( Doppleganger )
"Aku mau kopi."
Yoongi memberi aba-aba pada jimin yang sedang berdiri di depan mesin minuman kaleng agar mengambilkannya sekaleng kopi.
"Aku susu coklat."
Hori juga ikut memesan.
"Aku jus mangga jim."
Dan taehyung menjadi pemesan terakhir.
Membuat pemuda bermarga park itu membuang nafas kasar dengan begitu jelas di ketiga telinga yang lainnya.
Entah apa yang mereka lakukan sehabis mengantarkan namjoon ke parkiran apartemen, mereka semua kini sedang berjalan di trotoar sambil merasakan dinginnya angin malam ditemani minuman kaleng masing-masing, sepertinya semuanya suntuk di dalam apartemen yoongi, tapi semua juga tak tahu harus melakukan apa.
"Kita seperti brandalan jalan yang kelayapan di tengah malam."
Taehyung memecah keheningan yang berlangsung, sepertinya semuanya sedang termenung melihat ke arah jalan dan pepohonan yang ada disana.
"Ya, pakaian kita mana hitam semua lagi, hori pakai kaos putih sih, tapi jaketnya hitam, sama juga bohong."
Timpal jimin sambil melihat semua warna pakaian.
"Ini memang seleraku, salahkan yoongi hyung yang mengajariku berdandan suram seperti ini."
"Enak saja, bilang saja kalau suka! Pakai aku sebagai alasan lagi."
Yang dimarahi hanya tertawa, dan mereka semua kembali berjalan di tengahnya malam.
Di tengah perjalanan, jimin tiba-tiba tersentak, dan menatap horror ke suatu arah, dimana hal itu membuatnya terpaku di tempat ia berdiri.
"Ada apa?"
Taehyung menanyakan, karena dia kaget saat berjalan tepat di belakang jimin, tiba-tiba langkahnya berhenti mendadak, dan hampir menabrak tubuh tambun sahabatnya itu.
Semuanya mengikuti lirikkan mata jimin yang masih seperti serius memperhatikan sesuatu, dan ternyata dia sedang memperhatikan seorang wanita yang sedang berdiri di halte bus, dimana wanita itu menatap kosong ke arah jalan yang ada dihadapannya.
"Wanita itu... Kalian sadar tidak sih? Dia mirip... Kasir supermarket yang kita mampiri sebelum pulang ke apartemen??"
"Ya, dia lumayan mirip, tapi dia pucat sekali sekarang."
Yoongi jadi menatap intens pada orang yang dimaksud jimin.
"Aku tak memerhatikan sih, soalnya aku langsung membawa belanjaan ke mobil."
Sedangkan taehyung lupa, walau sebelumnya dialah yang mengantar barang belanjaan tepat ke atas meja kasir.
"Ng, gimana ya, aku gak ikut waktu kalian berbelanja atau apalah itu, tapi seingatku, aku melihat sosok yang sama sebelumnya... Tak lama dari habis membeli minuman tadi-"
"BENAR!"
Hori dikagetkan dengan nada bicara jimin yang tinggi, walau tingginya dalam artian refleks, tapi tetap saja membuatnya sedikit jantungan.
"Waktu sebelum taehyung mengajak bicara, kita tak bersuara sedikit pun dan melihat-lihat ke arah sekitar, waktu itu aku melihat si wanita kasir itu sedang berjalan ke arah yang berlawanan dengan kita, makanya aku bingung melihatnya ada di halte bis sekarang... Juga bajunya berbeda... Menurutmu bagaimana??"
"Benar kata jimin hyung, jika berpikir secara realistis, tak mungkin dia berada di arah jalan kita, jika benar, harusnya wanita itu ada di belakang kita, lagipula mana mungkin dia mendahului tanpa kita ketahui, dan juga dia memakai baju yang berbeda, tak mungkin dia orang yang sama... Tapi aku ingat wajahnya, soalnya tadi dia seperti buru-buru, makanya aku melihat wajahnya dengan detail."
"Sependapat!"
Jimin menggerakkan kepalanya keatas dan kebawah tanda setuju, tapi apa yang dia lihat di depannya seakan-akan menolak mentah hipotesa yang dibangun hori.
"Kalau begitu, siapa yang ada di halte bis itu?"
Taehyung sudah mulai curiga, dan wajahnya menatap ke arah yoongi dengan penuh tanya, tapi yang tua malah memalingkan muka pada yang lebih muda, membuat semuanya mengarah pada gadis itu untuk meminta pendapat lain, dan semua itu dibalas denga tutupan mata dan nafas kasar hori.
"Bisa saja itu adalah Dopplegangernya."
Dan tepat saat hori membuka mata dan juga waktu itupun semuanya memang sedang menatap kearahnya, tanpa sadar wanita itu telah hilang di halte bis.
"Ah, dia menghilang."
Kejut hori dan semua langsung melihat ke arah halte bis.
Dan ya, disana tak ada lagi seseorang yang berdiri, dan hanya menyisakan bangunan halte yang sepi.
"Kok bisa?!"
Jimin dan taehyung tak kalah kaget.
"Doppleganger ya, tak pernah terpikirkan, tapi kalau tak salah, maknanya adalah kembaran diri kita yang lain, setiap manusia memilikinya, tapi jika keduanya bertemu, yang asli akan mengalami hal buruk dalam waktu dekat."
Yoongi mengutarakan hipotesanya sambil menaruh tangan di dagu.
"Ya, kau benar, kata doppleganger sendiri berasal dari bahasa jerman, dimana dopple artinya dua (double) dan Ganger perjalanan (walking), jika digabungkan, maknanya seperti seseorang yang menirukan orang yang masih hidup di dunia ini, sosoknya pun tak diketahui, bisa saja manusia biasa, bayangan, atau hanya sekelebat bayangan.
Juga tak sedikit mereka mengatakan bahwa jika bertemu doppleganger sendiri, maka waktu mereka tak lama lagi, tapi diantaranya ada juga yang hidup walau telah bertemu, kemungkinan beberapa tahun yang akan datang, baru itu akan jadi benar adanya, biasanya doppleganger dapat dilihat visualisasinya dengan orang itu sendiri, atau orang terdekatnya. Tapi karena disini tak ada yang kenal, bisa jadi karena kita... Ya begitulah, ayo pulang."
Hori menyudahi penjelasannya yang panjang, dan itu mendapat persetujuan dari semuanya.
Dengan fikiran yang masih membuat mereka bingung, mereka semua berjalan kembali ke arah apartemen dengan santai sambil masih menyesap minuman-minuman yang tergenggam erat di tangan masing-masing.
Tapi semuanya tetap memikirkan hal yang baru saja terjadi.
Entah kenapa seperti ada benang merah yang terikat di jari-jari mereka dengan gadis kasir itu.
B E. C O N T I N U E D.
Ciao nano ya!
Untuk selanjutnya, ada extra chap, dimana gak ada yoongi di dalam ceritanya, tapi ada pemunculan karakter jungkook.Bisa di skip jika kurang berkenan/ uhuk
Soalnya main chara yoongi sih ya :"
Sekian, nano ya! I love you!
Btw, ini double update ya namanya? Tehe!
KAMU SEDANG MEMBACA
Exorcist Feelings
FanfictionSemenjak suatu tragedi, yoongi berjanji menjadi exorcist kuat agar bisa melindungi temannya yang berharga.