Waktunya Perintah

93 16 0
                                    

"Kompas itu, akan membawa kita pada si dalang," semuanya menatap yoongi. "Dan sekarang, jarum merah itu akan memandu kita kesana."

Semua terkecuali yoongi memasang wajah terkejut, tak bisa dipungkiri, akhirnya mereka melawan Big Boss dari permainan yang beberapa waktu mereka mainkan, sangat lega akhirnya mereka sebentar lagi akan menyelesaikan kutukan ini, tapi sesuai nama, Big Boss tidak bisa Diangggap remeh.

Sambil memasang wajah cemas yang ditutup-tutupi jimin dkk mulai berdiri dan mempersiapkan diri, lalu melangkah dari ruangan itu dan kembali ke ruang dua dengan jimin sebagai orang terdepan karena dia pemegang kompas.

Setelah ada di ruang kedua, jimin mulai melihat ke arah kompas dengan fokus, dan jarum merah itu terarah ke pintu menuju ruang ketiga, dimana mereka bertemu eliz tanpa jimin.

"Ayo kesana." gumam jimin sambil kembali berjalan, diikuti keempat lainnya dari belakang.

Pintu ketiga tidak terkunci lagi, karena saat mereka keluar darisana untuk mencari jimin, yoongi membiarkannya terbuka, jadi mereka masuk ke sana tanpa ada hambatan, ruangan itu amat gelap, dan seperti lorong gua, juga waktu kejadian pemberian boneka waktu tadi pun, hoseok bisa melihat eliz karena hantu cilik itu mempunyai aura yang kuat dan sedikit bersinar, tapi tanpa bocah itu, ruangan ketiga ini sangatlah gelap.

Entah ada sesuatu atau bagaimana, hoseok melihat cahaya kemerahan di mata jimin, dia bingung dan ingin bertanya tapi tertahan, tapi daripada semua itu, ada sesuatu suara dari alam bawah sadarnya yang membuat hoseok kaget dan rifleks bersuara,

"Siapa?" tuturnya dengan nada kikuk.

Sontak membuat semua terkejut dan menoleh kearahnya.

Apalagi?

Pikir yoongi.

Kasus kali ini sangat banyak hal-hal yang tak dapat diduga,  mungkin saja karena ada jimin dan taehyung.
T

api kali ini jika boleh jujur, kasus yang sangat banyak teka teki, membuatnya semakin terpacu untuk cepat-cepat menyelesaikannya, ayolah.

Yoongi rindu tidurnya.

"Seperti ada yang memanggil namaku, namun samar."

Aku memang memanggilmu.

"Ini... Suara eliz!"

Aku akan memberitahumu bagaimana sosok ibuku.

Ibuku hanyalah hantu lukisan yang tak bisa banyak bergerak, karena terikat oleh lukisan.

Dia hanya bisa keluar dari sana dengan keadaan setengah badannya, tapi bukan berarti ia tak bisa keluar.
Jika ibu keluar dengan semua anggota tubuhnya, ia akan memakai media, dimana media itu dapat menggambarkan sosoknya.

"Media yang bagaimana liz? Maksudnya kanvas baru?"

Tidak.

Dia bisa memanjang dengan mengencerkan tintanya dari lukisan, dan beradaptasi ke dinding dan lantai dengan bentuk 2 dimensi saja, bisa dibilang, jika dia sedang dalam bentuk seperti itu, dia seperti bayangan, namun bedanya berwarna.

Karena itu dia sangat cepat, dan sulit di tangkap, apa yang kau lakukan dengannya akan jadi sia-sia karena dia tak akan merasakan apapun dalam bentuk seperti itu.

 Exorcist FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang