kotak bekalnya yang belum kunjung ia buka. "Membiarkan gosip itu... menjadi pacarmu untuk beberapa hari ke dapan... lalu... membuat asumsi mereka menjadi nyata... aku benar-benar tak mengerti". Lanjutnya begitu pelan namun bisa ku dengar dengan jelas.

Tiba-tiba saja keraguan menyeruak memenuhi hatiku.

"—apa yang sedang Sunbae coba sampaikan?".

Keegoisan.

Aku sedang mencoba menyampaikan keegoisanku. Keegoisan yang jelas akan membelenggumu dalam kekecewaan dan mungkin sedikit... kebahagiaan?

Ahhh. Kenapa jadi berat begini untuk menyampaikannya? Ke mana tekad bulatku yang semalam begitu membara? Lee taeyong, wajah muram dan suara lirihmu itu benar-benar sukses melemahkan tekadku.

Tapi.. aku tak boleh goyah.

Keadaan ini juga terjadi karena ulahnya.

Jika sejak awal dia tak terus menerus mengejarku dan tak sembrono menyerang orang sampai nyaris mati... kami tidak akan terjebak dalam keadaan kacau seperti ini karena aku tak perlu membela dan mengakuinya sebagai pacarku di hadapan banyak orang agar kewarasaanya yang hilang bisa kembali lagi.

Ya. Kau yang memulainya Lee. Kau harus bertanggung jawab atas kerugiannku yang makin sedikit memiliki peluang untuk mendapatkan Ten kembali.

"Lee Taeyong dengarkan baik-baik...". Taeyong mengangkat wajahnya dan menatapku. "...untuk memperbaiki keadaan ini mau tak mau kau harus menjadi pacarku".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[G] 짝사랑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang