"Senyuman simpul, manis kian menghangatkan. Bersembunyi di bilik manakah kamu? Ku rasa aku sedikit dilanda rindu."
Pagi ini tetap dan akan selalu indah ditambah kebekuan yang mereda perlahan. Tak terasa hari berlalu begitu cepat, hingga sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Tiba saatnya pada pelajaran favorit semua siswa di high school musical termasuk di kelas acoustic 3. Seorang wanita berhijab, dengan wajah yang begitu awet muda perlahan menuntun langkahnya mendekati para siswa. Mungkin benar kata gossip yang beredar, miss Vena merupakan mantan gadis sampul ketika belia. Tak heran, wajahnya terlihat begitu menawan meski hanya dipoles dengan make up yang natural.
"Morning my lovely students!" sapa miss Vena dengan gaya khasnya.
"I love you too miss!" celetuk Karrel menanggapi sapaan miss Vena, beriringan dengan tawa siswa lain dikarenakan ulah iseng pria manis itu.
"Waduh Rell, miss Venna takut lho ntar dimusuhin sama pacar kamu," tanggap beliau balik menggoda.
"Oh iya, Mesha maaf ya! Cuma bercanda kok, jangan ngambek lho," jawab pria itu seraya melirik gadis yang perlahan wajahnya mulai memerah menahan malu.
"Cieeeeee, uhuy!"
"Udah official nih,"
Sesorakan lah yang terdengar seusai Karrel mengatupkan bibirnya.
"Apaan dah!" tak kuat terus menerus di hantam dengan sorakan teman-temannya, akhirnya Mesha menimpali.
Anya yang berada di samping Mesha tak mau kalah, "emm, udah udah guys! Kasihan sohib gua mukanya udah merah lebih dari tomat ni!". Bukannya membantu, Anya justru ikut ikutan meledek sahabatnya.
"Udah-udah, kasian Meshanya lama lama jadi kepiting rebus! Okey berhubung Karrel sepertinya paling percaya diri, untuk ujian menyanyi dengan bermain gitar ini Karrel jadi peserta pertamanya ya!" perintah miss Vena kepada Karrel.
Tanpa menjawab pernyataan yang terlontar, dengan penuh kepercayaan diri Karrel menenteng gitarnya dan melangkahkan kakinya ke depan kelas. Namun langkah itu tiba tiba terhenti tepat di samping bangku gadis yang rasanya ingin menyembunyikan wajah dikarenakan rasa malu. Ia menundukkan kepalanya, menatap mata gadis yang sedang terduduk kaku tersebut. "Tolong rekamin ya," ujarnya sambil tersenyum, begitu merekah.
Tak memperdulikan sorak gembira teman temannya, gadis itu membalas perkataan Karrel dengan senyum tipis pertanda setuju. Hati yang dahulu membeku bahkan ketika terlintas jutaan senyum di hadapannya, kini benar benar menghangat. Senyuman itu, senyuman tulus yang akan selalu Mesha rindukan.
Jemari pria yang sedikit manis itu menari perlahan. Menciptakan irama lembut, begitu menenangkan. Pria kebanyakan memang handal memikat wanita, terutama dalam bual-membual. Namun entah, ada yang beda dari yang satu ini di mata Mesha.
What would I do without your smart mouth?
Drawing me in, and you kicking me out
You've got my head spinning, no kidding, I can't pin you down
What's going on in that beautiful mind
I'm on your magical mystery ride
And I'm so dizzy, don't know what hit me, but I'll be alright
Iya, Karrel memilih membawakan lagu all of me yang dipopulerkan John legend. Lagu yang begitu sederhana itu menghipnotis puluhan pasang mata yang memandang performa tersebut. Tak berjeda, mata pelantun lagu indah itu mengarahkan pandangannya ke arah Mesha. Menggulirkan senyum dan tatapan begitu dalam dari kedua belah pihak. Gadis itu tidak lupa mengabadikan momen tersebut melalui ponsel pribadinya sesuai permintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEALOUS {COMPLETED}
Teen FictionAs I sink in the sand (Saat aku tenggelam dalam pasir) Watch you slip through my hands (Melihatmu pergi dariku) Oh, as I die here another day (Oh, saat aku mati di sini suatu saat nanti) Cause all I do is cry behind this smile (Yang kulakukan adalah...