Bagian Sebelas

155 36 8
                                    

VOTE DULU AHAY!
CLICK MUMED BIAR NAMBAH MOOD


***

"SEHUN BRENGSEK!!!!!"

Seunghee berteriak kencang sambil merebahkan diri dikasur Hayi,  Gadis itu meracau sambil merintih kesakitan.

Hayi baru saja masuk membawakan kotak P3K yang ada dirumahnya,  wajahnya panik melihat temannya seperti habis dibegal seperti itu.

"Kok lo bisa sih,  Hee!  Kenapa!!" Hayi panik sambil sibuk mengoleskan beberapa luka Seunghee uang berdarah dengan obat merah. 

"Sehun KDRT in elo?"
"Minta di Gibeng dah itu manusia,  nyesel gue kasih nikah sama elo" Kesal Hayi.

"Bukan sehun.. "

"Terus kenapa elo ngata-ngatain suami lo?!"

Gue akhirnya perlahan menjelaskan tentang kejadian mencekam yang gue alami beberapa jam lalu ke Hayi,  dia merinding ketakutan dan membuat Hayi beberapa kali sumpah serapah. Tapi, Seunghee nggak menceritakan kejadian bagaimana Sehun bisa datang dan memeluk Kim Yuna didepannya, bisa-bisa Hayi ngebom kantor polisi.

"Please, tolong jangan kasih tahu keluarga gue, Sehun atau siapapun yang bikin keluarga gue tahu kalau gue begini." ucap Hee, entah mengapa gadis itu menangis lagi. Tak biasanya ia menangis banyak seperti sekarang.

"Jadi gimana? Lo nggak mungkin kan bakal balik besok dengan muka lo yang kaya abis suntik botoks gagal itu" ujar Hayi, Seunghee menggeleng pelan dan menunduk.

"Nanti gue izin aja ke mamah, kalau gue belajar dan nginep dirumah lo, buat persiapan masuk PTN, pasti beliau ngijinin." ucap gue dan disetujui oleh Hayi.

***

Sehun pulang sekitar pukul 8 pagi kerumah, sebelumnya ia mengantar Yuna ke asrama dan tidur di kantor untuk menginap sejenak.

Sesampai di pekarangan rumah, Sehun hanya melihat mamah sedang memberi makan Ros dan menyiram tanaman disana.

"Pagi Mah.."

"Pagi nak Sehun, kamu sudah pulang ya.."

Ujar Mama yang bangkit dan mengampiri sehun disana.

"Iya mah, tumben Ros mamah yang bersihin, Seunghee dimana?" tanya nya.

"Oh, tadi malam dia kabarin mamah, mau nginep dirumah temennya si Hayi, katanya mau fokus belajar buat PTN." jawab Mama, Sehun mengangguk mengerti dan langsung masuk kedalam rumah.



Entah mengapa, Sehun merasa kesal karena istrinya tidak memberi kabar bahwa ia akan pergi, setidaknya  walaupun mereka belum sama-sama cinta harus saling menghargai sebagai suami-istri dalam hal komunikasi. Dan sehun merasa tidak dihargai.




Sehun is calling...

"Paan?"

"Halo, kamu dimana?"
"Kenapa nginep dirumah temen nggak bilang bilang?"

"Harus banget ya? "

"Kok kamu kurang ajar sih jawabnya."

"Bodo amat, siapa lo"

"Astaga, saya itu suami Kamu! Semestinya kamu menghargai saya!"

"Bapak polisi, gausah banyak bacot pagi-pagi, ntar haus.."

"Astaga, saya benar benar marah mendapat jawaban seperti itu!" suara Sehun menegas di telfon, ia tidak menyangka mendapatkan istri sebejad ini.

"Biarpun elo suami gue, ya ini hidup gue, tererah gue lah kalo mau ngabarin atau nggak,bukan urusan lo!"

LOVE ANXIETYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang