Bab 5

333 9 0
                                    

“ Assalamu’alaikum.” Sahut Kak Radit

“ wa’alaikumsalam. Kak Radit?.” Dengan wajah heran

“ Baiklah Lintang aku akan menjelaskan semuanya.” Sahut Kak Radit

Mereka berdua pun duduk, lalu Radit memegang tangan Lintang dan mereka saling bertatapan.

“ Lintang, sebenarnya ketika kamu memutuskan hubungan denganku, aku pergi ke Mekkah bukan hanya umroh tapi juga aku ingin meminta petunjuk kepada Allah siapa jodohku sebenarnya. Dan seminggu yang lalu aku bermimpi bahwa kamu adalah jodohku. Oleh karena itu, aku langsung melamar dan meminangmu. Tapi aku sengaja meminta semua keluarga bahkan sahabatmu untuk tak memberitahukan siapa orangnya agar aku bisa tahu apa yang akan kau lakukan bila aku muncul dihadapanmu lagi. Ternyata perasaanmu sama seperti yang ku rasakan dan walaupun begitu kau tetap menghormati calon suamimu. Dari situlah aku berpikir agar pernikahanku denganmu dipercepat.” Jelas Radit

“ Tapi kenapa kau seperti itu, kau merahasiakannya dariku. Apakah kamu tak percaya padakau?.” Tanya Lintang

“ tentu saja tidak. Justru karena aku percaya padamu.” Jawab Radit

Adzan Asar pun berkumandang dan mereka pun sholat berjama’ah. Setelah selesai, Radit mencium kening Lintang dan Lintang mencium tangan Radit.

“ Kenapa kau menangis Lintang?.” Tanya Radit

“ Kini ku tahu bahwa Allah akan menjawab segala do’a – do’a kita dan aku belajar bahwa cinta harus dibarengi dengan iman, kesetiaan, jujur dan terutama kepercayaan. Makasih sayang.” Jawab Lintang

“ Iyah kamu juga sayang.” Kata Radit

Dari pelajaran ini mereka mengambil segala hikmahnya terutama saling percaya terhadap pasangan dan tak mudah percaya terhadap perkataan orang lain.

Dia Adalah Dia (Cerpen) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang