Waktunya Teka-Teki

119 16 1
                                    

"CARI AKU."











"Teman-teman, sepertinya kita tidak akan mendapatkan lukisannya dengan mudah."
Ucap yoongi sambil tersenyum miring.
















Exorcist Feelings


"Sial, batre hpku mati!" -mingyu

"Aku juga." -Hoseok

"Aku dan taehyung tinggal di meja tengah." -jimin

"Punyaku di mobil." -yoongi

"Yasudahlah, mau diapakan, ayo ke pintu itu." lanjut yoongi.

Ruangan bawah tanah yang luas itu, bentuknya seperti gudang, karena banyak lemari dan rak dimana-mana, kardus juga poster banyak berserakan membuat ruangan itu sangat sulit dilalui, sekarang ada 5 orang yang terjebak disana, dan sekarang mereka sedang berada tepat di depan pintu menuju ruangan kedua gudang, yoongi yang memimpin membuka pintu itu dan menutupnya kembali, menandakan dimulainya permainan hide and seek.

tiap individu saling berpegangan satu sama lain di dalam ruang ke dua gudang yang gelap gulita itu, ingat! Cuman taehyung disana yang tak berpegangan, yoongi walaupun tak berpegangan tapi di belakangnya jimin selalu setia menggenggam jasnya.

Di dalam pintu kedua, terdapat ruang labirin lemari buku yang dimana lemarinya berjumlah 24, dan panjang ada lebih dari 5 meter.

Dan juga di ruangan kedua ini, terdapat ada dua pintu lagi, dan dua-duanya terkunci dengan rapat, satu ada di tengah-tengah menuju ruangan ke tiga, disebelahnya ada foto hitam putih yang sudah sangat tya, akibatnya terlihat bagaikan siluet putih, tapi yoongi tahu, itu adalah foto anak perempuan, dan satunya berada di sebelah pojok kiri ujung sana, tanpa ada sesuatu yang terlihat spesial di mata yoongi.


Ya, walaupun santai seperti itu, sebenarnya yoongi mempelajari situasi dan tata letak ruangan dengan teliti.

"Jimin." Yoongi menghadap ke belakang, dan mendapati jimin yang sudah berkeringat cemas.

"Apa hyung?"

"Berkomunikasilah dengannya, tanyakan namanya dan petunjuk."

"Baiklah. Akan kucoba..."
jelasnya sambil tersenyum pasti pada yoongi yang melihatnya dalam gelap.
Lalu dengan konsentrasi penuh, jimin menutup kedua bola matanya dan mencoba berkomunikasi pada bocah itu melalui pikiran.













"Hei! Namaku jimin, siapa namamu? Aku ada pertanyaan!"

"Ada apa? Namaku eliz, apa pertanyaanmu jimin? Hihihi, apa kau mau bilang tidak ingin bermain? Haha."

"Tidak-tidak, aku hanya meminta clue untuk bisa menemukanmu."

"Ahahhaha, kamu pintar jimin! Baiklah, cluenya adalah kelopak mawar! Bye~ ihihihihi!!"









"Egh... Dia menghilang..." jimin meracau di tengah konsentrasinya yang dalam. Dahinya yang mengerut itu dan juga matanya masih saja setia terpejam. jemari mungilnya sedaritadi pun sibuk mengusap dahi yang sepertinya sedang sibuk bekerja itu.

"Jadi? Bagaimana?" hoseok memecah keheningan yang terjadi, membuat jimin kembali sadar dari alam bawah sadarnya.

"Dia bilang, namanya eliz. Dan clue yang dia berikan adalah kelopak mawar... Apa di ruangan ini ada kelopak mawar ya?" jimin menggaruk kulit kepalanya frustasi.

 Exorcist FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang