Remember....

429 31 2
                                    

Rei Dedes udah di depan, kamu beneran gak nyasar kan?
Send
Read

Masuk gang ini, wait ya cantik.
Read

Ok pagar putih Deket pos kamling ya.
Send
.
.
.
Read

Desyca menyimpan hp nya ke dalam saku jaket Jeans yang ia kenakan dengan dress biru selutut. Sesekali ia menoleh ke kiri kanan berharap mendapati Reihan yang akan menjemputnya.
Beberapa menit kemudian ia mendapati sedan maroon berhenti di sebrang jalan. Pengemudi menurunkan kaca mobilnya.
Desyca mengamatinya sesaat.
"Reihan!"
Desyca melambai, pengemudi mobil yang ternyata Reihan mengisyaratkan agar desyca tetap di tempat, sementara ia memutar balik mobilnya.
"Hai, buka sendiri apa di bukain?"
Reihan menurunkan kaca mobil di samping kemudi.
"Sendiri aja"
Desyca membuka mobil kemudian naik di samping kemudi.

"Sorry lama, harus puter balik, soalnya yang gang depan gag bisa masuk mobil"
Reihan melajukan mobilnya perlahan.
"Hahaha, iya. Kirain pake motor tadi"
"Hehe, di pinjemin mobilnya Tante Mira. Sekalian habis acara kita bisa hang out bareng "
"Oh, iya sih ya. Hehe"
"Lagian kalo Reihan pake motor mana bisa? Kamu pake rok gitu"
Reihan memonyongkan bibirnya menunjuk desyca, matanya masih fokus ke jalan.
"Hehe iya ya"
Desyca nyengir.
Hening sejenak

"O ya acaranya selesai jam brp?"
Reihan mengerutkan dahinya mengingat.
"Em... Sejam lagi kayaknya "
"Dirga jadi tampil?"
"Yup, udah di booking pak zam dia hehehe"
Desyca manggut manggut.
"Cantik lu Des.."
Desyca menatap Reihan menyelidik, yang di lihat hanya senyum masih fokus nyetir.
"

Hehe, jelas dong Kanjeng Dedes gitu loh"
Desyca berbangga, Reihan terkikik.
"Tapi sayang cantik cantik slebor, woahahahahaha"
Reihan ngakak.
"Heh, enak aja."
Desyca manyun.
"Hehe, sorry...."
Mereka berbincang ringan selama perjalanan, lumayan lama 40 menit perjalanan dari rumah desyca ke binusvi, sebenarnya kalau ngebut 25 menit sampai cuman Reihan bawa mobilnya pelan pelan. Mobil pinjaman katanya, kalau lecet benerinnya mahal berhubung ayahnya bangkrut dan gak ada yang nanggung biayanya, lagian dia gak berani ngebut ngebut, takut di tilang lagi. Udah tobat Reihan mah. Hehe.

"Yuk turun, kita tunggu d Kantin sambil nge es"
Reihan mengisyaratkan, desyca mengangguk.

Cklek, blam

"Rei tunggu"
Desyca menghentikan langkahnya, Reihan berbalik menaikkan kedua alisnya.
"Ada ratu gak?"
Desyca was was. Reihan terkikik, lalu nyamperin desyca.
"Trauma nih ceritanya?"
Desyca nyengir
"Don't worry dia udah pindah. Kan bokapnya ketangkep bareng bokap gue, yuk jalan"
Reihan, mengisyaratkan, desyca mengangguk mengikuti langkah reihan
"kok pindah?"
"Iya, malulah dia. Di bully sama segengnya hahaha"
"Ih kasian..."
"Biarin, biar tau dia rasanya di bully kayak apa. Mentang mentang punya kuasa seenak jidatnya sendiri."
"Eh jangan gitu Rei. Gitu gitu dulu kamu pacarin"
"Hehe iya sih, biar jadi populer. Makanya Rei pacarin"
"Ish dasar"
Reihan terkikik, desyca mengamati bangunan binusvi, beberapa kali ia takjub melihat bangunan megah yang berdiri kokoh di sana.
"Wuah, keren nih sekolahan"
"Itu lab, buat praktek biologi, di sebelahnya ada ruang boga terus ruang musik, terus komputer bla bla bla"
Reihan menjelaskan beberapa fungsi ruangan yang mereka lewati sebelum sampai kantin.
"Dan ini kantin"
Desyca nampak takjub. Reihan menuju meja di pinggir kaca jendela, desyca mengekornya.
"Duduk sini aja, bisa lihat anak anak main basket"
Desyca mengangguk, ia melihat ke arah lapangan, ada beberapa siswa yang sedang berlatih basket dan beberapa duduk di pinggir lapangan.
"Udah mulai libur, jadi anak anak gak ada yang masuk. Palingan beberapa doang yang masih ada kegiatan"
"Oh, iya sih"
"Bentar tak pesenin minum. Es teh aja ya"
Reihan beranjak. Desyca mengangguk, kemudian menikmati pemandangan di luar jendela.
'pantes yang sekolah di sini cakep cakep, fasilitasnya elit banget'
Gumam desyca masih takjub.
'15 menit lagi'
Gumamnya sambil melirik jam yang ada di pergelangan Kananya.

kemelut osn 304th SRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang