Elias Horvejkul. Walaupun dia pakai nama Thailand, tapi darah marga Wu masih mengalir kental. Yah intinya, Elias pun masih termasuk kedalam marga Wu. Begitu juga dengan Nichkhun Buck Horvejkul, kakak laki-laki Elias. Secara, mamanya Elias yang notabene keturunan keluarga Wu, adik perempuan Hangeng, nikah sama temen kuliahnya waktu di Thailand dulu, yang kemudian jadi papanya Elias dan Nichkhun. Yah, ngerti kan maksudnya…?
Keluarga Horvejkul bukan keluarga kalangan bawah, tapi bukan juga kalangan atas setingkat Bill Gates. Yah… menengah keatas dikit(?) lah. Keluarga Horvejkul memang terbilang kaya, tapi gak kaya kaya amat. Dan meskipun begitu, mereka dibiasain hidup sederhana. Papanya Elias kerja sebagai salah satu kepala direktur di cabang perusahaannya Hangeng, sedangkan mamanya kerja sebagai pengacara.
Mereka termasuk keluarga yang harmonis, bahagia, jarang ada pertengkaran. Tapi suatu ketika musibah menimpa Nichkhun dan Elias. Elias yang waktu itu masih 5 tahun tiba-tiba harus kehilangan mama-papanya. Mama-papanya meninggal di tempat karena kecelakaan maut. Hangeng dan Zhoumi, adik kedua Hangeng, begitu denger berita itu langsung minta Nichkhun dan Elias buat pindah ke Cina dan tinggal di rumah kediaman keluarga Wu. Tapi Nichkhun yang waktu itu masih kelas 1 SMA kekeuh nolak dengan alasan “Gak mau ninggalin rumah kesayangan mama sama papa.”, alhasil datanglah bibi Marie yang dikirim oleh Hangeng buat jagain Nichkhun dan Elias.
Sekarang sepuluh tahun berlalu, Elias yang dulunya pemurung sedikit-sedikit mulai terbuka dan mulai ceria lagi kayak dulu. Elias sempet murung begitu tau Nichkhun kakak kesayangannya harus pergi ke Kanada dalam waktu yang lama. Ya wajar, satu-satunya keluarga yang Elias punya cuma Nichkhun, dan untuk yang kesekian kalinya Elias ditinggal pergi keluarganya. Tapi dia kembali ceria begitu Hangeng bilang ketiga (bonus satu) sepupunya bakalan tinggal sama dia. Apalagi Sehun. Elias kangen banget sama dedek gemes kesayangannya itu.
Seenggaknya Elias gak akan kesepian lagi, walaupun sepupu-sepupunya itu rese setengah mampus, terutama Yifan…
Yifan… Tao… Sehun… sepuluh tahun gak ketemu mereka, sekarang mereka kayak gimana ya?
Ngomongin sepupu… kok mereka belum dateng juga?
“El, ayo makan dulu.” Panggil bibi Marie dari arah ruang makan, wanita 45 tahun itu baru aja selesai masak.
“Bi, kok mereka belum dateng ya? padahal udah malem…” Elias yang lagi duduk di sofa sambil mandangin keluar jendela noleh kearah ruang makan buat nyari keberadaan bibinya, tapi yang didapat malah kakaknya yang lagi turun.
“Macet kali, kan kamu tau sendiri kayak gimana jalanannya.” Ujar Nichkhun sambil nyamperin adik kesayangannya. Lalu nepuk-nepuk lembut pucuk kepala Elias. “Makan dulu aja yuk, bibi Marie masak Thai Pad loh.”
Begitu nama masakan favoritnya disebut, Elias langsung aja beranjak dan ngacir ke ruang makan. Di tengah meja makan udah tersaji Thai Pad dan masakan lain dengan porsi ekstra. Ya maklum, bentar lagi empat monster kelaparan pada dateng kan…
“Bibi tumben masak Thai Pad.” Tanya Elias, rada heran juga tiba-tiba bibinya itu masak masakan special. Special disini karena bahan-bahannya agak susah diperoleh di Korea, asam jawa misalnya.
Bibi Marie yang lagi siapin beberapa piring pun melirik sambil senyum lembut kearah keponakan majikannya yang udah duduk manis di salah satu kursi. “Kan mau ada tamu spesial.”
.
.
.
Selagi itu…
“Fan, bener ini alamatnya?” tanya Yixing sangsi tanpa embel-embel gege lagi. Yaiyalah, ngapain panggil si tonggos ‘gege’ kalau tahun lahir aja sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princes of Wu [DISCONTINUED]
Teen Fiction[KRISYEOL-LAYHO-TAOBAEK-KAIHUN] Kisah cinta pahit-manis yang dialami oleh Wu Squad, empat cowok bermarga Wu yang penuh pesona dan bobrok secara bersamaan. Wu Yifan, si bongsor yang ngaku-ngaku cold city guy. Tapi langsung lembek kalo Nyai Chanyeol...