Sesekali, ingin ku terbang ke dunia itu saat senja, bukan ketika bulan menyapa seperti biasanya.
ㅡ ♡ ㅡ
[catatan benakmu untuk jihoon]
Jihoon, aku tahu kau sibuk saat senja. Tapi, bolehkah aku mengunjungimu disana?ㅡ ♡ ㅡ
Hari Rabu。
Kamu melangkahkan kakimu dengan gontai menuju bangku yang menghadap tepat meja belajarmu. Hari ini cukup berat untuk kamu lalui.Rasanya, ingin kamu pergi seorang diri ke suatu tempat. Menenangkan hatimu yang terasa hampa tanpa sebab.
"Bosan."
Berada di rumah seorang diri, jelas membuatmu bosan. Terlebih lagi.. kamu kesepian.
Tak perlu mengecek notifikasi pesan, tak perlu mengecek panggilan. Seperti biasa, kamu menjalani harimu tanpa seorang pun teman dapat kamu raih dengan mudah.
"Haruskah aku menemui Jihoon?" gumammu lirih.
Kamu menoleh ke arah kaca jendela kamarmu. Mentari senja masih setia membiaskan cahayanya menembus kaca.
Beberapa saat kemudian, kamu melihat waktu di jam dinding. Belum terlalu petang untukmu sekadar bermalasan di ranjang.
Toh kamu juga sendiri di rumahmu. Jadi, tak ada salahnya, kan, untuk datang dan pergi ke dunia imajinasi lebih cepat dari biasanya?
"Tapi, Jihoon.."
Tak sepertimu yang cenderung tak memiliki banyak kegiatan dan teman untuk berpergian, kegiatan Jihoon cukup padat setiap harinya.
Latihan band, berjalan-jalan dengan teman-teman dekatnya, kegiatan kampus, bahkan sesekali ia ditarik oleh salah satu temannya untuk menjadi fitting model beberapa brand pakaian.
Jihoon selalu sibuk. Tidak sepertimu yang memikirkan dunia yang sebenarnya tak ada. Dunia.. Jihoon.
❁
[di dalam kepalamu]
"Ji-hoon?"
Tak ada jawaban.
Biasanya, kamu tiba langsung di tempat
Jihoon berada saat itu.Tapi, Jihoon tak tampak berada disana..
sepanjang kamu dapat 'melihat'.
KAMU SEDANG MEMBACA
today, also | p.jihoon ✓
أدب الهواة"Hari ini pun aku membayangkanmu berada disini, Jihoon. Bahkan ketika aku tahu bahwa tak ada harapan lagi untuk itu." ㅡ Park Jihoon X You highest rank #449 in Short Story 01062018 ©2018, amyoungiya_