Day 4

54 6 7
                                    

Keesokan harinya Defina tengah duduk dibangkunya seorang diri dikarenakan Meera belum sampai disekolah saat ini.

Pagi hari ini Defina nampak aneh karena sedari tadi dia terus diam dan melamun dengan tatapan kosong.

Terkadang teman-teman yg melewatinya menepuk bahunya, dan dia hanya tersadar dari lamunannya dan menjawab 'ga kenapa-napa', setelah itu melamun kembali.

Sampai beberapa lama dia melamun ada seorang pria datang dan duduk didepannya.

"Heyyy!!! Kenapa?" Tanya pria di depannya.

Karena terkejut akan suara yang didengarnya itu, Defina terbangun dari lamunannya.

"Eh...Kharel kenapa?" tanya Defina balik.

Kharel hanya mendengus pelan.
"Hfftt...orang nanya malah nanya balik"

Defina hanya terkekeh pelan.
"Maaf...gue ga denger tadi"

Dan Kharel beralih menatap mata Defina dengan tatapan yg penuh arti, dan bertanya sekali lagi.

"Kenapa?" tanyanya dengan suara yg melembut.

Defina akhirnya tertunduk entah karena apa, dan mulai angkat suara.

"Gue...ka..kangen Mama..." jawabnya masih dengan kepala tertunduk dan terdengarlah suara isakan kecil.

Kharel menatap teman kecilnya ini dengan rasa kasihan, dan mendongakkan kepala teman kecilnya ini dengan kedua tangannya agar beralih menatapnya.

Sambil tersenyum hangat
"Berdoalah buat beliau" pintanya.
"Dan jangan sedih kayak gini, nanti malah Mam lo ikutan sedih" pintanya sekali lagi.

Tanpa Defina sadari kedua sudut bibirnya terangkat karena Kharel mencoba menghapus air mata dikedua pipinya.

Dan Kharel tersenyum simpul kepada Defina, dia ingin sekali memeluknya namun Kharel masih memiliki batas itu.

"Udah-udah jangan nangis terus, nanti lo tambah jelek" ejeknya.

"Apa?!, jadi gue selama ini jelek gitu?!" sahutnya dengan marah.

"Wehehe..engga kok engga..cantik" jawab Kharel dengan memasang wajah takut.

"Jadi, ga cantik?!"

"Bukan...maksudnya lo itu cantik na.."

"Hmm...baru tau lo kalo gue cantik, dari dulu kemana aja?" sahut Defina dengan kegeeran tingkat dewa.

Sedangkan Kharel yg dari tadi memperhatikan tingkah Defina hanya mendengus pelan.

"Kalo gitu mah gue gausah muji dia dah" sahutnya pelan.

"Apa kata lo?!" sentak Defina.

Sambil gelagapan "Ehm..anu..eng..engga na"

"Hm yg bener?"

"Iyaaa"

"Btw, nanti gue mau ke makam jadi ga usah nganterin gue pulang ya"

"Hem..gue boleh nemenin lo?" tanya Kharel.

"Ga usah, Gue mau sendiri aja" Tolak Defina halus.

"Okay" sahut Kharel.

Setelah itu Kharel pergi ke kelasnya dan meninggalkan Defina di bangkunya.

Tak berselang beberapa lama Meera datang dan langsung duduk disamping Defina sambil menyapanya.

"Hai Def" Sapanya sembari duduk dan merapikan tasnya.

"Hm" Sahut Defina dingin.

Melihat tingkah aneh Defina yg tak menatap Kedatangan sekalipun membuatnya heran , Meera yg tadinya merapikan tasnya berbalik dan menatap Defina dengan heran.

Silent Love [RePublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang