Chapter 4

199 5 1
                                    


Lexis terdiam. Begitupula dengan ketiga kunang-kunang yang tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Mereka hanya saling bertukar pandang menyadari akan ekspresi tanda tanya yang terlukis jelas pada wajah gadis ini. Mereka memberi kesempatan untuk Lexis berpikir dan membiarkan dirinya untuk memulai pembicaraan. Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Hening.

Dinginnya malam mulai Lexis rasakan tetapi ia merasakan sesuatu yang familiar terhadap ketiga kunang-kunang ini dan dia tidak merasakan adanya bahaya melainkan hal sebaliknya. Lexis merasa sesuatu yang aneh mengalir dalam perasaannya. Sesuatu yang hangat, menenangkan. Kasih sayang. Siapa mereka? Pikirnya dalam hati.

"Siapa kalian?" tanyanya dengan suara sangat pelan.
"Hay Lexy. Kau tidak mengingat kami?" Tanya salah satu kunang-kunang.
"Reddy, sudah pasti dia tidak mengingat kita." Jawab kunang-kunang lainnya.
"Aku hanya bertanya. Mungkin saja sihir itu sudah sirna dari dirinya." Balas Reddy.
"Sssst.... Apa yang kalian bicarakan! Jangan membuat dirinya semakin takut!" Jawab kunang-kunang berwarna hijau.
"Oh ayolah... kenapa dia harus takut terhadap kita? Kita menjaga Lexis sejak dia lahir dan sekarang kita disini untuk menyelamatkannya." Jawab Reddy.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Lexis pun mulai untuk berbicara dan ketiga kunang-kunangpun menoleh secara serentak.
"Apa maksud kalian dengan sihir? Kalian menjagaku sejak lahir? Bagaimana mungkin aku tidak mengingatnya? Dan mengapa kalian perlu untuk menyelamatkanku? Dari apa?? Dan bagaimana mungkin aku bisa mengerti bahasa kalian?! Kalian hanyalah kunang-kunang!" kalimat terakhir Lexis jelas-jelas menusuk hati ketiga kunang-kunang tersebut tetapi mereka tidak menghiraukannya mengingat bahwa Lexis dalam keadaan tidak mengetahui apapun dan wajar dirinya bereaksi seperti itu.
"Sebelum kita menjawab semua pertanyaanmu, biarkan kami memperkenalkan diri kami terlebih dahulu. Namaku Yelly." Jawab Yelly dengan senyum dan kedipan di matanya. Lexis tahu bahwa Yelly merupakan sosok yang selalu ceria.
"Namaku Greeny." lanjut Greeny dengan senyum tulusnya sembari menundukkan kepala mungilnya dengan sopan.
"Dan aku Reddy." Lanjutnya tanpa memberikan jeda kepada Greeny.
"Kami bertiga dikirim ke bumi ini untuk melindungi dirimu dari serangan para demon dan witch yang dikirimkan ke bumi untuk membunuhmu dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi." Ucap Greeny dengan tenang.
"Kami tidak akan membiarkan mereka menyentuh dirimu sedikitpun asalkan kau mau mendengarkan semua kata-kata kami." Lanjut Reddy.
"Mengapa aku harus mempercayai kalian? Aku tidak kenal kalian dan sekarang aku harus percaya dengan kalian? Aku bukan anak kecil lagi yang bisa kalian bohongi dengan cerita-cerita yang tidak masuk akal seperti itu." Jawab Lexis tegas.
"Lexy sayang...kita hanya..." Ucap Yelly berusaha untuk meyakinkan Lexis.
"Cukup! Aku tidak mau mendengarkan omongan kalian lagi." Putus Lexis dan bergegas menjauhi mereka hingga ia melihat sosok wanita berjubah hitam muncul dikejauhan dari balik pepohonan dengan membawa lampu minyak ditangannya. Wajah sosok tersebut tidak terlihat dengan jelas, hanya saja Lexis dapat melihat betapa pucatnya kulit dari sosok tersebut. Perlahan, sosok wanita itu mulai jalan mendekat kearahnya. Lexis tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Jantungnya berdegup dengan kencang. Ia tidak bergerak sedikitpun, seluruh tubuhnya bagaikan kaku dan menolak untuk berlari walaupun ia sangat ingin berlari menjauh dari wanita misterius itu. Lexis pun pasrah dan membiarkan sosok itu mendekat dan berhenti hingga jarak dua meter diantara mereka.
Perlahan, wanita tersebut mulai mengangkat kedua kepalanya dan menunjukkan wajah tirusnya. Lexis tertegun dan menahan napasnya saat melihat adanya goresan yang cukup dalam memanjang dari ujung mata kirinya hingga ujung hidungnya. Lexis mengamati wajah wanita itu dengan seksama. Lexis masih tidak dapat mengerti sosok apa yang berdiri di hadapannya. Apakah dia manusia? Atau apakah dia salah satu makhluk yang berasal dari cerita dongeng? Ia baru saja bertemu dengan kunang-kunang yang dapat berbicara dengan dirinya dan mungkin saja sosok wanita ini salah satu dari makhluk lain diluar perkiraannya.

Wanita itupun menyadari apa yang dilakukan Lexis dan ia pun tersenyum.
"Hay Lexis. Aku senang kau dalam keadaan baik dan sehat." Ucap wanita itu.
"Bagaimana kau tahu namaku? Siapa kau?" Tanya Lexis yang mulai lelah dengan semua kejadian yang ia hadapi malam ini. Semua hal aneh yang terjadi dan tidak masuk akal.
"Sudah pasti aku mengetahui namamu. Dan aku tidak pernah lupa siapa dirimu. Menjagamu adalah bagian dari tugasku. Dan saat ini hidupmu berada ditanganku. Jadi kumohon, dengarkan apa yang akan aku katakan karena kita tidak punya waktu tersisa untuk berdebat. Percayalah padaku karena aku mempertaruhkan nyawaku untuk dirimu." Ucap wanita berjubah tesebut tanpa ragu.

"Lexis... Kau... Dalam bahaya. Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu kecuali dirimu sendiri." lanjut wanita itu.

The Demon Witch ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang