Bab 5 - Sherine, dimanakah Engkau?

173 1 0
                                    

Satu tak makan, semuanya juga akan begitu.

-Gusti-

***

Koko, Chi, Gusti, dan Melly bergegas untuk memulai pencarian akan Sherine. Mereka harus segera menemukan teman mereka sebelum akhirnya masalah semakin memburuk.

Di dalam pencarian itulah, Koko menggerutu, "Ah, dasar Sherine! Kenapa saat ini kau harus menghilang sih? Kau itu ada salah tahu!" Lantas, ucapan barusan mengundang pertanyaan dari Chi. "Ko, apa kesalahan Sherine sehingga kau terlihat begitu membencinya saat ini?"

"Dia sudah membuat kami dikeluarkan dari kelas!" seru Koko dengan nada bicara yang semakin meninggi, yang tentu saja mengundang perhatian dari orang banyak, termasuk juga ketiga temannya.

Mereka tak menyangka jika Koko sudah mengatakan hal yang demikian. Seakan-akan hatinya sudah sangat tertutup untuk Sherine, entah mengapa, dia tak lagi bisa membangun rasa toleransi pada gadis pindahan itu. Sedangkan Chi, Melly, dan Gusti masih memiliki rasa yang demikian, sehingga mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala ketika melihat aksi Koko yang barusan.

Setelah beberapa saat terkejut karena sikap Koko yang tadi, Gusti pun angkat bicara. "Ko, kau itu memiliki sesuatu yang lebih. Bukankah kau itu Muslim? Harusnya lebih tahu soal toleransi, 'kan? Kita tak mungkin bisa menyalahkan Sherine, karena dia sendiri belum tahu apa-apa. Ya, palingan gadis itukan ... baru tahu soal guru killer tersebut," jelas Gusti, berusaha memberikan nasehat yang terbaik untuk lelaki lain di sebelahnya.

Koko hanya bisa terdiam, tak tahu harus berkata apa lagi, seakan-akan ada yang menghalanginya untuk berbicara. Maka, dia memutuskan untuk menyimak apa yang dikatakan teman-temannya, meski sebenarnya tak bisa menerima masukan dari mereka saat ini.

"Kau tak tahu soal Sherine ya?"

"Aku memang tak tahu banyak soal dia. Tetapi kamu kan teman sebangkunya. Cobalah untuk lebih mengerti diri orang lain, kalau kamu mau dihargai oleh orang tersebut."

Lantas, Koko langsung merasa geram karena dinasehati demikian. Mungkin saja, caranya Gusti itu yang salah dalam menasehati temannya.

Namun, Chi berusaha untuk mencairkan ketegangan di antara Koko dan Gusti. Gadis itupun menawarkan sesuatu pada semuanya. "Hei, teman-teman. Daripada kita terfokus pada pencarian secara beramai-ramai, lebih baik kita berpencar seperti tadi, bagaimana?" usul Chi yang langsung mendapat sambutan baik dari teman-temannya.

"Aku dan Melly akan menyusuri sebelah sana, sedangkan Koko dan Gusti, susuri sebelah sana. Oke?" lanjutnya, memberikan perintah sambil menunjuk arah yang dimaksud, yaitu di sisi kiri atau kanan jalan. Maka, semua yang mendengar perintah itupun hanya bisa mengangguk-angguk.

"Ingat, kabari kalau Sherine sudah ketemu. Kalau ada informasi mendadak, saling calling aja, atau kita kumpul di sini," lanjut Chi itu lagi, yang kembali mengundang respon anggukan kepala oleh teman-temannya.

"Mulai!"

Maka, setelah aba-aba demikian, Chi dan Melly berpisah dengan Koko dan Gusti. Mereka melakukan pencarian secara berpasangan, dengan tujuan mengefisiensi waktu seperti tadi.

***

"Ah ... aku di mana?"

Ceritanya, Sherine terbangun di suatu ruangan yang entah apa namanya. Gadis tersebut sepertinya tak tahu apa-apa setelah suatu kejadian buruk nan misterius yang menimpa dirinya.

Tak disangka, ketika menginjakkan kaki di sekolah terelit sekota tempat tinggalnya, ternyata dia harus mengalami kejadian yang tak mengenakkkan. Mungkin saja ada yang tak suka pada Sherine sehingga orang tersebut ingin melakukan hal apa pun untuk menyingkirkan Sherine.

Dalam PerbedaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang