Seongwoo sempat bertanya-tanya mengapa mata Jihoon nampak berair ketika mereka masuk ke kamarnya.
Saat itu, mereka membawa kejutan ulang tahun untuk Jihoon, yang mana sudah dibocorkan oleh Daniel. Itu bukan reaksi spontan hitungan sepersekian detik apalagi untuk ukuran seorang remaja yang memiliki dualitas aneh seperti Jihoon.
Pelupuk mata Jihoon menjelaskan segalanya. Lelehan air mata yang diusap kasar oleh Jihoon tetap saja tertangkap mata Seongwoo.
Begitupula dengan Daniel.
Jihoon jarang sekali menangis. Namun detik ini, ia tidak bisa menyembunyikan luapan emosinya yang membuncah layaknya nyala kembang api tahun baru.
Mimpi itu, terasa seperti nyata baginya. Letupan emosi yang membuncah layaknya nyala kembang api masih begitu terasa di hati Jihoon. Bahkan setiap emosi yang terjadi setiap detiknya mampu meningkatkan ketukan jantungnya.
Kemudian ketika sepuluh sosok yang ia sayangi hadir di depan matanya dengan membawa sebuah kue yang lilinnya menari-nari, Jihoon terlalu bahagia. Terlalu banyak bunga dalam hatinya tapi juga ada keharuan yang terselip diantaranya.
"Hyung! Turunlah dari kasurmu dan tiup lilinnya!" itu suara Jinyoung, berdiri diantara Sungwoon dan Minhyun. Ia ingin menyerobot masuk tapi kamar Jihoon terlalu sempit untuk menampung semua member.
"Jangan terharu dulu. Kami masih punya banyak hadiah untukmu." Woojin menyahut cepat dan bergerak gesit untuk menarik Jihoon turun.
Seperti biasa, Daniel akan tersenyum lebar hingga ke ujung matanya. Gigi kelincinya mengintip lucu. Menggemaskan.
Jisung membawa yang lain keluar dari kamar Jihoon sementara Woojin terlalu bersemangat menyeret Jihoon.
Daniel hampir merangkul Jihoon sebelum matanya menangkap sebuah buku coklat yang terselip di bawah onggokan selimut Jihoon. Ia mengernyit tetapi memilih untuk tidak menuruti rasa ingin tahunya dan juga mengesampingkan rasa penasaran yang menggebu-gebu.
Jadi, ia berjingkat menyusul langkah Jihoon dan merangkulnya dengan erat.
Jihoon tidak menyadari kapan dan bagaimana teman-temannya membuat semua hiasan dan balon-balon yang menggantung di ruang tengah.
Semuanya begitu sederhana tapi terasa sangat manis. Setiap jengkal confetti yang terulur, balon, hiasan nama Jihoon dan juga kue yang dihias manis.
Jihoon berdesir bahagia. Tidak sadar ternyata dirinya terpaku diam sementara yang lain sibuk sendiri memakai topi kerucut dan Jisung uring-uringan mencari korek api karena nyala lilinnya tidak sengaja padam oleh tingkah Seongwoo.
"Eiy! Jangan diam saja. Kemari, Jihoonie!" seru Sungwoon yang hampir meniup salah satu ornamen ulang tahun di meja.
Minhyun mendorong punggung Jihoon dan mendudukkannya di sofa. Jisung setengah berlari menyalakan lilin kemudian mereka duduk manis mengelilingi Jihoon.
"Ucapkan permohonanmu lalu tiup lilinnya, Jihoonie."
Jihoon menyanggupi perkataan Daniel. Dengan senyuman dibibirnya, ia menutup mata. Di dalam hati, ia merapalkan beberapa permohonan untuk dirinya, member Wanna One, Orangtuanya dan orang-orang yang menyayanginya.
Doa yang terbaik dari segala yang terbaik. Aamiin.
Setelah Jihoon kembali membuka mata, Daniel mengambil kue dari tengah meja kemudian menyodorkan di depan wajah Jihoon.
"Tiup lilinnya," kata Daniel.
Daniel dan kue ulang tahun ini mengingatkan Jihoon pada mimpi terakhirnya yang sederhana dan sangat manis. Ia hampir meneteskan airmata jika Jinyoung tidak menepuk lengannya dan menyuruhnya untuk segera meniup lilin.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him [Jihoon in Dreamland]
Fiksi PenggemarBagaimana jika, ... kau berkelana di alam mimpi yang terasa begitu nyata dan itu terjadi selama beberapa hari? Jihoon's Birthday Project by Nielwink Heaven; @bundajihoon2905 @Cheryxblossom @Daniellavanie @december2812 @justohsehunsgirl @KatanyaCint...