1. menikahlah

98 10 1
                                    

Apa yang salah dengan kesendirian?

Lagipula aku tak benar-benar sendiri.
Ada orangtua. Saudara. Sahabat. Teman-teman dekat.
Dan tentu Allah. Yang selalu ada. Dan tak akan membuat ummatnya kecewa.

Aku Ani Rachmawati. Lulusan SMA yang beruntung bekerja di taman kanak-kanak. Usia 28 tahun dan masih lajang.

Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Adikku semua laki-laki.

Yang pertama Bayu Rachmawan usianya 26 tahun dan sudah ingin menikah. Tapi dia tak mau melangkahiku.

Yang kedua Zaki Rachmawan dia baru saja masuk SMA.

"Bagaimana Mas Hasan? Baikkan?"
Tanya bayu yang tiba-tiba sudah diambang pintu kamarku.

Tadi pagi aku dijadwalkan bertemu senior adikku itu.

Dijadwalkan?
Ya.

Bukan hanya adikku. Orangtua, saudara, sahabat, dan teman-temanku pun terus berusaha mengenalkanku pada rekan mereka.

"Iyaaa."
Jawabku masih membaca buku.

"Terus??."

"……"

Sebenarnya Mas Hasan sangat sopan. Dan terlihat jelas sangat serius ingin menikah.
Tapi...

Entahlah..

Tak ada rasa 'klik' itu dihati.

"Mbak ayolah. Mas Hasan tuh soleh insyaAllah. Rajin berjama'ah. Suaranya merdu. Lulusan pesantren. Sabar. Apa yang kurang mbak?"
Kini dia duduk disamping ranjang dekat dengan meja tempatku membaca.

"Menikahlah. Mbak tidak keberatan kamu langkahi. Mbak juga tidak akan meminta apapun."

"Bukan masalah keberatan atau apapun itu. Ini masalah kehidupan Mbak Rani. Bapak dan ibu sudah umur. Mbak tidak bisa seperti ini terus."

"Aku baik-baik saja mas. Tak perlu kuwatir. Lagipula Allah pasti merencanakan sesuatu. Dan aku mau menunggu."
Aku biasa memanggilnya mas sedari dulu. Membiasakan Zaki.

"Mbak cobalah serius dulu. Tidak ada yang tau kedepannya. Bisa jadi itulah jodoh Mbak Rani."

"Mbak??"
Panggil Zaki

"Mbak dikamar."
Jawabku.
Tak perlu berteriak karna rumahku tak luas.

Mungkin bapak dan ibu juga mendengar pembicaraanku dengan Bayu.

Zaki menghampiriku. Meminta ijin menggunakan motorku untuk kerumah temannya.

Setelah ku berikan kunci motorku. Zaki pergi. Tak lupa mencium tanganku dan Bayu.

Sebenarnya Bayu juga punya motor. Tapi Zaki bilang tak mau mengganti bensinnya.
Kalau pinjam padaku. Tak mungkin kumintai uang bensin karna aku sudah bekerja.

………………

Ditempat lain..

"Mana gadis yang kau ceritakan itu?"
Tanya seorang ibu pada putranya.

"Sabar bunda...aku akan segera mengenalkannya pada kalian semua."
Jawab sang anak yang berkutat dengan kameranya.

"Kapaaan.."

"Nanti kalau aku sudah mengenalnya lebih jauh."

Sang ibu hanya menghela napas bosan. Jawaban yang sama.

&&&&&&&

Segini dulu deh.
Masih awal.
Semoga suka.

Idenya tiba" muncul. Jadi langsung dibikin. Keburu ilang.

Update selanjutnya akan lebih panjang.

Boleh laaah kasih komentar.
Biar ada kemajuan dalam menulis.

Terimakasih sudah membaca.

Malang.
23.05.18

[Kepingan Kisah] Kunci Hati (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang