[❁] 0 : Pengantar

1K 206 93
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ ] ㅡ;
setiap detil cerita ini bak fantasi yang mengharuskanmu berimajinasi.

jadi, berimajinasilah sendiri
jangan tanyakan aku soal bagaimana tokoh (y/n) di cerita ini merangkai imajinasinya.

hasil dari imajinasinya, adalah imajinasi kalian sendiri. book ini soal imajinasi, ingat? ♡

mohon baca sambil putar multimedia jika ingin feel yang lebih mengena.

ㅡㅡㅡ

Senja telah berganti warna menjadi gelap malam. Kata mereka, malam adalah waktu untuk beristirahat setelah seharian beraktivitas.

Tapi bagi kamu, malam adalah saat paling tepat untuk mengetuk pintu imajinasi yang membawamu pada Park Jihoon.

Lelaki tampan itu.

Seorang pribadi baik hati yang telah menemanimu sejak di bangku sekolah menengah pertama. Setiap malam sebelum tidur, hadir melalui bayang-bayang imajinasi.

"Jihoon!"

Kamu bisa melihat seberkas senyum di wajah lelaki itu. Tak pernah berubah. Masih sama sejak beberapa tahun lalu di pikiranmu.

Jihoon tumbuh layaknya orang yang 'hidup'. Seperti kamu, kakakmu, adikmu, orang tuamu, ataupun teman-temanmu yang fisiknya ada nyata di dunia.

Ah, tidak.
Jihoon itu nyata.
Dipikiranmu.

Ia selalu nyata.
Ya, selalu.

Kamu bisa melompat ke tempat yang kamu mau. Kamu bisa berjalan sesuka hati dan berbicara dalam bahasa apapun yang kamu ingin katakan. Kamu bisa menghilang sesuka hati dan kembali ke realita dimana semua benar-benar nyata.

Seperti mengendarai mesin waktu.
Ya, mungkin demikian rasanya.

Bedanya, kamu berkelana di realita yang berbeda. Sebuah realita yang hanya ada dalam pikiranmu semata.

Tidak. Hal itu tak begitu aneh jika kamu pikirkan. Semua anak kecil pasti pernah berada dalam 'dunianya sendiri'. Semua orang pasti pernah mengalami fase itu.

Tapi.. 'duniamu' berbeda.

Kamu salah jika kamu berpikir bahwa kamu bak hantu yang dapat menghilang dan berpindah kesana kemari tanpa dilihat oleh orang.

Salah. Salah besar.

Orang-orang yang ada dalam 'realita lain di pikiranmu' adalah selayaknya 'orang-orang nyata' di dunia nyata.

Mereka bisa melihatmu, mereka bisa mendengarmu, mereka bisa mengomentarimu sesuka hati atau bahkan memandangmu jijik jika mereka mau.

Kalau kamu menghilang di tengah keramaian?
Mereka akan berteriak, tentu saja.
Karena kamu nyata di mata mereka, dan mereka nyata di 'pikiranmu'.

Begitu pula dengan Jihoon yang 'hidup' di realita lain di pikiranmu. Ia bisa menyentuhmu, dan kamu bisa menyentuhnya. Ia bisa melihatmu, dan kamu bisa melihatnya.

Nyata? Ya, dalam konteks imajinasimu yang begitu dahsyat membayangkan dirinya dan kehidupannya.

Mudah saja.

'Semua yang kamu bayangkan adalah nyata, walau sebenarnya.. hal-hal itu hanya sebatas realita yang kamu harapkan'

Harapan terpendam.

"Jihoon, kau tidak pergi malam ini?"



Karena Jihoon, sang tokoh utama dalam imajinasimu itu memiliki kehidupannya sendiri.
Memiliki aktivitasnya sendiri di dimensinya, selayaknya kamu di dunia nyata.

Tunggu.
Bukankah ia memang.. 'nyata'?

ㅡㅡㅡ

selamat berbingung ria hehe
semua pertanyaan aku serahkan pada imajinasi kalian sendiri masing-masing.
terlalu fantasi? tidak, kok.
semua 'nyata'.

adakah yang penasaran gimana jadinya imajinasi kompleks ini?

♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
today, also | p.jihoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang