07. Found you

8.9K 1.5K 195
                                    

Yoora yakin bahwa semuanya akan berjalan lancar. Namun ternyata tidak. Dihari ke-10, disaat itulah Taehyung melihat sosoknya.

"Nona, tunggu!"

Itu teriakan Taehyung, saat Yoora telah pergi. Sayangnya, Taehyung sempat melihat kelebat bayangannya dan mengejar Yoora.

Hanya saja, Yoora sedikit beruntung. Taehyung belum melihat wajahnya. Karena Yoora tengah lari tanpa menoleh ke belakang saat Taehyung mengejarnya.

"Jangan mendekat, kumohon jangan mendekat." Ketakutan merasukinya, Yoora benar-benar tidak ingin Taehyung mengenalnya.

"Kenapa? Apa yang kau takutkan?" Suara Taehyung dari belakang meremangkan tubuhnya, masih sama persis seperti yang pernah Yoora dengar. Yoora menunduk, kepalanya menggeleng.

Yoora tak bisa berpikir apapun lagi, dan seketika langkah kakinya kembali membawanya pergi sebelum teriakan Kim menahannya.

"Kumohon berhentilah, aku memohon padamu."

Seketika Yoora berhenti, kakinya terdiam, tanpa mampu melangkah sedikitpun.

"Kau tak perlu menunjukkan dirimu, setidaknya dengarkan ceritaku. Aku tak akan memaksa melihatmu untuk mengenalimu. Tapi aku hanya ingin kau mendengarkanku. Oke?"

Satu anggukan Yoora menjadi jawaban. Saat nafas lega Taehyunh terdengar dari belakangnya.

"Kau okay? Maksudku— kau baik-baik saja?" Yoora mengangguk. Suaranya masih belum mau keluar.

"Lama tak bertemu denganmu, aku yakin kau pasti baik-baik saja. Namun tidak denganku. Aku tidak baik-baik saja, nona. Mau mendengar alasannya kenapa?"

Yoora diam, tidak menggeleng maupun mengangguk. Tidak memberikan jawaban apapun yang menjadi tanda bagi Taehyung bahwa gadis itu mau mendengarnya.

"Kau tahu? Aku tidak menyukai bunga, sama sekali. Namun mawar biru yang selalu kau berikan, membuatku menyukainya untuk pertama kali. Aku sangat menyukainya."

Taehyung bergerak, mengubah cara berdirinya. Menatap punggung Yoora dari belakang.

"Setahun yang lalu, mawar biru membuatku menyukai orang yang selalu memberinya padaku, meski aku tidak pernah tahu dia siapa. Aku selalu menanti setiap akhir pekan untuk mendapatkan mawar biru itu lagi. Aku tidak mencari tahu siapa yang memberinya, karena aku yakin suatu saat dia akan menampakkan dirinya."

Satu helaan nafas Taehyung terdengar begitu berat. Mengingat bagaimana ceritanya dulu.

"Namun pada akhirnya, gadis itu malah pergi dan memberikan bunga smeraldo sebagai perpisahan. Kau tahu? Itu pertama kalinya aku merasakan patah hati. Dan aku baru sadar, ternyata sakit." Ada jeda saat Taehyung meraup oksigen untuk menetralkan hatinya. "Boleh aku bertanya, kenapa kau tidak mau menunjukkan dirimu saat itu dan malah pergi?"

Yoora kembali menunduk, nafasnya tercekat. Hatinya terasa sakit menghadapi kenyataan didepannya.

"Aku takut." Satu lirihan kecil keluar dari bibir Yoora. "Aku takut, jika kita saling mengenal lebih jauh, aku akan semakin menyukaimu."

Taehyung menghela nafas berat untuk kesekian kalinya. Nyatanya, Taehyung sangat tahu alasan Yoora kenapa menghindarinya.

"Mengapa takut jika kita saling menyukai? Apa karena ibuku?" Yoora terdiam, memikirkan apapun yang menjadi alasannya saat perkataan Taehyung selanjutnya membuat hatinya berontak. "Yoora, apa karena apa yang dikatakan ibuku padamu?"

Hati Yoora mencelos, Kim Taehyung mengenalnya.

"Ya, aku telah mengetahuimu. Sejak ibu menceritakanku tentangmu. Dan dari cerita ibu aku menjadi lebih menyukaimu. Apa yang dikatakan ibuku tidak benar."

"Tidak, Kim. Perkataan ibumu benar, aku tak bisa menyukaimu. Bahkan aku tidak pantas menyukaimu, Kim."

"Kenapa? Apa perihal sakitmu? Apa tentang kau yang kemungkinan tidak mempunyai anak?" Yoora terdiam, kenyataan kembali menghancurkannya.

"Yoora, biar kuberitahu. Aku telah menjadi dokter spesialis kandungan. Jadi aku bisa memeriksamu dan melakukan proses pengobatan agar kita bisa mempunyai anak—"

"Apa yang kau bicarakan? Jangan berkata omong kosong, Kim." Sela Yoora saat mendengar ucapan Taehyung.

"Tidak, Yoo. Aku sudah pernah kehilanganmu saat kau pergi. Dan aku tidak akan melepaskanmu kali ini."

Yoora kembali diam, tidak mungkin 'kan semua angannya tentang Taehyung akan berjalan lancar seperti ini.

"Tidak, Kim. Tidak akan pernah. Kita tidak bisa bersama, kau tahu itu."

"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu apapun. Yang aku tahu adalah aku telah jatuh cinta pada gadis pemberi mawar biru. Yang aku yakini bahwa dia mencintaiku. Jadi kami bisa bersama."

Yoora masih diam. Hatinya membuncah menyenangkan namun masih ada sesuatu yang menahan disana. Rasa takutnya terlampau besar.

"Yoo, ibu menyampaikan salam padamu. Ibu menyesal mengatakan padamu kata-kata itu. Hingga membuatmu pergi dan membuatku cukup gila saat itu. Dan ibu memintaku mencarimu, Yoo. Dan aku sudah berjanji akan membawamu kembali ke Seoul jika aku menemukanmu."



"Yoora, biarkan aku melihatmu."

Dan untuk pertama kalinya, Yoora tidak menolak lagi. Perlahan Taehyung berjalan mendekat. Hingga dijarak begitu dekat, Taehyung menyentuh bahu Yoora. Dan memutarnya untuk membuat Yoora menghadapnya.

Senyum di wajah Taehyung berkembang. Semua pada diri Yoora sesempurna apa yang ada diangannya selama ini.

"Jangan pernah takut lagi, Yoo. Ak telah begitu jatuh cinta padamu. Aku tak akan melepasmu."




- May 23, 2018 -
* * *

UNDELIVERED TRUTH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang