Bagian Delapan

143 32 9
                                    




Sejak jadwal siang hingga malam Sehun terlihat sangat lelah, beberapa menit setelah dia menelfon Hee untuk membawakan pulang Ayam, Ia langsung tertidur ke kamar. sementara Mamah yang menunggu anaknya belum pulang merasa sangat khawatir tentang apa yang terjadi pada anaknya.

Padahal ini sudah menunjukkan pukul sembilan siang, tapi belum ada kabar dari gadis itu, malah sejak terakhir telfonnya dijawab oleh Hee gadis itu langsung mematikan ponselnya dan tidak aktif. Akhirnya Mama putuskan untuk naik kelantai atas guna membangunkan Sehun. Hatinya tidak bisa tenang sekarang, maklum firasat seorang Ibu jauh lebih peka dibanding suami suamian anaknya.

"Hun... Sehun..." Mamah mengetuk pintu kamar Sehun berkali-kali, namun tak kunjung ada jawaban dari Sehun, nampaknya pria itu sangat lelah dengan pekerjaannya. Hati mamah jadi tak enak hingga dia berhenti untuk mengetuk pintunya, dan memilih untuk menunggu Anaknya akan segera pulang dengan utuh dan selamat.

Firasat Mama memang sudah tidak enak mendengar berita pagi hari kejadian mengerikan didaerah Gangnam dan sekitarnya, makanya ia harus wanti-wanti sekarang.


"Tolong tolong!!!!"

Sesaat Sehun sedang menyisir daerah gangnam pukul enam sore terdengar teriakan seorang gadis dari sudut tempat, pria itu langsung berlari menuju sumber suara. dan benar saja, ia melihat seorang gadis tengah disudutkan di taman sepi oleh seorang pria bertopi ditam disana, Pria itu langsung berlari dan menghadang pelaku kriminal tersebut.

Namun ia telat, karena gadis itu telah berantakan akibat perbuatan Pria kejam yang baru saja ia tembang dengan pistol taser miliknya. Wajah gadis menyedihkan itu nampak familiar dimatanya, rambut sebahunya yang telah urakan membaut tak terlihat jelas wajahnya.

"Tolong gue, Sehun..."

"Seunghee?"

Gadis itu mengangkat wajahnya, dan benar saja, itu adalah gadisnya yang ia nikahi beberapa hari lalu, ia menemukan dengan keadaan menyedihkan telah mengalami pelecehan oleh pria bejad yang barusaja ia tembak.

Gadis itu runtuh di aspal dan menangisi diri sejadi-jadinya.

"Seunghee!"




Nafasnya tercekat, Pria itu terbangun dari bunga tidurnya. penuh keringat disekitar pelipisnya. Ia menggelengkan kepala dan memijatnya sedikit, mimpinya benar-benar singkat dan menakutkan. bahkan ia baru sadar bahwa ia belum mandi dan masih memakai pakaian dari kantornya. Ia lihat tak ada gadis cerewet itu di kamar, ya memang gadis itu akan tidur dengan mamanya, ya paling tidak gadis itu mengunjungi kamarnya akrena tidak terkunci.

Sehun langsung bangkit keluar kamar, mencari Gadis itu kebawah.

"Mah.. Seunghee dimana?" tanya Sehun yang melihat mamah sedang mematikan kompor dan memindahkan air panas ke baskom. mamah cuma melirik Sofa ruang tamu, dimana sosok yang ia cari tertidur disofa amat nyenyak.

Entah mengapa perasaan lega menghampirinya, melihat Gadis yang berstatus isinya telah dirumah dan tertidur di Sofa.

"Tadinya mamah mau bangunin kamu Hun buat Jemput Seunghee, cuma mama nggak tega, kamu kayanya kecapean juga,"

"Nggak apa-apa mah bangunin aja, nggak dikunci kamarnya."

"Kkan gaenak.."

"Terus dia pulang jam berapa Mah?" Tanya sehun berjalan menghampiri Seunghee. wajah gadis itu terlelap dalam seakan dia mengatakan lelah dalam mimpinya. entah dorongan dari mana, pria itu mengusap perlahan rambut hitam dengan jari-jari kekarnya. dan tanpa aba-aba, dia langsung membopong gadis di kedua tangannya. Seunghee masih tak sadar saking pulasnya.

LOVE ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang