ABSEN DULU YANG NUNGGU CERITA INII, AWAS ENGGAK
Khem, bumi emang panas ya belakangan ini 🌚👉👈
Pemandangan yang Rara lihat tiap hari
"Ra, sakit nggak tadi?" Gue berbisik di belakang telinga Rara yang masih mejemin mata.
"Nggak, enak kok." Bisa-bisanya dia ngangkat jempolnya seolah gue pemberi jasa yang butuh rate bintang lima. Kadang gue mikir kenapa ya kalau sama Rara harga diri gue kayak nggak ada, kurang terus gitu. Kalau sama mantan-mantan, gue pd aja tuh, tapi sama Rara gue mikir apa performa gue kurang ya buat dia?
Gue menautkan jemari gue di sela-sela jemari Rara dibarengi kecupan lama di pipinya. "Ra, kamu cantik banget tadi."
"Sekarang enggak emangnya?" sahut Rara.
"Cantik terus. Tapi beda kalau lagi di ranjang," puji gue terus terang. Gila, Rara tuh kayak cewek slengean biasa di kehidupan sehari-hari, tapi percaya sama gue, dia kalau udah ada di bawah badan gue beuh! Gue sampai lupa dia anaknya Bagas.
"Manis banget mulutnya, pasti mau minta lagi ya?"
"Boleh emang Ra?"
"Sepuluh menit lagi. Rara mau rebahan."
"Okey. Bilang ya kalau Rara udah siap." Gue menciumi belakang leher Rara, wanginya candu banget. Lagi naik-naiknya gini mendadak ada telepon masuk. Gue yang lagi menikmati kehangatan istri jadi duduk tegap pas tahu Bagas yang nelpon.
"Hah? Apaan?"
"Lo nggak di apartemen Go? Gue ada di depan nih, bawain kue kesukaan Rara."
Ya mampus. Si Bagas pakai datang lagi. Gue mau bohong juga males soalnya bukan sifat gue banget, pernah bohong tapi karena nggak terlatih langsung ketahuan. Gue lirik Rara yang masih ketutupan selimut.
"Ya udah, tunggu bentar."
"Emang lo lagi ngapain kenapa nggak buka pintu sekarang?"
Sudut bibir gue terangkat naik. "Ibadah halal."
Beberapa detik berlalu, belum ada respon dari Bagas. Gue nunggu banget gimana ngamuknya dia, kangen juga dengar amukan Bagas. Udah lama enggak.
"Oh yaudah kalau gitu, sorry gue dateng di waktu yang kurang tepat. Lanjutin deh, kuenya gue taruh depan pintu aja gak apa-apa nih?" Suara Bagas yang kedengaran lesuh bikin gue nggak tega.
"Bercanda elah. Bentar, gue bukain pintu habis ini."
Gue buru-buru pakai baju, nggak lupa kasih tahu Rara kalau Bagas datang. Begitu buka pintu, muka Bagas udah nggak ngenakin. Matanya naik turun ngamatin gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With A Young Girl
Humor[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjodohan jadi pintu alternatif. Virgo, Si mantan playboy, akhirnya rela dijodohkan. Namun apa jadinya s...