"Kali ini aku yang aku menjadi dokter pribadimu. Apa kau tidak keberatan?"Yoora tersenyum, menatap kekasih hatinya yang dulu hanya ada di angan-angan. Dan kini telah secara nyata berada didepannya.
"Jadi, setelah berhenti konsultasi dengan Ibu. Bagaimana kelanjutan pengobatanmu?"
"Aku tidak berobat kemanapun. Menyerah pada dirimu telah membuatku menyerah pada penyakitku, Tae."
Taehyung menatap tidak suka. Mendapati fakta bahwa Yoora telah berhenti melakukan pengobatan dokter.
"Bagaimana jika aku tidak bisa memberimu anak? Kau satu-satunya penerus keluarga Kim."
Satu helaan nafas Taehyung, menjadi pengantar bagaimana tangannya terulur meraih tangan Yoora dan menggenggamnya kuat.
"Tidak perlu khawatir. Aku bisa melakukan program apapun untuk mempunyai anak denganmu."
Rona merah menjalar di wajahnya. Membuat Yoora merasakan debaran di hatinya. Ternyata mempunyai kekasih semenyenangkan ini, ya?
"Baiklah, aku akan melakukan pemeriksaan total secara menyeluruh untuk mengetahui kondisimu sekarang."
Ya, Yoora kembali ke Seoul. Bersama Taehyung yang mengambil cuti 3 hari untuk dapat menemani Yoora ke Seoul dan memeriksa kondisi tubuhnya.
Rasa takut itu masih ada, terasa pasti dan nyata. Bukankah impian setiap wanita bisa mempunyai anak bersama lelaki yang dicintainya?
Yoora rasa dia sudah kehilangan impiannya tentang hal itu. Hingga akhirnya rasa takut pun tak bisa mengubah apapun pada masa depannya.
"Aku sudah memegang hasil pemeriksaanmu."
Ada rasa ragu disana, menatap Taehyung yang mendekat padanya membawa setumpuk map berisi hasil pemeriksaan Yoora.
"Apa kau masih takut?"
Tersenyum kecil, menatap kekasihnya yang begitu tampan. "Apa rasa takutku berpengaruh jika pada akhirnya aku telah terlampau jatuh cinta padamu?"
Taehyung tergelak, tertawa menatap bagaimana Yoora bisa mengatakan dengan tenang. Padahal dalam hatinya, Taehyung tengah menahan gemas untuk tidak mencubit pipi gempal Yoora.
"Ya, sayang. Aku juga sudah sangat jatuh cinta padamu." Seketika rona merah merambat, menghias di wajah Yoora.
"Jadi, kau bilang kau tidak melakukan pengobatan apapun?" Satu anggukan Yoora menjadi jawaban. Yoora memang tidak melakukan pengobatan di rumah sakit lagi dalam satu tahun belakang ini. "Tapi hasil lab-mu mengatakan hal lain."
Yoora menatap tak mengerti. "Apa yang kau konsumsi?"
"Aku tidak meminum obat apapun. Aku hanya—" perkataan Yoora terhenti saat menyadari apa yang di minumnya selama ini. Taehyung masih menatap Yoora, menunggu jawaban gadis itu.
"Nenek selalu memaksaku meminum obat herbal buatannya. Apakah itu berefek banyak?"
Yoora masih berpikir, keinginan kuat neneknya semenjak setahun yang lalu saat mengetahui tentang sakitnya, ternyata membuahkan hasil. Pantas nenek memaksanya untuk terus minum minuman herbal buatannya, ternyata minuman itulah yang menetralkan kondisi tubuhnya.
Taehyung tersenyum, menatap sayang ke arah Yoora, meraih anakan rambut Yoora dan ikut menyampirkannya ke belakang.
"Ya, jika dibandingkan dengan kondisi terakhirmu yang kudengar dari Ibu. Setidaknya sekarang hormonmu jauh lebih berkembang. Bahkan persentase kemungkinan kau bisa memiliki anak juga bertambah."
Purnama mata Yoora membulat sempurna, menatap Taehyung penuh harap. Setidaknya impian itu masih bisa kembali dirasakannya.
"Benarkah?"
Taehyung tersenyum. Melihat Yoora memandang impiannya lagi membuat perasaannya ikut membuncah bahagia.
"Ya, sayang. Bahkan rahimmu sudah bisa dihuni calon anakku sekarang."
- June 01, 2018 -
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDELIVERED TRUTH ✔️
Fanfictie[Complete] Because I can't come to you Yoora hanya bisa bersembunyi, disaat bombardir cintanya untuk Taehyung telah menjadi nyata.