To : abrarardian@gmail.com
Abang, Marisa mau dilamar orang. Abang dimana? Marisa bimbang, Marisa rindu Bang Abrar.Tulis Marisa disela sela malam menjelang tidurnya. Gadis itu bimbang parah. Mau nikah tapi kok kayaknya masih cinta Abrar.
_______
Spesial hari ini, Marisa berpakaian sedikit agak sopan . Celana zoya pants dipadukan dengan blouse orange bunga bunga. Dan khusus hari ini juga, Marisa menyematkan pashmina coklat polos didalam tasnya. Selepas pulang kuliah Marisa akan pergi ke Masjid Istiqlal untuk menemani calon suaminya mengucapkan dua kalimat syahadat.
Marisa mengetok kepalanya sedikit keras, menyadarkan dirinya sendiri bahwa sudah terlalu PD memanggil Ethan dengan sebutan calon suami.20 menit kemudian, N-max warna merah maroon yang cicilannya tinggal 3 bulan lagi kepunyaan Marisa itu sudah mendarat di halaman parkir salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Gadis itu bergegas lari menuju kelasnya karena sadar diri sudah terlambat 5 menit.
"Tumbenan kamu telat Ris,?" celetuk Titin-teman kuliah Marisa.
Marisa hanya ber-haha hehe sambil minta maaf, hatinya menggerutu "duh gara gara mikirin Ethan mulu nih dijalan!""Kelompok kita maju presentasi urutan 1 Ris, siap siap gih ." lanjut Titin lagi.
Ck ! Nafas masih ngos-ngos an, keringat dijidat belum kering, eh udah mau ketemu dosen killer ajah ! Gerutu Marisa kesal.
Presentasipun segera dimulai. Entah kenapa hari ini teman temannya mendadak sok aktif dan melemparkan banyak pertanyaan membuat Marisa makin bete aja.
Kuliah selesai pukul 2 siang. Marisa kembali berlari lagi menuju halaman parkir kampusnya. Puluhan missed call dari Ethan sudah nangkring di-HPnya. Sadar kalo kehadirannya sedang ditunggu tunggu, Marisa segera melajukan motornya cepat cepat menuju Masjid Istiqlal.
Sesampainya di Masjid Istiqlal Marisa mati kutu parah. Yang ia kira hanya berdua ternyata Ethan membawa serta keluarganya, sampe sepupu-sepupunyapun juga pada ikut. Harusnya Marisa gak usah GR terlebih dulu.
"Gakpapa gak usah buru buru gitu" sambut Cik Laesa sambil mengusap lengan Marisa. Padahal gadis itu sudah membuka mulutnya lebar lebar, siap meminta maaf tapi malah diserobot duluan.
"Maaf ya Cik, tadi presentasinya gak kelar kelar" ucap Marisa akhirnya sambil membenarkan pashminanya yang sedikit acak acaknya akibat menggunakan helm.
Saat sudah duduk dibarisan keluarga, mata Ethan dan mata Marisa bertemu. Ethan membatin lega karena hari ini Marisa berpakaian sopan. Sedangkan Marisa, pipinya langsung memerah alami karena malu dipandang se-intens itu.
2 kalimat syahadat sudah meluncur dari mulut Ethan. Pria itu kini sudah beragama Islam."Risa, sini !" panggil cik Laesa yang entah sejak kapan kini sudah duduk disamping Ethan. Marisa segera bangkit dan ambil posisi duduk berhadapan dengan Ethan.
"Cicik pokoknya pengen cepet cepet Ethan sama Risa halal." kata Cik Laesa tersenyum kegirangan, sedangkan Marisa diam bingung seribu bahasa lalu matanya terarah ke kotak beludru warna merah yang dipegang Ethan.
"Apa apa an ni? Lamaran dadakan? Maygad Risa, jangan GR dulu" batin Marisa kaget."Mau ya Sa jadi istri saya??!!" pinta Ethan sambil membuka kotak beludru yang dari tadi ia genggam. Marisa langsung syok parah, kaget luar biasa gak nyangka kalau Ethan bakalan gerak secepat ini.
"What!!! Baru kemarin lho kita bicara tentang perjodohan, hari ini kamu mau kita tukar cincin??" respon Marisa.
Ethan terkekeh, cik Laesa ikut ikut an."Sebagai simbol aja Sa, kalau kamu menuju milik sah-nya Ethan, biar gak ada cowok yang berani ganggu ganggu kamu" cik Laesa menengahi dengan nada yang halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILATERAL
Romance"bukan, bukan aku tak Cinta kamu. Aku hanya sedang memahami, apakah aku mencintaimu karena kamu suamiku atau aku Cinta kamu karena kamu idolaku" -Marisa Idris' "Maaf kan aku yang terlalu kejam kepadamu, Sa" -Felix Ethan- "Aku selalu mencintai Marisa...