Next Day 6

48 8 11
                                    

"Def... Gue mau ngomong serius sama lo..." sahutnya yg masih menahan tangan Defina.

Defina masih menstabilkan detak jantungnya sehingga dia belum bisa berbalik menghadap Azka.

"Aduhh... Jantung gue kaya mau copot ya Allah" batinnya histeris.

Dan tanpa panggilan lagi Defina sudah mampu membalikkan badannya kearah Azka.

Disitulah mata mereka bertemu dan saling menatap dengan pikiran masing-masing.

"I..i..iya?" tanya Defina gugup.

"Emm..emm..a..anu..." jawab Azka terbata-bata.

"Kenapa?" tanya Defina kembali.

"Emm..emm..it..itu..roknya nyangkut tuh Def..paha lo rada keliatan" jawab Azka sambil menunjuk rok Defina namun mengalihkan tatapannya.

Prank.....
Hancur sudah harapan:v Ett ini Defina-nya yg terlalu berharap atau Authornya aja yg geer yak?:v

Defina langsung membetulkan roknya dengan kondisi muka memerah menahan malu.

*****


"Gue kira dia mau ngomong apa, ternyata...cuma angan-angan semata gue aja!" Gumam Defina kecewa sambil berjalan kearah pintu rumahnya dengan keadaan ya... Miris mungkin.

Defina membuka pintu rumahnya sambil mengucapkan salam, namun tak ada jawaban.

"Kemana Papa? Kok sepi sih?" gumamnya sendiri.

Dan kemudian Defina bergegas masuk, serta menutup kemudian mengunci pintu.

"Kok tumben sih Papa nggak ada dirumah ya? Ga ngabarin lagi".

Dan setelah itu Defina masuk ke kamar nya untuk segera membersihkan badan juga mandi.

Hari sudah hampir malam dan rumah masih tampak sepi, Defina hanya berbaring sebentar dikasur empuknya sambil sesekali mengecek ponsel.

Setelah beberapa detik menyalakan Data Seluler, ponsel Defina langsung berdering.

*ting..
5 pesan tak terbaca.

"Eh? Ada pesan? Gue kira cuma OA"

Kemudian Defina membuka pesan pertama, ternyata dari ayahnya.

Dad❤
Nak... Papa pulang agak malam ya sayang, soalnya Papa dapet meeting dadakan sama para klien, kamu hati-hati ya dirumah, jangan lupa kunci pintu dan, jangan lupa makan sama sholat tepat waktu ya nak....

Me
Iya Paaa oke, aku ga bakal lupa kok:)

Setelah mengetik pesan, Defina menekan tombol send.

Beginilah Papa Defina, selalu khawatir padanya karena Defina adalah putri sekaligus anak satu-satunya, kekhawatiran dan kecintaannya pada Defina meningkat semenjak kepergian mendiang istrinya atau sang Mama.

Namun Defina sangat senang dan bangga kepada Papanya itu, menurutnya, beliau seperti peganti sosok ibu dalam kehidupannya, walaupun sebenarnya sosok seorang ibu tak bisa tergantikan.

Dan setelah pesannya terkirim, Defina membuka pesan lain.

3 pesan dari Kharel.
1 pesan dari Azka A.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silent Love [RePublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang