rauf.

59 3 2
                                    

"Eh, ada anak baru. Pindahan Makassar."

Kala itu, gua yang sedang berkutat pada lembaran kertas putih super tebal terhenyak.

"Cowok?"

"Iya. Cie yang kepo," timpal Laura, sahabat gua.

"Apaan sih, orang belom ketemu juga."

"Nanti kalau udah ketemu justru langsung suka, ya?"

"Ngaco lu Ra."

"Wkwkwk selau kali Ndaaa."

"Terserah lu aja dah."

Ini si Laura malah ngajak gelut, gua aja belum selesai nyalin PR-nya Brian. Hadeh, mana banyak banget lagi.

"Nda, udah selese belom nyalinnya? Mau gue kasih ke temen gue nih."

Brian dateng ngehampirin gua, ngapain lagi kalau bukan nagih PR-nya.

"Bentar, Bray. Lima nomor lagi."

Gua berusaha secepat mungkin menggunakan bakat gua dalam menulis. Pengkor juga lama-lama nyalin 30 soal Matematika.

"Makanya lo tuh kalo diajak ngerjain PR iyain napa." Celetuk Laura.

"Elah, kalo PR Matematika sejak kapan gua iyain? Kecuali dibayar mah gua baru ikhlas ngerjainnya."

"Emangnya lo ga mau ketemu sama kakak gua yang ganteng, Kak Abdi?" Goda Laura.

Gua tertohok. Haha, Kak Abdi. Dulu gua sempet baper sama doi, tapi sekarang doi udah punya pacar, hiks.

"Ya itu mah beda lagi urusannya. Kak Abdi sama PR Matematika lebih menarik Kak Abdi." Jawab gua.

"ELAH KUTIL KADALL, kalo kakak gua aja semangat lo" celoteh Laura.

"Woi buru temen gue nungguin," Brian dateng nagih lagi.

"Oh iya, iya. thanks ya. Maaf telat," langsung aja gua serahin dokumen negara ke Presiden Brian. Abis itu doi ngacir lagi ke meja depan.

Beberapa menit kemudian, wali kelas gua, Pak Yusuf datang. Disebelahnya ada anak cowok yang baru pertama kali gua lihat. Pasti ini si anak pindahan itu.

"Selamat pagi anak-anak. Hari ini, kita kedatangan teman baru. Silakan nak perkenalkan diri kamu."

Cowok itu tersenyum simpul dan langsung berjalan menuju bagian tengah kelas. Semua murid terdiam menatap cowok itu.

"Perkenalkan smeuanya. Nama saya Rauf Abdurrachman. Panggil aja Rauf. Saya pindahan dari Makassar. Saya harap kita bisa berteman dengan baik." Abis itu doi senyum lagi.

Pak Yusuf ngangguk-ngangguk kalem. "Oke anak-anak, Bapak harap kalian bisa akrab dengan Rauf. Tolong bimbing Rauf ya."

"Baik, Pak!" Semuanya menjawab serempak.

"Rauf, silakan kamu duduk di sebelah Afif."

Lah, berarti tuh anak duduk di samping gua dong? Ya gapapa sih, cuma agak gimana gitu.

Rauf ngangguk-ngangguk dan langsung berjalan ke arah gua, lebih tepatnya ke samping gua.

"Salam kenal ya," gak sengaja gua denger Rauf ngomong gitu ke Afif. Si Afif mah senyum diem doang.

Eh ga taunya Rauf langsung nengok ke gua. Kaget lah gua. Tertohoque.

"Hai, salam kenal ya." Katanya Rauf.

Gua agak gelagapan tapi masih bisa ngendaliin diri, "I-iya salam kenal juga. Namaku Alamanda. Panggil aja Manda." Kata gua. Gua pun ngejulurin tangan ke Rauf.

Dan gua baru nyadar pake bahasa aku-kamu. Pfft....

Alhamdulillah si Rauf nerima sodoran tangan gua.

"Nama gua Rauf. Btw gausah pake aku-kamu wkwk, santai aja sama gua." Kata Rauf.

"Haha oke, siap. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Sumpah gua kaku banget, tapi yaudahlah emang kalo ama cowok gua ga bisa sok akrab.

Terus tau gak si Rauf bilang apa?

"Nama lu cantik, kayak orangnya."

Hari itu juga, untuk pertama kalinya gua tersipu malu karena makhluk bernama Rauf.

↔↔↔↔↔

HAI GUYS! Maaf ya kalo ceritanya berbelit, ini cerita romantis pertama aku WKWKWK terus ini juga pertama kalinya aku bikin cerita diwattpad. Semoga kalian suka ya, jangan lupa vote+comment. Terima kasih dan selamat membaca❤❤❤

-with love, zen

hate & love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang