Bab 4

248 8 0
                                    

Lintang pun sampai di rumahnya dan telah ada orang tuanya yang sedang menunggunya di depan pintu. Kak Radit bergegas pulang dan berpamitan dengan alasan ada sesuatu yang harus dia urus.

Dan Lintang pun masuk ke rumahnya yang telah dihias dengan hiasan yang begitu indah.

Dia pun langsung menuju kamarnya dan berbaring. Dalam hatinya ia masih mencintai Kak Radit, tapi apa boleh buat sebentar lagi ia akan menikah. Ia menyesali masa lalunya dengan Kak Radit.

“ Ya allah aku menyesal telah menyia – nyiakan seseorang yang mencintaiku dan selalu jujur terhadap kata – katanya. Jika saja waktu itu aku tidak termakan perkataan  orang lain, mungkin…ah sudahlah aku tidak usah kecewa aku yakin Allah tahu mana yang terbaik untukku.”

Di bilik kamar seorang gadis tengah berhias untuk hari bahagianya ini.

“ Lintang cepat! Pengantin prianya sudah datang.” Kata mamah Lintang

“ Benarkah? Bentar bu.” Sahut Lintang

“ Lintang calon suamimu meminta agar kamu tetap disini sebelum dia mengucapkan Iajb Qabul. Tak apa – apa kan nak? Nanti dia akan mendatangimu, dan kamu jangan keluar sampai ia mendatangimu.”

“ Baiklah bu.”

Ijab Qabul pun telah dilaksanakan, dan Lintang mulai berpikir alasan Suaminya melarangnya keluar sebelum ia datang. Yang tadinya Anandita ingin menemaninya takut ia bosan, Ia malah menyuruhnya untuk pergi karena ia ingin sendiri.
Tak lama kemudian, datanglah suaminya menemui dirinya.

“ Assalamu’alaikum.” Sahut Kak Radit

“ wa’alaikumsalam. Kak Radit?.” Dengan wajah heran

“ Baiklah Lintang aku akan menjelaskan semuanya.” Sahut Kak Radit

Mereka berdua pun duduk, lalu Radit memegang tangan Lintang dan mereka saling bertatapan.

Dia Adalah Dia (Cerpen) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang