"Sorry!" Kata Evan langsung beranjak pergi tanpa membantu gadis itu berdiri."Eh lo gak ada niatan bantu gue apa?!" Tanya gadis itu yang ternyata adalah Vanya.
Namun Evan tidak menggubris perkataan Vanya dan terus melanjutkan langkahnya.
Hal itu membuat Vanya kaget. Karena Evan satu-satunya cowok yang tidak terlalu peduli dengannya. Apa lagi Vanya merupakan most wanted di sekolah.
"Woiii.. udah cupu, songong banget lo." Teriak Vanya geram sambil berusaha bangkit berdiri dari lantai.***
Disisi lain beberapa siswa yang melihat kejadian itu terperangah dengan reaksi Evan yang menabrak Vanya dan pergi begitu saja. Dan juga ada sekelompok anak laki-laki yang memandang Evan dengan tatapan yang tajam. Diantara mereka juga ada Gio. Gio juga kaget dengan peristiwa yang terjadi didepannya.
"Udah gila tuh anak..." Ujar Gio perlahan. Takut ada yang mendengarnya.
Tiba-tiba Gio merasakan tepukan dipundaknya. Dia sempat menebak siapa yang menepuk pundaknya. Dan benar seperti dugaannya, Gerald lah yang menepuk pundaknya. Selain itu juga ada yang mengikutinya dari belakang. Mereka adalah Aldo dan Bimo.
"Itu tadi bukannya anak baru yang dikelas?" Tanya Gerald pada Gio dengan suara yang datar. Namun, Gio hanya membalas dengan anggukan saja.
"Lo yang duduk bareng dia kan?" Sambung Aldo.
"Iya, E..Emangnya kenapa?" Tanya Gio kembali secara perlahan.
"Nggak... Cuma mau nyuruh lo bilangin ke dia buat hati-hati aja." Sambung Gerald.
"Awas aja kalo lo nggak bilangin ke dia !!" Kata Aldo sambil merangkul kedua temannya dan pergi meninggalkan Gio.
"Mampus gue.." Gumam Gio sambil berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas, Gio langsung menghampiri Evan yang sedang fokus membaca buku.
"Van..." Panggil Gio. Namun Evan tetap fokus dengan bukunya.
"Woii, Evan!!!" Panggil Gio lagi dengan suara sedikit lebih besar. Namun, Evan tidak mempedulikannya.
Gio yang sedari tadi sadar bahwa Gerald sedang memperhatikannya dengan tatapan yang sangat tajam, langsung teringat perkataan mereka yang mengancamnya.
"Evan gue gak panggil batu dari tadi!!! Woiii, gue ngomong sama lo." Panggil Gio sedikit geram dengan Evan yang sama sekali tidak peduli dengannya.
"Hmm.. Apa?!" Sahut Evan. Namun matanya masih tertuju pada buku yang ia baca.
"Lo tau trouble squad gak?" Tanya Gio. Evan tidak menjawab.
"Mereka ngasih peringatan ke lo. Katanya hati-hati. Mereka gengnya anak IPA. Bisa dibilang mereka berandalan lah, gak tau gimana mereka bisa masuk IPA. Anggotanya 3 orang. Gerald sama Aldo di kelas kita. Kayaknya mereka masuk IPA 1 karena pengaruh orangtua mereka deh. Truss yang satu lagi Bimo. Anak kelas 12 IPA 5. Sama juga kaya si Gerald sama Aldo, dia masuk IPA juga karena pengaruh orangtua. Mereka bertiga nakal banget. Gak segan mereka mukulin anak-anak yang ngelawan mereka." Jelas Gio panjang lebar. Kemudian dia melanjutkannya lagi, "Dan lo tau gak?! Lo anak baru di sekolah ini, udah berani mengusik mereka.""Memangnya apa yang gue ganggu dari hidup mereka?" Tanya Evan.
"Lo kenal Vanya kan?" Gio berbalik bertanya kepada Evan.
"Vanya..?"
"Cewe yang lo tabarak tadi, namanya Vanya. Banyak cowok yang naksir sama dia. Termasuk Gerald. Dia udah naksir sama Vanya sejak kelas 10. Tapi, gak ada satu cowokpun yang berhasil menaklukan hati Vanya. Apalagi kalau cowok-cowok itu selalu berusaha ngedeketin dia, ujung-ujungnya Vanya akan berubah jadi dingin dengan mereka. Dan lo tau?! Tadi lo nabrak dia sampe dia jatoh. Truss lo pergi seenaknya. Dan sialnya lagi, aksi lo itu jadi tontonan semua anak IPA. Lo sadar gak?!" Jelas Gio
"Trus, lo mau apa?" Sambung Evan datar.
"Mending lo minta maaf sama Vanya. Dan gue saranin, gak usah cari masalah sama trouble squad kalo lo gak mau babak belur nantinya." Saran Gio yang mulai khawatir dengan Evan sekarang ini.
"Entar." Jawab Evan singkat.
"Njirr... Nih anak dibilangin malah cuek aja" Sambung Gio.
"Bacot lo..!" Ujar Evan dan melanjutkan bacaan yang tadi sempat tertunda karena mendengar penjelasan dari Gio.
"Ya udah..." Balas Gio dengan cengirannya itu.
***
Bel berbunyi, tanda pelajaran sudah usai. Semua siswa sibuk memasukan buku kedalan tas masing-masing, tak terkecuali Evan. Tetapi sesaat kemudian, Evan termenung dalam pikirannya sendiri.
"Bener kata Gio. Gue harus minta maaf, sebelum dapat masalah." Batin Evan.
Evan bangkit dari tempat duduknya sembari memikul tasnya dan dengan langkah yang pasti untuk menghampiri Vanya.
"Eh... itu si anak baru plus cupu itu mau ngapain coba?!" Kata seorang anak cewek yang duduk di pojok kelas. Sedangkan yang lainnya hanya memperhatikan gerak-gerik Evan. Termasuk Gerald dan Aldo.
Evan berdiri tepat didepan Vanya, dan mulai berbicara.
"Vanya, Sorry"☆☆☆
To Be Continue....
Jangan lupa vote + komentarnya :)
Salam, Deddoxx
KAMU SEDANG MEMBACA
The Changing of My Life (Slow Up!)
Teen FictionEvandri Fernando Putra (Evan). Seorang murid baru di SMA Ibu Pertiwi, Jakarta. Evan merupakan seorang kutu buku dengan tampilan yang tidak menarik sama sekali alias CUPU. Dia tak mempunyai teman di sekolah barunya karena dianggap kampungan oleh selu...