6. Kecewa Sekali Lagi

40 5 3
                                    

Pernahkah kalian jatuh hati pada seseorang yang kau tau berdasarkan apa yang kau dengar?

Jatuh hati hingga merindu. Sementara kau akan segera menikah dengan yang lain.

Sampai detik ini. Rasa ku pada Amar tak jua hilang. Seperti saat pertama aku jatuh cinta pada Agung. Tapi kali ini lebih dari itu.

Entah berapa banyak doaku untuk calon suamiku. Apakah lebih banyak di banding doaku untuk Amar?

Aku masih saja melangitkan namanya. Berharap yang terbaik. Untuk ku juga untuknya. Dan menghapus segala rasa dan harapku untuknya.

Aku sempat berharap bahwa pilihan bapak ternyata adalah Amar. Dan Risma masuk dalam perencanaan untuk tak memberitahuku.

Akhirnya aku sadar ini dunia nyata bukan sinetron. Semua hanya harapanku saja. Keinginanku saja. Aku terus bertanya pada keluargaku siapa nama calon suamiku.

Dan namanya adalah Abdullah Wijayanto. Dia kini ada dijogja. Anak kedua dari tiga bersaudara. Laki-laki semua.

Dia fotografer sebuah majalah trevel. Dia juga mempunyai Event Organiser. Pernikahan kami mereka yang menangani.

1 minggu lagi aku akan jadi milik Mas Abdullah. Ya, begitulah aku memanggilnya. Untuk membiasakan.

Kini aku dihadapkan dengan setumpuk undangan.
Bahkan aku tak tau siapa saja yang akan ku undang.

Melihat namaku terpampang bersanding dengan nama Abdullah, disebuah undangan ada perasaan bahagia. Namun bersamaan dengan sakit.

Andai nama Amar yang ada disana. Pastilah aku akan sangat antusias dengan pernikahan ini.

Mas Abdullah berusia 35 tahun. Lebih tua 7 tahun dariku.

Dia pernah gagal menikah diusia 27 tahun. Karna sang wanita melarikan diri satu hari sebelum pernikahan. Itu juga yang pada akhirnya menjadikannya sendiri hingga bertahun-tahun.

Menerima perjodohan ini. Tujuannya sama denganku. Karna ini pilihan orangtua. Karna orangtua kami berteman baik.

Setiap kali ibu bertanya apakah aku bahagia dengan pernikahan ini, ingin rasanya kucurahkan isi hatiku.
Tapi aku takut ibu kecewa.

Jadilah aku slalu merenung sendiri. Menangisi rindu ku pada seseorang yang belum pernah kutemui. Sekuat hati mengikhlaskannya.

PLAAAR!!
DUGG!!

Suara itu menghancurkan lamunanku. Datang hampir bersamaan.

Aku berjalan keluar kamar kulihat ibu berlari kedapur. Lalu..

"Astagfirullah... BAPAAAAK!!"

Aku mempercepat langkahku menuju dapur. Dan bapak sudah terkapar dengan luka ditangannya karna terkena pecahan piring.

Aku segera menghubungi ambulans. Tak lupa menghubungi Bayu agar menjemput Zaki juga.

Ambulans dari puskesmas datang tak sampai satu jam. Butuh waktu 1 jam untuk sampai di rumahsakit umum.

Para medis yang datang dengan ambulan mengatakan bapak serangan jantung. Tekanan darahnya tinggi. Potensi struke.

Aku menangis tapi entah kenapa airmataku begitu bertahan dipelupuk mata. Tak jua jatuh hingga mengering lalu membendung lagi dan mengering lagi.

Kami sampai dirumah sakit bapak langsung dibawa ke UGD.
Aku dan ibu menunggu diluar, duduk saling berpelukan.

"Sejak kapan bapak sakit jantung bu?"
Tanyaku terus mengelus punggung ibu.
Ibu diam menangis tertahan.
"Dan terakhir periksa. Bukankah darah bapak normal?"
Aku terus berpikir.

[Kepingan Kisah] Kunci Hati (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang