"Jika aku diminta menyimpulkan bahagia dengan satu kata, aku akan memilih kata "kamu", karena setidaknya bersamamu bahagia itu bukan sekedar fiktif belaka."Sesampainya di school hospital, Karrel merebahkan badanya di ranjang. Gadis itu segera menyiapkan segala keperluan untuk mengobati luka pria yang sedikit manis itu.
"Ini lukanya udah lo guyur pakai air belum?" tanya Mesha.
"Kok pake lo lagi sih, tik."
"Ni cowok udah di kasih hati minta jantung, abis ini minta apa lagi?" batin Mesha dalam hati.
"Gua tinggal ya, bawel banget sih lo!"
"Jangan tinggalin aku ya Mesh, kamu kan sahabatku?" ujar nya memelas dengan senjatanya, puppy eyes.
"Iya deh iya, ini lukanya udah kamu bersihin, Rell?"
"Nah gitu kek, tik. Belum sih, tapi udah aku mandiin tadi pagi pakai ramuan kembang tujuh rupa," jelasnya dengan wajah yang sungguh membuat siapapun yang melihatnya ingin mencubit pria itu hingga menjerit kesakitan.
"Kamu bisa serius nggak sih Rell? Nggak lucu,"
"Oo jadi kamu mau di seriusin? Yakin sekarang nggak terlalu cepat? Aku mah ayo aja,"
"Dasar karet! Hahaha," jawab gadis itu seraya menjepitkan jari nya ke perut Karrel dan memutar nya penuh perasaan ganas.
"Ah, sakit Mesh cubit gantian ya!" teriak pria itu yang dengan sigap beranjak berdiri dan mengejar gadis yang sedang tertawa penuh kemenangan itu.
"Mendekat nggak jadi obatin nih, udah deh diem tiduran aja! Ngeyel banget sih jadi cowok, udah tau aku lagi PMS juga!"
"Pantesan kayak macan,"
"Iihh," belum melanjutkan perkataannya, Karrel sudah menyambung nya dengan kata "macan itu mama cantik, jangan sensi deh sist,"
Memang pria itu merupakan pria yang di lahirkan dengan seribu satu cara untuk mengunci lisan siapapun yang menatap mata indahnya. Entah karena kesal dengan kekanak-kanakannya entah terbius akan pesonanya, pesona buaya lebih tepatnya.
Tanpa banyak bercakap, Mesha memilih diam dan mulai mengobati luka di kaki pria itu, tetapi belum dapat mengobati luka di hati pria itu sudah pasti.
Gadis itu fokus menundukan kepalanya saat mengobati pria itu, karena dia tidak mau memperparah luka yang di rasa si pria berandalan itu.
"Mesha," panggil Karrel lembut.
Otimatis gadis itu mendongakkan pandanganya ke arah Karrel, dan ternyata pria itu sudah menyiapkan handphone di tangan nya, tertebak sudah apa yang dilakukan pria itu ketika flash mulai menyala.
"Yey akhirnya dapet juga foto aib kamu," ledek pria itu tak lupa juga menjulurkan lidahnya.
"Woy hapus Rell, liat dulu fotonya,"
"Nih, cantik banget deh Mesh."
"Jijay muka gua Rell, hapus nggak!"
"Cantik kok Mesh," jawab pria itu dengan senyum girang.
Mesha berusaha menarik tangan pria itu, dan merebut handphone yang sedari tadi digenggam Karrel.
"Cie modus cie, pegang-pegang tangan aku. Udah mulai agresif ya sekarang,"
"Wah cari masalah ni bocah, lagian buat apa modus sama rajanya modus kayak lo ret! Siniin!" teriak Mesha sambil terus berusaha semaksimal mungkin untuk menghapus foto aib nya itu.
Bukannya menuruti, pria itu malah justru melunjak.
"Gila nih foto kalo dikirim buat casting laku keras pasti, secara cantik banget kamu kayak bidadari turun dari angkot! Hahahahahaha. " tawanya puas.
"Bodo amat udah, capek gua sama lo! Ngeledek mulu nggak capek apa?"
"Kalo buat kamu mana bisa sih aku capek? Yang ada bawaanya semangat mulu, apalagi kalo dapet pemandangan muka jutek kamu wah berasa dapet THR,"
Helaan nafas panjang dihembuskan Mesha. Emosi gadis itu sudah benar benar di ujung tanduk, sebenarnya dia tak kuasa menahan kekesalanya lagi, tetapi dari pada dirinya harus menambah menit apalagi menperpanjang waktu untuk berhadapan dengan pria itu, lebih baik ia membungkam, meredam emosinya dan memilih melanjutkan tugasnya.
"Cie diem, udah mulai kesel nih? Maaf deh,"
Gadis itu masih terus terdiam.
"Mesh? Maafin Karrel ya?" tanya pria itu dengan suara yang selembut pantat bayi seraya menatap mata Mesha, dalam.
"Tau aja ni bocah, gua paling nggak bisa dilihat matanya. Lagi lagi gua ngerasain semua yang dia rasain, ni anak tapi keliatanya bahagia bahagia aja? Tapi kenapa setiap ngeliat matanya, gua sedih gini?"batin Mesha saat menatap mata indah pria sepantarannya itu.
"Iya nggak papa, udah nih lukanya jangan dikenain air dulu ya sampe beneran kering. Ini perbannya diganti setiap hari ya, Rell."
"Okay makasih Mesha," ujar Karrel berterimakasih dengan senyum yang seperti sakarin, manis tapi buatan.
"Aku boleh nanya sama kamu nggak Rell? Tapi kalo kamu nggak mau jawab juga nggak papa kok,"
"Kalo aku bisa pasti aku jawab Mesh, kenapa?"
"Kamu lagi sedih kenapa sih?" tanya Mesha, sejujurnya suhu badannya mendingin karena takut ucapannya menyinggung.
"Hah? Sedih? Orang bahagia gini kok," senyum sakarin itu tampak lagi.
"Percumah tau kamu bohong sama orang kayak aku, pasti aku tau. Kamu kenapa?"
"Lah siapa yang bohong coba?"
Jegrekk
Suara pintu terbuka mengagetkan dan mengheningkan dua insan yang sedang berdebat itu. Muncullah sesosok wanita.
"Ehh kalian, berduaan aja!! Katanya cuma temenan malah berdua duaan!" teriak wanita itu.
"Emang kita temenan doang kan, Mesh?" tanya Karrel. Pertanyaan itu dijawab si gadis dengan anggukan. Lalu Karrel menyambungnya lagi "teman hidup kan? Yeay akhirnya kamu mengakui,"
"Dasar karet bodong!" teriak mesha dan sesosok wanita tadi yang ternyata Anya dengan bersamaan.
"Karet? Wah boleh juga tuh. Berarti aku elastis dong? Udah yuk ke kelas, tuan muda lelah. "
Kedua gadis itu saling pandang menyiratkan seakan akan batin mereka saling berbincang "istighfar istighfar, orang sabar disayang pacar orang! Eh hahaha. "
"Kamu itu sebenarnya pelukis? Pelawak? Penghancur? Atau ketiganya sih? Aku lihat kamu memang benar benar handal melukis senyumku, menghapus duka ku dan mengancurkan bahagiaku bahkan disaat yang sama. Ku rasa kamu memang profesional diberbagai bidang."
Heyy gaisss apakabar semuanya?
Lagi lagi maafin author yaaa yang selalu lambat biat update :( tapi bneran mood nggak jelas banget.
Mungkin vote atau saran dari kalian bisa jadi moodboaster author hehe :( :)
Sebenernya aku lagi ada rencana buat nge cetak jealous ini? Pendapat kalian gimanaa? Plisss komen ya gaesss :) i need ur opinion ♥♥♥♥♥
Thx for reading!Salam sayang, for you all
Mawarmu 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
JEALOUS {COMPLETED}
TeenfikceAs I sink in the sand (Saat aku tenggelam dalam pasir) Watch you slip through my hands (Melihatmu pergi dariku) Oh, as I die here another day (Oh, saat aku mati di sini suatu saat nanti) Cause all I do is cry behind this smile (Yang kulakukan adalah...